5. Kerja kelompok

34 20 76
                                    

Hallo! Ada yang masih nunggu Rico?

Happy reading gais♡

*****

Siang ini Ranaya dan kelima temannya sedang berkumpul di area parkiran sekolah. Hampir semua murid sudah pulang, tetapi mereka masih sibuk berunding.

"Di rumah lo aja Do, bisa ngerujak kita, mangga nya nyolong ke tetangga samping rumah lo aja." Ide Ranaya.

"Ogah gue. Lo sih enak abis makan pulang, lah gue ntar gak dapet jatah makan sama Ibu gue kalo ketahuan nyolong." Sungut Aldo kesal.

Saat ini mereka sedang berunding akan mengerjakan kerja kelompok dimana. Minggu lalu, mereka di berikan tugas kelompok untuk membuat tugas biologi. Ranaya ngotot sekali ingin mengerjakan di rumah Aldo. Sedangkan laki-laki itu tidak mau, karena pasti Ranaya akan melakukan hal yang tidak tidak pada rumahnya. Dan ia yang selalu mendapatkan hukuman Ibunya jika sudah begitu.

"Dirumah lo aja Nay. Kan gaada orang tuh asik deh bisa karaokean." Usul Nano.

"Kita mau ngerjain tugas, bukan main," Ucap Tian tidak habis pikir dengan teman-temannya.

"Yaudah dirumah lo aja Yan," Ujar Adit, yang sudah pegal berdiri terlalu lama.

Tian menggangguk menyetujui. Dirumahnya juga sedang tidak ada siapapun yang bisa mengganggu. Adiknya sedang menginap di rumah nenek, sedangkan orang tuanya bekerja.

"Tapi di rumah lo ada makanan kan?" Tanya Ranaya memelas, takut jika berat badan nya menurun karena tidak makan. Gadis itu tak ingin terlalu kurus seperti lidi. Padahal tidak makan sekali tak akan membuat bobotnya menurun.

Tian tersenyum lembut, mengacak poni gadis itu lalu menjawab. "Gue punya banyak es krim sama brownies dirumah."

Ranaya tersenyum sumringah, gadis itu bergegas menarik tangan Tian untuk cepat-cepat kerumah lelaki itu. "Ayo." Ujarnya semangat.

"Giliran makanan aja kita ditinggal," Cibir Aldo.

"Dasar perut karung," Sambung Adit.

"Bukan temen gue," Lanjut Nano.

"Dasar cewek," Timpal Roni yang sedari tadi diam.

Mereka berempat pun berjalan kearah motor masing-masing dengan wajah masam. Sedangkan Ranaya saat ini sudah duduk manis di boncengan motor Tian. Gadis itu memeluk Tian erat lalu berseru, "Berangkattt!"

Kelima laki-laki itu segera menjalankan motor mereka menuju rumah Tian.

Saat sedang berada di lampu merah, Ranaya menyipit fokus pada satu arah disana, melihat seseorang yang familiar di matanya. Motor besar berwarna hitam, jaket kulit, helm full face. Sangat menggambarkan orang tampan.

"GANTENG!!" Suara gadis itu membuat beberapa pengendara menengok kearahnya.

"Kenapa Nay?" Tanya Tian binggung.

"Itu ada ganteng."

Tian menyernyit, "Ganteng?"

"Iya itu- GANTENGG!" Ranaya memotong penjelasannya saat melihat pengendara motor yang tadi dipanggilnya menengok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELL-o RicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang