Bismillah....
Untuk mendapatkan apa yang kamu cintai , kamu harus terlebih dahulu bersabar dengan apa yang kamu benci .
- Imam Ghazali
•
•
•
•"As'salamualaikum, ais pulang" Teriakan kencang dari arah pintu masuk, membuat kedua paruh baya yang sedang duduk memikik kaget.
"Astagfirullah, Ais. Jangan teriak nak. Gak baik" Tegur ayah
"hehe, maaf, yah" Jawabnya cengengesan
Setelah menyalim tangan ayah bundanya, Aisyah hendak memasuki kamar sebelum suara milik ayahnya terdengar.
"Nak, habis ganti baju. Turun kebawah, ada yang mau ayah tanyain" Teriak ayah dari bawah.
"oke, yah" Jawab Aisyah.
Tidak cukup 5 menit, Aisyah keluar kamar menemui ayah dan bundanya.
"Yah. Bun" panggil Aisyah, setelah keluar dari kamar.
Merasa ada yang memanggil, kedua paru bayah itu menoleh keasal suara.
"Sini duduk samping, ayah" suruh, ayah menepuk sofa sampingnya
"Kenapa yah?. Kok manggik, Ais" tanya Aisyah penasaran
"Ayah, mau tanya sama kamu"
"Tanya apa, yah?"
"Kamu masih pacaran?" Tanya, ayah dibalas gelengan oleh, Aisyah.
"Nggak lgi"
"Alhamdulillah" Jawab ayah bersyukur. "Ayah, mintah satu hal, boleh?" lanjutnya dengan bertanya.
"Boleh, yah" jawab, Aisyah.
"Sekarang umur kamu 18 sebentar masuk 19 tahun yang artinya kamu udah cukup umur. Ayah, hanya minta satu sama kamu. Kamu pake hijab ya?" ucap ayah menatap Aisyah. "Kamu perempuan, nak. Wajib pake hijab. Perempuan itu harus pandai menjaga diri" lanjut ayah mengelus kepala, Aisyah.
Aisyah yang mendengar permintaan ayahnya hanya diam.
Bagaimana ini?, dia belum siap.
"Ais, belum siap yah" jawabnya lirih
Ayah, bunda yang mendengar jawaban Aisyah hanya menghela nafas pelan.
"Kenapa? Ais, mau ayah masuk neraka? Ais, mau ayah dihukum hanya gak bisa menjaga anak gadis, ayah? Ais, gak sayang ayah lagi? Atau Ais, pengen ayah tersiksa di neraka?" pertanyaan beruntun itu seolah menampar, Aisyah.
Tapi. Bagaimana ini? Disatu sisi, dia belum siap tapi disisi lain dia juga tidak mau ayahnya masuk neraka.
Aisyah, menggeleng sebagai tanda jawaban
"Ais, sayang ayah. Ais, gak mau ayah masuk neraka. Tapi, Ais juga belum siap. Ini terlalu mendadak buat Ais" Ucap ais menunduk.
Bunda yang mendengar jawaban anaknya, segera mendekat.
"Ais, kenapa belum siap?" tanya bunda lembut.
"Ini terlalu mendadak bunda. Ais, belum paham, Ais belum pantas. Nanti orang bilang, Ais gak pantas pake hijap karnah gak sesuai sama sikap" jawab, aisyah menatap bundanya.
"Nak, bunda paham. Tapi ucapan mereka jangan ambil hati. Kita yang menjalani hidup kita, bukan mereka. Pantas tidak pantasnya kita pake hijab. Kita tetap harus pake, karena memakai hijab itu wajib bagi semua perempuan. Zaman sekarang banyak bangat yang mengumbar aurat bahkan mereka terang terangan memamerkan tubuh mereka. Padahal mereka tau, perbuatan mereka akan menaring orang tuanya ke neraka. Kamu mau, ayah bunda masuk neraka?" jelas bunda panjang lebar, diakhiri dengan pertanyaan.
Aisyah yang mendengar penjelasan pundanya hanya diam, kemudian menggeleng menjawab pertanyaan bunda.
Ayah tersenyum mendengar nasihat istrinya. Ia bangga bisa mendapatkan istri sebaik Syasah-bunda Aisyah.
Kemudian beralih menatap, anaknya. "Ais, gak mau kan. Bunda sama ayah masuk neraka?" tanya ayah
"Gak mau, yah" jawabnya
"Kalau gitu, mau yah pake hijab?" tanya ayah lagi.
"In syaa allah, Ais siap" jawabnya mantap
Mendengar jawaban anaknya, kedua orang tua, Aisyah mengucapkan hamdallah.
"Alhamdulillah" ucap keduanya tersenyum memeluk anaknya.
"Mau nurutin permintaan, bunda?. Satu aja" tanya bunda melepas pelukanya kemudian menatap, Aisyah.
"Apa, bunda"
"Kamu, pesantren ya?"
Aisyah mendengar ucapan bundanya itu, menolak.
"Ais, gak mau jauh sama ayah sama bunda" jawabnya menahan air mata
"Ais, mau belajar memperbaiki diri lebih baik lagi?" tanya bunda lembut
Aisyah menganggung
"Kalau gitu, mau yah belajar di pesantren. Bunda sama ayah gak mungkin menemani ais terus. Bunda sama ayah juga sibuk. Ais, tenang aja, pesantren itu milik sahabat dekat, Ayah" Ucap bunda mengelus kepala, Aisyah.
"Tapi, Ais gak mau jauh sama ayah sama bunda"
"Ayah bunda akan jenguk, Ais kok"
"Janji yah?" tanya ais. Kemudia mengangkat jari kelingkingnya.
Ayah yang melihat kelakuan anaknya itu, hanya tersenyum.
"In syaa allah" jawab ayah bunda bersamaan.
Sabtu 5 maret 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Mencintaimu
Teen Fiction📌FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Siapa yang tidak mengenal nama MUHAMMAD IZRAM AL FAQIH?. IZRAM, pemuda yang usianya baru memasuki 23 tahun. Dari namanya saja sudah membuat santri putri maupun putra ketar ketir. Bagaimana tidak? IZRAM adalah Gus sekalig...