Abang Rio

2.9K 70 5
                                    

Rio yang ku tatap ini ku taksir usianya 30 tahun tatapanya penuh akan nafsu yang seakan menyihir diriku dan membuat kontol dibalik celana jeansku mulai mengeras

Wajah tampan itu terus mendekat hingga bibir kami saling bersentuhan rasa hangat dapat kuraskan ketika kami sedang berciuman tanganku tak mau hanya daim saja dan mulai mengeksplor bagian dadanya yang bidang dan tentu saja perutnya yang kotak-kotak bukannya hanya tanganku yang bergrilia kesana kemari tangan riopun meremas kudua pantatku dengan lembut

Dan tiba-tiba iya mencabut bibirnya dari bibirku hingga terpisah iya menaatapku aku sedikit kecewa

“hi sayang dimana sopan santunku baru tamuku masuk main ku sosor aja”

Kemudian iya mengajakku duduk di sofa

“hmm kenalin dulu gua rio” sambil memajukan tangan kananya

“gua aldo”

“kamu masih sekolah?” tanyanya padaku

“iya baru kelas 1 SMA” jawabku

“masih muda juga ya, tapi tubuhmu lumayan juga”

“hehe ngak ada apa apanya di banding abang"

"Ehhhh..., ngak papakan gua panggil abang? ”

“wkwkwk ngak papa gua emang lebih tua sih” jawabnya sambil tertawa

“bang ngak kerja?” tanya gua basa basi

“kebetulan hari ini gua ngak ada praktek” jawabnya

“abang kerja apa?” tanya gua lagi (pengen tau aja gue nih wkkwkwk kayak mau introgasi polisi aja)

“gua dokter di rumah sakit ……”

“wah keren bang”

“adik abang kayaknya udah ngak tahan lagi tuh” gua tunjukan tatapan genit yang merujuk keselangkangan bang rio yang udh dari tadi menegang di balik handuk

“hehhh heemm” dia sedikit malu dan tertawa

Gua mulai merangkak kearahnya perlahan dan menyetuh kontolnya

“Shiiit anjir kontolnya gede banget” dalam hatiku sambil satu tangan gua terus bergerak bergerak kearah putingnya dadanya sangat bidang

Gua mulai mencium dan menjilati lehernya denan penuh nafsu terus gua turun mulai jilati pintilnya satu persatu gua emut dan memberikan sedikit sentuhan menigit diakhir

“oohhhh ahhh al ahh…kamu mengairahkanku al”

“aaahh ohh ohhh uhhhh” hanya rancauannya yang dapat kudengan dengan melihat ekspresinya yang kenikmatan dengan apa yan kulakukan

Setelah puas bermain dengan pintil di dadanya gua kemudian beralih keketiaknya aroma kenjantaanya dapat gua rasakan sangaatlah hebat menusuk indra penciuman gua

“ahhhh mantep dek, ahh ughhh sayang” eranganya yang makin membuat gua bernafsu

Dengan bulu ketiak yang cukul lebat gua jilati dengan nikmat kemudia gua sudahtak tahan lagi dengan bibirnya yang merah menggoda sedari tadi mendesah

Hebusan nafasnya yang hangan dapat gua rasakan kemudian bibirkami sekali lagi bertemu begitu lebut dang hangat yang gua rasakan dengan agresif bang rio membalas ciuman gua hingga terjadi adu mulut lumatan-demi lumatan dan lidah kami berdua yang saling menari-nari

Tubuh gua merasa bergetar akan ciuman itu dan suasana panas itu berlangsung cukup lama dan gua mulai kehabisan nafas namun bang rio terus mendesak dengan ciumannnya

Sampai saatnya bang rio juga mulai kehabisan nafas dan terengah-engah pemandangan ini sangat mengairahkan bahkan tetesan keringat menucur di sekitar tubuh kamiyang membuktikan panasnya gairah kami

(1) ALDO PUTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang