Renjun membuka pintu dan mempersilahkan pegawainya untuk masuk ke dalam ruangannya serta meminta untuk meletakkan makanan dan minuman yang Dave pesan di meja dekat sofa. Setelahnya, pegawai itu undur diri dan Renjun kembali menutup pintu.''Kala, suapin aku makan, ya?'' Dave merengek pada Renjun dan terdengar sangat menggelikan di telinga Renjun.
Sangat tidak cocok sekali dengan aura dominant yang selalu Dave tunjukkan dan sangat jauh dari kata berwibawa.
''Emang tangan om kenapa?'' Renjun menjawab ketus dari tempat duduknya di belakang meja kerjanya.
''Latihan buat kamu Kala kalau nanti kita punya anak kecil, 'kan makannya perlu di suapin juga.''
''Om Dave, maaf-maaf nih ya, om kok pede banget kayak yang bakal jadi pendamping hidup saya aja.'' Renjun berkata dengan nada kesal.
''Loh kamu ngga tahu, aku emang orang yang tingkat kepercayaan dirinya tinggi, makanya kamu nyoba kenal aku lebih deket deh biar tambah sayang, hehe.'' Seperti biasa, Dave berkata dengan percaya dirinya membuat Renjun memutar bola matanya malas.
''Buruan makan deh om, saya mau pulang ke rumah!''
''Yaudah yuk, aku anter sekalian ketemu sama calon mertua.'' Dave beranjak dari duduknya dan melangkah menghampiri Renjun membuat si manis sedikit panik.
''Ngga ada acara anter-anteran, saya bawa mobil dan saya bisa pulang sendiri!'' Ucap Renjun tegas sembari mendongakkan kepalanya menatap Dave galak. Tapi, di mata Dave, Renjun malah terlihat semakin menggemaskan. Dave jadi ingin segera membawa si manis ke KUA.
''Ya ngga papa kalau kamu bawa mobil, aku ngikutin kamu dari belakang.'' Dave tetap tidak mau kalah dari Renjun.
''Om Dave, saya harap ini terakhir kalinya saya bertemu dengan om.'' Renjun kesal dan berdiri. Kakinya melangkah melewati Dave, namun baru di langkah ke empat, lengan kirinya di tahan Dave.
Laki-laki yang usianya jauh di atasnya itu merapatkan tubuhnya dan menempel padanya. Posisinya, Dave berdiri di belakang Renjun. Perlahan, Dave mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Renjun. Berkata lirih dan tajam.
''Aku bakal bikin kamu jatuh hati sama aku, Renjun Kalandra Ardian dan aku pastiin ini bukan terakhir kalinya kita ketemu.''
Dengan kurang ajarnya, Dave menjilat telinga Renjun lalu memberikan kecupan singkat di leher si manis. Setelah itu, dia berjalan dengan santai meninggalkan Renjun sendiri di ruangannya dan juga makanan yang sudah dia bayar.
Wajah Renjun merah padam, campuran antara merona dan kesal. Dia lemas dan jatuh terduduk di lantai. Tangannya menyentuh bekas kecupan Dave di lehernya.
''ANJING!'' Umpat Renjun lalu meremas rambutnya dengan kuat.
*****
Sepanjang perjalanan pulang dari café ke rumahnya, Renjun terus mengumpati Dave. Dia rasa, hidupnya tidak akan tenang semenjak berkenalan dengan laki-laki berumur 36 tahun itu yang semakin menyebalkan di mata Renjun.
Begitu dia sampai di rumah, dia langsung mengadu pada mamanya.
''Mamaaa..." Rengek Renjun sembari memeluk lengan wanita cantik berusia 45 tahun yang sedang duduk di ruang tamu.
''Malu sama umur Renjun, masih ngerengek aja.'' Mama Renjun yang sedang membaca majalah fashion segera menutupnya dan meletakkan majalah itu di meja. Memberikan seluruh atensinya pada anak satu-satunya itu.
''Nanti kalau aku nikah dan ikut suami, mama bakalan kangen sama rengekan aku, hehehe.'' Renjun tersenyum lebar menampilkan deretan gigi-giginya yang kecil dan putih bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalan «DaveRen» ✔
FanfictionStory repost by @mikuah Renjun, berusaha menyembuhkan lukanya yang di sebabkan oleh kekasihnya dulu. Renjun berupaya melupakan masa lalunya dan berjuang bangkit dari keterpurukanny. Waktu empat tahun bukanlah waktu yang singkat, maka dari itu, butu...