15. Kejutan

204 21 18
                                    

''Maaf Dave, aku nggak bisa. Aku terlalu kotor buat kamu.''

Renjun berkata sangat lirih membuat Dave merasakan sesak di dadanya bertambah. Sungguh, dia ingin sekali menghabisi Galvin sekarang juga. Membalas semua rasa sakit Renjun yang di sebabkan oleh laki-laki brengsek itu.

Sekali lagi, Dave menggenggam tangan kiri Renjun dan mengecupnya, ''Kala, kamu nggak kotor.''

''AKU KOTOR DAVE, aKU KOTOR!!'' Renjun berteriak marah di hadapan Dave. Air matanya semakin deras membasahi pipi tirusnya.

''Lebih baik kamu jatuh cinta dan bahagia sama orang lain, yang lebih baik dari aku. Tolong lupain aku, Dave.'' Suaranya terdengar memilukan sekali di telinga Dave.

Si tampan mencoba tersenyum manis walau air matanya juga semakin deras mengaliri pipi tembamnya,''Bahagianya aku, ya kamu, Kala.''

Renjun terisak, ''Hiks, Dave... Maaf.'' Hatinya hancur melihat laki-laki berusia 36 tahun itu yang tersenyum sembari menangis.

''Jangan minta maaf, aku nggak butuh maaf kamu.''

''Aku... Hiks sayang kamu." Perkataan Renjun membuat Dave benar-benar tersenyum bahagia. Dia melepas genggaman eratnya di tangan kanan si manis dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup kening laki-laki yang terbaring itu cukup lama.

Dave menantikan moment ini-moment dimana Kalanya itu mengatakan sayang padanya.

Renjun merasakan ketenangan dan kedamaian. Dia tersenyum sangat manis dan memejamkan matanya. Menikmati lembutnya bibir Dave yang menempel di keningnya. Bebannya memang belum sepenuhnya hilang, tetapi untuk sekarang, dia ingin menikmati saat-saat manis bersama Dave.

Laki-laki manis itu percaya bahwa hati seseorang sangat mudah untuk berubah. Jika dalam waktu dekat, Davenya berpaling dan melabuhkan hatinya pada yang lain, dia sudah siap menerima itu semua. Renjun akan menganggap kalau itu hukuman untuknya karena selama ini telah menyia-nyiakan Dave.

Mata sipitnya terbuka ketika Dave menjauhkan bibir tebalnya dari keningnya dan kembali duduk di kursi samping ranjangnya.

''Kala, makasih ya.'' Dave berkata setelah mengusap air mata yang ada di pipinya dan pipi Renjun.

''Makasih buat apa?'' Tanya si manis dengan suara paraunya.

''Udah sayang sama aku, hehe,'' Si tampan terkekeh membuat si manis menyunggingkan senyum manisnya.

''Jadi, sekarang kita pacaran?'' Renjun bertanya polos.

''Nggak mau langsung nikah aja?'' Renjun menggelengkan kepalanya dengan pelan membuat laki-laki di sampingnya itu mengerucutkan bibirnya lucu.

''Nggak pantes tahu manyun-manyun gitu, dasar nggak inget umur!'' Dave benar-benar bahagia, Kalanya telah kembali.

Pagi itu di habiskan mereka berdua untuk mengobrol santai sampai Renjun di minta untuk meminum obatnya dan beristirahat. Sebelum Renjun tertidur, Dave berpamitan pada si manis untuk pulang ke rumah dan menjanjikan untuk menemaninya lagi ketika malam nanti.

Renjun hanya menggangguk dan tersenyum manis. Sebelum Dave keluar dari kamar VIP si manis, sekali lagi Dave mengecup pipi tirus Renjun yang langsung membuat si empunya merona dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Dave terkekeh senang dan keluar dari kamar rawat laki-laki manis kesayangannya itu. Ketika di sudah berada di luar kamar Renjun, sorot matanya berubah menjadi tajam dan penuh kilatan emosi. Dengan langkah besarnya, dia menuju parkiran dan keluar dari area rumah sakit untuk menemui Galvin di kantornya.

*****

Galvin terkejut dengan kehadiran Dave di ruangannya. Dia mencoba tenang dan menyambut Dave dengan baik serta mempersilahkan laki-laki yang berusia lebih tua darinya itu untuk duduk. Dia beranjak dari kursi kerjanya dan berdiri di dekat sofa menunggu Dave untuk duduk terlebih dahulu.

Kenalan «DaveRen» ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang