X-05

4 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.



Tiba tiba saja,pak Gardan memanggilku untuk tetap duduk guna berbincang berdua bersamaku.Para anggota lain sudah berada di luar dan kini pak Gardan menatap lekat ke arahku,aku yang duduk tidak jauh dengannya refleks mengangkat satu alis hingga pak Gardan terkekeh.

"Kamu terlihat seperti adik kecilku xixixi."

Aku hanya menggaruk tengkukku yang tidak gatal sembari melontarkan senyum,tidak tahu harus merespon apa.Pak Gardan bangkit dari duduknya lalu mengajakku untuk pergi ke suatu tempat.

"Hingga kasus ini selesai,kamu bisa menginap di apartement yang sudah saya siapkan.Anggap saja sebagai gajimu termasuk kebutuhan lainnya."

"Apa aku boleh bergerak jauh dari rencana ?"

"Kenapa ingin jauh dari rencana Xiela ?"

Aku ragu untuk memberitahukannya kepada ketua.Namun ia tidak akan memperbolehkan aku bertindak cepat kalau alasan tidak ia terima.Aku harus apa ?

"Kau pasti merasa aman disini bukan, Alerica ?"

sontak aku menoleh menatap Lino yang kini menatapku sembari membawa secangkir kopi.Raut wajahku tentu terlihat bingung,tidak paham akan pertanyaan yang Lino lontarkan.

"Apa maksudmu ? bukankah semua tempat di dunia tidak ada yang aman kecuali kau sudah mati, Leo ?"

"Bodoh,namaku Lino asal kau tahu !"

nada Lino meninggi membuatku terlonjak kaget.Aku memundurkan langkahku lalu menghendikan bahu,tidak memedulikan Lino yang matanya kini ber-api api.Apa bisa aku menjadi partnernya sedangkan Lino sendiri selalu memancing.

"Ada tanda tanda keberadaannya,ayo cepat bergerak !"

Lino mendahului langkahku sembari menyenggol bahuku dengan kedua tangannya di dalam saku celana.Aku tidak menyukai hal ini.Bagaimana bisa bergerak tanpa rencana ? aku yakin Lino akan memberitahu rencananya ketika sampai di lokasi.Menyebalkan.

"Ketua ! Biar kami yang berangkat."

Pak Gardan mengangguk setuju,Lino langsung menarik tanganku.Bisa ku lihat,para anggota kini kebingungan.Entah mungkin karena aku langsung akrab dengan Lino,kelihatannya saja.Atau karena aku yang langsung turun lapangan.Aku menggelengkan kepalaku.Mungkin saat ini aku harus memikirkan bagaimana Lino bertindak.

"Ayo naik !"

"Tunggu,berdua saja ? naik ini ? what the hell,aku lebih baik berangkat sendiri kalau begitu."

"Cepatlah naik atau ketua akan mengganti partnermu," aku memutar bola mata dengan jengah,memangnya siapa yang mau dengannya, "Aku lebih baik dari yang lain asal kau tahu bodoh !"

Aku hanya duduk membiarkan Lino melakukan kemauannya sendiri.Terlalu malas untuk berdebat membuat Lino kesenangan sepertinya.Aku heran,apa dia selalu mengacau penyelidikan ?

Okay,maafkan aku karena sudah berpikir negatif tentangnya,namun bukankah raut wajahnya sangat cocok untuk dipukul ? aku sangat ingin memukul wajahnya sedari tadi, omong omong.Apalagi ketika muka sok menyebalkannya terpampang jelas membuatku geram ingin mengacak mukanya.Padahal baru bertemu tapi niat untuk meninjunya sepertinya sudah terkumpul penuh.

Ingatkan aku untuk meninju wajahnya ketika sampai di lokasi.Akan ku lakukan dua kali jika dia tidak memberitahu kepadaku rencananya,terlebih lagi ketika dia menyuruhku.Cih,mohon maaf,kau bukan orang penting bagiku.

CODE 1 : FIGHT OR DESTROY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang