Aisyah 2

8 7 2
                                    

Sekarang Aisyah berada di depan rumah matanya tak henti-hentinya menatap takjub pemandangan yang menurutnya sangat indah.

'Gadis Desa' itulah judul cerita yang Aisyah baca hingga membuat dirinya terjebak di desa Wakat ini.

Jika di lihat-lihat desa wakat ini masih sangat asri udara yang segar sangat berbeda jika dibandingkan dengan udara di kota yang sudah berpolusi.

Tapi ada yang aneh di setiap depan rumah warga seperti ada lilin dan berbagai macam buah-buahan di dalam wadah yang diatur dengan sangat baik.

"Nek itu buah-buahan untuk apa nek? " tanya Aisyah.

Wanita paru bayah itu atau yang kerap di sapa nek Neinten itu menyeruput kopinya matanya memandang kosong kedepan.

"Itu di gunakan para warga untuk meminta agar makhluk halus tidak mengganggu mereka ataupun terhindar dari Guna-guna. " jelas Neinten.

Aisyah tampak berfikir bagaimana pun itu tak masuk dalam akal fikiranya dalam artian bagaimana bisa mereka percaya hal seperti itu bukankah itu termasuk sirik?

"Astaghfirullah tapi itu sama saja menduakan Allah ya Nek? "

"Iya, Nenek percaya adanya hal ghaib tapi Nenek lebih percaya hanya Allah yang bisa kita jadikan tempat berlindung " jelas nek Neinten

Tangan wanita paru baya itu mengelus lembut kepala Aisyah.

"Nek sebenarnya saya bukan Elis, "

Aisyah menunduk takut bagaimana jika nanti nek Neinten tidak bisa menerima kehadirannya.

"Nenek tau ini bukan Elis, " jawab nya dengan senyum

"Ha- ke-napa nenek bisa tau? "

"Karena Elis sangat berbeda denganmu, Ia tidak  menutup Auratnya. Jika berbicara dengan nenek kata-katanya tidak lembut seperti mu dan terakhir pertanyaan mu tentang yang tadi membuat nenek yakin bahwa kau bukan cucuk nenek, Elis. "

Ada raut sedih di wajah nenek Neinten tangannya mengusap bulir yang berhasil jatuh begitu saja.

"Maaf nek,  nama saya Aisyah"

"Nama yang bagus, nanti nenek panggilnya apa? "

"Panggil Ais aja ya nek" ucap Aisyah dengan senyum manis.

"Iya Ais, nenek akan tetap menyayangi mu seperti Elis"

Keduanya menikmati udah pagi yang begitu cerah. Terlihat beberapa warga desa yang mulai sibuk dengan kegiatan mereka.

Di ceritakan bahwa Elis adalah gadis desa yang cukup terkenal karena wajahnya yang terbilang sangat cantik. Hal itulah yang membuat dirinya banyak disukai oleh anak mudah di desa wakat bahkan tak tanggung-tanggung pria beristri pun kerap menggodanya.

Jika di kota saat malam akan disuguhi dengan lampu yang menerangi setiap sudut jalan lain halnya dengan desa wakat sekarang ini.

Tak ada lampu seperti di kota warga desa hanya mengandalkan lampu yang dibuat sendiri. Bahkan jika kita lihat keluar sangat gelap dan cukup menakutkan tak ada penerangan sama sekali.

Brakk brakk

Aisyah terkejut saat jendela kamarnya  yang tiba-tiba saja terbuka lalu tertutup kembali. Aisyah menaikan alisnya bingung.

"Lah kok terbuka sendiri, tadi kan udah Ais tutup lagian anginnya juga gak terlalu kencang" gumam Aisyah pelan.

"ALLAHUAKBAR "

Aisyah kembali terjekut saat ia berbalik nek Neinten sudah berada di depannya dengan mukena putih.

"Kenapa Ais? "

"Ya Allah nek bikin Ais kaget, "

"Hehe maaf-maaf makan malam dulu"

"Iya nek. "

Disini mereka sekarang meja makan sedari tadi Aisyah hanya memperhatikan nek Neinten yang sibuk mengambilkan nya lauk meski Aisyah sudah menolak.

"Nak ingat pesan nenek jadikan Allah Satu-satunya tempatmu berlindung. Satu lagi kuatkan iman mu di desa ini ada banyak hal yang tidak kau ketahui disini. "

Aisyah diam mencerna setiap ucapan nek Neinten yang tampak begitu serius bercerita.

"Maksudnya nek? " tanya Aisyah masih tak mengerti.

"Besok Ais harus sekolah jadi jangan tidur larut malam"

Seakan tak ingin menjawab pertanyaan Ais ia mengalihkan pembicaraan. Ais yang tak ambil pusing pun hanya menganggukkan kepalanya.

Besok sekolah? Kenapa tiba-tiba perasaan Ais jadi gak enak gini yah? -batin Aisyah.

Ceritanya gaje? Yah maaf soalnya baru belajar hehe 🙏

Terjebak di Novel HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang