-12-🍉🌰

876 95 4
                                    

Hari ini Mark dengan putranya tengah ada di meja makan, hanya berdua.

Syukurlah demam Jisung juga sudah mereda, bahkan anaknya itu sudah kembali ceria seperti biasanya. dan yang paling membuat Mark bersyukur, putranya tidak mencari dimana Eomma nya.

Ya setidaknya Mark dalam dekat ini tidak perlu kembali berbohong, soal dimana Eomma dari bocah itu.

"Appa." pangil sang putra, Mark yang tengah makan makanan nya menoleh pada putranya.

Ya memang saat ini dia sedang makan sekaligus menyuapi putraya.

"Apa Jii?"

"Itung ngin elgi ke lumah ele", di sela-sela menguyah makanan yang di suapi oleh sang Appa, Jisung berbicara.

Butuh 1 menit untuk Mark mengerti ucapan putraya, setelah merasa paham dan tau Mark tersenyum dan menjawab.

"Nanti, sekarang habiskan makanan mu dulu nanti Appa antar oke?"

"Emmm Oce"

Sang putra ngangguk-angguk, menerima suapan Appa nya. dan kali ini Jisung menggeleng menolak.

"Anyakan Appa, ulut Itung dak uat." Jisung mendorong sendok yang ingin sang Appa nya suapkan kepadanya.

"Apa?" tanya Mark, kali ini ia tidak paham dengan ucapan putranya.

"Ayakan!! Itung ndak uat ulutt" Jisung nampak kesal, menepis sendok yang masih ingin sang Appa sodorkan lagi padanya.

"Oh makanya udah?" Mark menaruh sendok ke piring putranya, lalu ia memakan makanan nya sendiri.

Tapi baru menyuap satu sendok, putranya kembali berbicara. Protes yang lagi lagi Mark gak tau dia ngomong apa.

"Elummm.. acih apel Itung!!" Jisung menepuk-nepuk perut kecil nya.

"Kenapa perut Icung sakit?" tanya Mark, dan sang putra menggeleng ribut.

"Apell itung apel!!"

"Icung mau buah Apel?"

Jisung kembali menggeleng ribut, membuat Mark pusing. Dirinya tidak tau dengan apa yang di mau putranya, dirinya tidak paham!

"Jisung lapar?"

Putranya mengangguk, akhirnya! Mark tersenyum sesaat lalu mengambil kembali sendok putranya. Kembali menyuapi putranya dan Jisung makan dengan lahap, hingga tak terasa nasi di piring putranya sudah habis tak tersisa. dan seperti nya putranya sangat kekenyangan.

"Appa Itung antuk." bocah itu mengucak-ucak matanya, dan Mark kali ini Mark langsung paham.

"Katanya mau ke rumah Chenle?" tanya sang Appa, tapi mengendong putranya dan membawa nya ke kamar.

"Anti alam adhja" jawab Jisung, sudah menyenderkan kepalanya di bidang dada sang Appa nya.

Mark gak menangapi, ia tidak mengerti apa yang di ucapkan putranya. Hufttt, sepertinya dirinya harus banyak-banyak belajar apa yang putranya ucapkan. Ada rasa menyesal karena dulu dirinya tak begitu dekat, dan malah sering bertengkar dengan putranya dan berebut perhatian dari Ibu bocah itu.

Namun walau begitu, Mark tidak menyesali selama ini bisa bersama dengan Lucas. Walaupun sekarang hmm entahlah.. dirinya saja tidak tau, Lucas itu masih istri atau mantan istrinya?

Hari-hari Mark gunakan bersama putranya, dia bahkan tidak berangkat ke kantor, dan menghandle nya di rumah. Jisung juga hingga saat ini tidak mencari dimana Eomma nya, dan itu membuat Mark lega.

Namun sisi lain Mark sedih, kenapa isterinya itu tidak menelfon dirinya. untuk sekedar menanyakan kabar sang putra pun tidak ada sama sekali, dirinya dengan Lucas benar-benar sudah tidak pernah berhubungan lagi.

IDOL MarkCas |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang