HM:7

181 7 0
                                    

Bismillah...

"Mahkota seseorang adalah akalnya. Derajat seseorang adalah agamanya. Sedangkan kehormatan seseorang adalah budi pekertinya."

-Umar bin Khattab-

"Pasien mengalami banyak kekurangan darah akibat benturan yang terjadi dibagian kepala, dengan demikian saya menyatakan pasien dalam keadaan koma" Ucap dokter Nisa menatap ketiga nya bergantian.

Mendengar penjelasan, Dokter Nisa, Bunda, Ayah dan Hasnah syok sekerika.

"A-apa?, anak saya koma? Dokter jangan bercanda!" Marah Bunda menatap Dokter Nisa tajam

"Saya tidak sedang bercanda, Bu" jelasnya

Ayah, yang merasakan Bunda akan maju seketika menariknya kepelukanya, "Kira-kira anak saya kapan sadarnya, Dok?" Tanya, Ayah menatap Dokter Nisa penuh harap.

"Kalau soal itu saya tidak bisa menentukan, apalagi keadaan pasien yang lemah. Berdoa saja, semoga pasien cepat sadar dari koma, kalau begitu saya pamit dulu pak, buk, mari. Assalamualaikum" Jawab Dokter Nisa dengan menutupnya dengan salam kemudian pergi.

Bunda yang mendengar penjelasn itu pun seketika melemah, "A-ayah, hiks A-aisyah, yah" Ucap bunda menatap Ayah senduh

"Kita berdoa buat keselamatan anak kita Bun, Anak kita anak yang kuat. Aisyah, putri kita pasti akan selamat, pa-pasti" Kata ayah menenangkan.

Hasnah yang sudah dari tadi diam, seketika membuka suara,

"Om, tante. Ma-maaf, ini semua salah Hasnah. Jika saja Hasnah, gak bil—" Ucapan Hasnah terpotong dengan perkataan Ayah

"Om udah bilang, Hasnah! Ini bukan salah kamu, ini semua takdir" Jelas Ayah tegas menatap Hasnah dan kembali menatap putrinya didalam sana.

"Ma-maaf om" Jawabnya menunduk.

Melihat jam yang menunjukan pukul 12:58, Ayah kembali melihat Hasnah yang menunduk. Helaan nafas yang Ayah keluarkan.

"Ini udah tengah malah, Hasnah. Kamu gak dicariin mami kamu? Lebih baik kamu pulang, maaf om gak bisa anterin kamu pulang. Nanti supir om yang anterin" titah Ayah pada Hasnah.

"En-enggak usah om. Hasnah mau temanin, Aisyah disini"

"Enggak, Hasnah! Nanti mami kamu khawatir nyariin kamu. Om udah nyuruh supir om buat anterin kamu, sekarang dia ada di parkiran. Soal, Aisyah nanti kami yang jagain, besok kamu bisa datang jengukin dia. Lagi pula gak baik perempuan keluar malam selarut ini" Jelas Ayah panjang lebar.

"Baik om. Kalau gitu, Hasnah pamit pulang. Assalamualaikum" Salamnya kemudian mencium tangan Ayah. Sedangkan bunda sudah dari tadi tidur di pelukan Ayah.

Selepas kepergian, Hasnah. Ayah menatap wajah istrinya yang tidur. Meneliti setiap wajah nya dengan seksama, mata yang bengkak hidung yang merah dan hijab yang acak acakan, bahkan nafasnya pun belum teratur.

....

Jam yang menunjukan pukul 09:00 yang berarti bel istirahat telah tiba, kelas yang ditempati Hasnah emang tidak ada guru yang masuk sehingga mereka sibuk dengan urusan masing masing. Hasnah yang duduk di bangku depan menatap kosong bangku kanan disampingnya.

Lagi lagi helaan nafas kasar yang Ia buang.

Seandainya Ia tidak memberi tahu Aisyah tentang balapan itu

Seandainya Ia tidak mengajak Aisyah tentang balapan itu

Seandainya

Seandainya

Seandainya

Kata seandainya terus berputar di kepalanya seperti kaset rusak. Ini salahnya, semua salahnya. Ya, tetap ini salahnya, pikirnya.

"Seand—ARRGGHH", teriaknya menarik ramput nya kuat.

Mendengar teriakan Hasnah, membuat teman sekelasnya kaget, mereka menatap Hasnah bingung.

Ada apa? Batin mereka bertanya tanya

"Ini salah gue hiks, semua salah gue. Gue em-emang gak becus hiks jadi sahabat yang baik. Gu-gue hiks gue jahat" racaunya pelan.

Winda, sebagai ketua kelas dikelas itu seketika berdiri menghampiri Hasnah, "Lo kenapa, na?" tanya nya menatap Hasnah yang menatap kedepan dengan pandangan kosongnya.

"Gu-gue jahat Win, gue jahat banget" ucapnya pelan kemudian menunduk.

"Emang lo buat sesuatu, sampai sampai lo ngomong gitu?"

Diam, itu yang dilakukan Hasnah. Mengangkat kepalanya, menoleh kearah, Winda berada. Dengan mata yang bengkak.

Cukup lama Winda menunggu jawaban Hasnah, dengan inisiatif ia bertanya kembali.

"Na, Lo bu—" Ucapannya seketika berhenti dengan Hasnah yang memotongnya.

"Aisyah kecelakan" jawabnya lirih, "Aisyah kecelakaan gara gara gue Win! Ini semua gara gara gue!" jawabnya menatap perempuan yang berstatus sebagai ketua kelas itu.

"A-apa!?, Aisyah ke-kecelakaan, kenapa bisa?" tanya Winda tidak percaya.

......

Sekian terimagaji, eh terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jum'at 10 juni 2022.

Halal MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang