33 - Gala & Damian

264K 20K 1K
                                    

Rania baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menatap Gala yang sedang duduk di atas ranjang sambil membuka map yang berwarna kuning, seperti pria itu sedang sibuk. Rania melangkahkan kaki nya menuju meja rias karena dia ingin mengeringkan rambutnya.

Gala menyimpan map nya di nakas, dia turun dari ranjang dan berjalan menghampiri Rania. Gala mengambil alih hairdryer dari tangan Rania, dia membantu Rania untuk mengeringkan rambutnya.

“Kenapa mandi pakai air dingin, hm?” tanya Gala ketika dia merasakan kulit Rania yang sangat dingin

“Gerah, jadi pakai air dingin aja.” jawab Rania. Dia menatap Gala dari pantulan cermin di depannya, Gala menggunakan kaos polos dengan celana trening panjang.

“Gak kedinginan? Tangan kamu dingin banget,” tanya Gala

Rania menggelengkan kepala nya pelan, “Enggak,”

Gala memerhatikan wajah Rania dari cermin, gadis ini terlihat berbeda semenjak dia menjemput Rania di rumah temannya. Rania menjadi lebih pendiam, sering gugup dan selalu menundukan kepala nya. Gala hanya tersenyum melihat kelakuan manis Rania.

“Selesai.” ucap Gala, dia menyimpan hairdryer di tempat semula. Gala meminta Rania untuk berdiri, dia merapikan rambut Rania dengan jari nya. “Kamu kenapa?” tanya Gala

Rania menggelengkan kepala nya, “Gapapa, mas.”

“Tapi kamu banyak diam setelah pulang dari rumah temanmu. Di meja makan saja, kamu mendiamkan saya.” tutur Gala

Rania bergerak gelisah, di mulai gugup lagi. Apalagi Gala yang terus memerhatikannya. “A-aku—”

Belum sempat melanjutkan ucapannya, Rania merasa ada benda kenyal yang menempel di bibir nya. Rania memejamkan mata nya, merasakan gerakan dari bibir Gala. Gala melumat bibirnya dengan lembut, dia menggigit bibir bawah Rania dan mengabsen setiap inchi mulut Rania.

“Engh...”

Rania menarik ujung kaos Gala ketika nafas nya sudah habis. Gala langsung melepaskan ciumannya, menatap Rania dengan senyuman. Tangan Gala terangkat untuk mengelus rambut Rania, “Masih kangen gak?” goda Gala

Rania memajukan bibirnya, “Mas, itu Nanda yang nyuruh, kita—”

“Saya tahu.” potong Gala

Gala menggendong Rania, reflek Rania melingkarkan tangannya di leher Gala karena takut jatuh. “Mas, mau ngapain?” tanya Rania

Gala tidak menjawab. Dia melangkahkan kaki nya menuju ranjang, lalu duduk di pinggir ranjang. Gala memeluk erat tubuh kecil Rania, menghirup aroma yang selalu menjadi favorit nya.

“Mas Gala ada masalah di kantor?” tanya Rania, mengingat tadi siang, ketika Gala pergi ke kantor dengan tergesa - gesa.

Gala menggelengkan kepalanya, “Bukan masalah besar, tapi sekarang udah aman.” jawab Gala

Rania mengangguk. Gala mendekatkan wajahnya, dia memiringkan kepala nya, baru saja ingin memejamkan mata nya suara ponsel yang bergetar di atas nakas membuatnya mengumpat kesal.

“Angkat!” suruh Gala

“Tapi itu ponsel kamu,” balas Rania

“Angkat aja,”

Rania mengambil ponsel Gala di nakas, dia melihat siapa yang menelfon Gala. “Dari mama,” ucap Rania, lalu dia menekan tombol hijau.

“Halo Gala,”

“Halo ma, ini Rania.”

“Eh Rania sayang, kamu lagi apa nak?”

“Lagi santai aja, ma. Kenapa?”

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang