•|| Ghost ||•
Happy reading
• • •
Tap...
Tap...
Arkana menelusuri lorong sekolahnya untuk menuju kelasnya berada. Atensi semua orang yang tidak sengaja bertemu dengannya langsung tertuju padanya, dan dengan samar terdengar beberapa siswi membicarakan dirinya.
"Eh itu Arkana kan!!" bisik salah satu siswi pada temannya.
"Wah iya, aduh gantengnya makin nambah aja." sahut seorang siswi dengan antusias.
"GANTENG BANGET AAA~~"
Arkana mendengar semua ocehan dua siswi tersebut, tapi dia bersikap seolah tidak mendengar apapun. Dia terus berjalan hingga pada akhirnya ada seseorang yang tiba-tiba memanggil namanya dari belakang.
Suara panggilan yang sudah tidak asing lagi di pendengarannya.
"Arka."
Orang tersebut berlarian kecil dan menjajarkan dirinya dengan Arkana.
Arkana hanya bisa diam saat perempuan berambut pendek berdiri di sebelahnya. Senyuman cerah terukir di wajahnya Davina.
"Kamu udah boleh sekolah hari ini ya?" tanya Davina kepada laki-laki di sebelahnya.
Arkana menghela nafas dengan panjang sebelum dia menjawab pertanyaan dari Davina.
"Emang kenapa!? Lagian gue sekolah di sini juga bayar." sahut Arkana. Kemudian Arkana kembali melangkah kakinya memasuki kelasnya dan meninggalkan Davina berdiri di depan kelas Arkana.
Davina hanya terdiam dan senyumannya perlahan memudar. Dia hanya bisa melihat punggung Arkana menghilang di balik pintu kelasnya.
Dia masih senantiasa memegangi tas berukuran kecil di tangannya. Tas itu berisikan nasi goreng yang ia sengaja buat untuk Arkana. Davina tau jika Arkana pasti tidak sempat untuk sarapan di rumahnya karena dia tau hubungan Arkana dengan papahnya tidak pernah baik.
Davina kembali menghela nafasnya, ia membalikan badannya berfikir untuk kembali ke kelasnya saja. Tapi saat ingin berjalan menuju kelasnya berada, tiba-tiba ada salah satu teman dekat Arkana yang berjalan menghampirinya.
"Eh Vina," Azka mengembangkan senyumannya saat melihat Davina yang berdiri tak jauh dari pintu kelasnya.
Davina membalasnya dengan senyuman tipis.
Azka memperhatikan tas kecil yang di genggaman oleh Davina. Dia tau jika perempuan di depannya itu pasti ingin memberikan sesuatu kepada Arkana.
"Wih lo bawa apa? Pasti buat Arka." tebak Azka.
"Em... Iya hehe." Davina tertawa hampa.
Tiba-tiba Azka mengulurkan tangannya kepada Davina, meminta tas kecil di genggamannya.
"Sini, biar gue yang kasih ke orangnya." ucapnya.
"Ga usah Az," balas Davina sambil menggelengkan kepalanya.
Azka hanya bisa menghela nafasnya, kemudian dia memperhatikan Arkana dari cela pintu kelasnya.
Seharusnya Azka tidak ikut campur dengan urusan mereka berdua, tapi tetap saja Azka merasa kasihan pada Davina.
"Azka," Davina kembali membuka suaranya. Dan sang pemilik nama pun menoleh ke arahnya.
Azka menaikan sebelah alisnya. "Why?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost || heerina
FanfictionBagaimana jika seseorang yang satu ruangan denganmu di rumah sakit bukanlah manusia? Ini di alami oleh Arkana tanpa ia sadari. Ternyata teman satu ruangannya itu bukan manusia, melainkan seorang hantu cantik yang jika di lihat seusia dengannya. Han...