X - 0

5 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.


Aku berharap terlalu banyak kepada Lino.Ku kira ia akan menyuruhku tidur di sofa besar dekatnya sembari menemaninya.Tapi nyatanya ia hanya mengangkat alis dan memilih bungkam.Ia kembali memfokuskan atensinya pada kabel kabel hitam.Tidak ada suara,hanya suara kabel dan stop kontak yang terpasang.

Aku berlari kecil menuju kamar dan akhirnya.......

Sampailah di kasur empuk dan besar ini.Begitu nikmatnya duniaku dengan kasur ini.Akan kupastikan kasur ini adalah kebahagiaanku yang paling teratas.Setidaknya,untuk saat ini.

Aku menenggelamkan kepalaku ke dalam bantal,menyelimuti diriku dengan selimut tebal,memeluk guling yang nyaman yang dipeluk.Kebahagiaan yang tiada duanya.Ini benar benar nyaman sekali.

Belum sempat aku menutup mata.Ketukan di pintu terdengar,begitu halus hingga membuatku menghiraukan ketukan pintu.Biarkan saja Lino masuk dengan sendirinya.


Cklek...


"Kau tidak ingin menonton ?"

Aku mengerang pelan,meregangkan tubuhku sembari menatapnya heran.Apa dia tidak lihat aku ingin tertidur dalam kasur besar ini ? dasar lelaki tidak peka.

"Menonton ? aku lebih suka tidur disini,tuan Leo yang terhormat."

Ia hanya memutar bola mata malas,berjalan pelan mendekatiku,sebenarnya aku tidak sadar karena aku sibuk menutup kepalaku dengan bantal,tidak ingin mendengar alasannya.Aku terlalu malas untuk pergi dari kasur.

"HEI !"

aku berteriak terkejut,refleks tanganku mengalung pada leher Lino.Oke,ini benar benar gila.Dia menggendongku ala ala pengantin.Tidak peduli tatapan tajamku,ia bahkan berjalan ringan.Sepertinya aku harus memuji diriku karena tubuhku ringan.


Bruk..


"AWW !"

Aku ulang kembali kalimatku.Dia benar benar gila.Menjatuhkan tubuhku dengan tidak berperikeorangan di atas sofa besar yang sedikit empuk.Selimut yang menggantung di tubuhku aku tarik dan menyelimuti tubuhku agar nyaman.Sedangkan dia ? dia bahkan memasang wajah menyebalkan,matanya mengatakan bahwa aku wanita paling malas di dunia.Oh astaga,aku ingin mencakar wajah menyebalkannya itu.

"Tidak usah banyak bicara,aku ingin menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat."

aku merotasikan bola mataku malas,menatap layar yang entah bagian belakangnya tersambung dengan banyak kabel,melilit dan menyatu layaknya saraf otot.

"Kalau begitu cepatlah,aku mengantuk asal kau tahu."

"Cih."

Lino berdecih,bersamaan dengan itu,layar itu menampilkan sebuah rekaman.Beruntung kau,Lino.Jika layar tidak hidup,akan ku habisi wajahmu itu.

Aku sebenarnya tidak paham dengan yang dia lakukan tapi aku memerhatikan gerak geriknya.Ia berjalan mendekatiku,lalu duduk menatap layar,bersandar pada sofa,dekat dengan pucuk kepalaku.

"Menurutmu,siapa dalang semua ini ?"

ucapan Lino membuatku mengingat Wount.Entahlah,tapi tidak ada tersangka lain kecuali dirinya.Aku mengatakan dengan percaya diri.

"Kalau menurutmu ?"

aku masih menatap layar bercahaya menampilkan siaran langsung di suatu tempat,--cctv lebih tepatnya.Aku tidak peduli ia mendapatkannya darimana.Aku lebih tertarik dengan jawabannya.Sayangnya Lino diam.Ia hanya menatap layar yang kini berubah.

Layar itu menampilkan hotel yang kami kunjungi beberapa jam yang lalu.Memperlihatkan sosok Wount yang sibuk berjalan menuju sebuah kamar,menatap sekeliling,terlihat untuk memastikan.

Wount membuka pintu dan layar kini berganti lagi.Menampilkan sebuah ruangan dimana Wount baru saja masuk.Bisa aku duga,rekaman ini sudah diatur sedemikian rupa.Aku mengubah posisiku sejenak,menjadi telungkup dengan siku siku sebagai penopang.

"Jika kau berpikir dia,maka kau harus berpikir dua kali mengapa dia hidup."

Aku terkejut,sontak menutup mulutku.Daguku terbentur sofa tapi bukan itu masalahnya.Rekaman itu,sosok itu,dan kalimat Lino.

Jantungku berpacu begitu cepat,nafasku memburu,mataku terfokus pada layar.Tidak menyangka dengan semua yang terjadi.












"Kau tahu ? Orang yang paling kita percaya adalah penjahat yang sebenarnya.Dan sekarang kau sudah melihatnya sendiri."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CODE 1 : FIGHT OR DESTROY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang