Seorang gadis berdiri tepat di depan gerbang sekolah yang cukup tinggi tangannya memegang erat tali tas miliknya.
"Hufftt semoga tidak akan terjadi apa-apa" gumam Aisyah pelan.
Ya gadis itu adalah Aisyah ia memperhatikan sekelilingnya banyak siswa yang mulai berdatangan jika di lihat-lihat sama seperti di jakarta tempat tubuhnya yang asli hanya saja jika di desa pakaian mereka terlihat sederhana dan masih menutup aurat bagi siswinya.
Aisyah membuang nafasnya kasar ucapan neneknya semalam terekam jelas dalam otaknya.
"Gedung mana yang nenek maksud itu? "
Aisyah mengedarkan pandangannya mencari dimana letak gedung yang dimaksud nek Neinten semalam.
Kalau menurut nek Neinten tempat di mana Elis sekolah banyak terjadi hal yang tidak masuk Akal misalnya siswa yang tiba-tiba dinyatakan hilang tanpa ada jejak sama sekali atau siswa yang mengalami pingsan ataupun kerasukan.
BRUUUK
Karena tidak hati-hati Aisyah menabrak salah satu siswa yang sedang berjalan.
"Astaghfirullah maaf, Ai-s eh Elis gak sengaja" ucapnya merasa tak enak
Lain halnya dengan siswa yang di tabrak Aisyah ia menaikkan alisnya bingung.
"Siswa baru? " tanyanya sembari memperhatikan Aisyah.
Aisyah mendongakkan kepalanya tanpa disengaja matanya melihat jelas wajah orang sudah di tabrak nya.
Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang engkau duskatan? -batin Aisyah.
Aisyah tak bergeming matanya seakan terkunci tak ingin berpaling ah satu kata untuk orang itu Tampan!
"Ekhem! "
Aisyah tersadar dari lamunannya dengan susah paya ia menelan Saliva nya.
"Ah bu-bukan saya Elis " Aisyah kembali menundukkan kepalanya malu.
"Oh Elis, "
"Akhyar,"
"Ah kenapa? " tanya Aisyah tak mengerti.
"Nama saya Akhyar" ucapnya tangan kanan miliknya terulur
Aisyah mengatupkan tangannya tak ingin bersalaman dengan yang bukan mahramnya.
"Elis, " ucap Aisyah pelan tapi masih terdengar
Aisyah ingat betul bagaimana alur Novelnya dan sepertinya novel yang ia baca tidak sesuai dengan yang ia alami.
Dalam Novel di ceritakan Elis adalah gadis desa yang dikenal banyak orang apalagi kaum adam disekolah nya. Tapi kenapa siswa tadi seakan tidak mengenalnya?
Langkah Aisyah terhenti saat matanya tak sengaja melihat gedung tua yang sepertinya tak terpakai terlihat dari kayunya yang mulai lapuk dan beberapa sarang laba-laba juga.
"Apa itu gedung sekolah yang di maksud nenek semalam? " tanya Aisyah pelan.
Dengan langkah pelan Aisyah berniat untuk memastikan kira-kira ada apa di dalam sana?
"OYYY!!! "
Langkah Aisyah terhenti seketika saat seseorang tiba-tiba menepuk bahunya dengan cukup kasar.
"Lis ngapain kesitu? " tanya orang itu.
"Aa, itu- mau cek didal-"
"Eh gak boleh dekat-dekat sama tempat ini, Lis lupa ya itu tempat mereka nyimpan sesajen. " jelas nya.
Tubuh Aisyah mematung, sesajen? Untuk apa? Seharusnya orang di hadapannya ini tak memberitahu hal itu. Karena itu hanya akan membuat Aisyah semakin penasaran.
"Ah sesajen? " tanya Aisyah bingung
"Lah Lis, lo gak lupakan tentang sekolah ini yang banyak misteri nya gitu, Dan salah satunya gedung ini "
Aisyah masih diam mendengarkan ucapan orang itu. Mata Aisyah tak sengaja melihat name tag bertuliskan Intan Ranaya.
Oh jadi ini sahabat Elis? -batin Aisyah.
"Jangan dekat gedung itu lagi, udah ah ke kelas" Intan menarik paksa tangan Aisyah agar segera menjauh dari tempat itu.
Seperti sekolah pada umumnya hanya saja karena sekolah ini berada di desa jadi tidak semewah sekolahnya dulu. Tapi karena udara nya yang masih sangat segar membuat Aisyah menyukainya.
Bell istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu terlihat kelas yang sudah sepi menandakan para siswa pasti sedang mengisi perut mereka di kantin kecuali Aisyah tentunya. Gadis itu lebih memilih tinggal di kelas dengan alasan sedang tidak lapar.
Tangan Aisyah membuka Al-Qur'an kecil yang selalu di bawahnya ke mana-mana. Aneh sih waktu ia masuk kedalam novel Al-Qur'an kecil itu ikut bersamanya padahal waktu itu ia tak sempat memegangnya.
BRRUK BRRAKK
Baru saja Aisyah hendak membacanya tiba-tiba jendela tertutup dengan sangat keras, Aisyah mendekat kearah jendela seketika matanya di suguhkan dengan pemandangan diluar yang di penuhi dengan pohon pohon yang besar bahkan terlihat menakutkan.
" gak ada angin tapi kenapa jendelanya tiba-tiba tertutup? " tanya nya bingung.
BRRUK BRRAK
"Allahuakbar"
Aisyah memegang dadanya terkejut saat tiba-tiba jendela sebelahnya lagi tertutup dengan begitu keras.
"Aneh" gumam Aisyah pelan.
"Itu siapa, ngapain dibawah pohon? " Aisyah memperhatikan sekitarnya berharap ia menemukan salah satu siswa untuk menjawab pertanyaannya tapi sayang sepertinya hanya ada dia didalam kelas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak di Novel Horor
General Fictionbagaimana jadinya jika seorang gadis berusia 17 tahun itu terjebak dalam Novel yang ia baca. bukan Novel romance melainkan Novel Horor!