3.......

5.3K 654 75
                                    

Gaes, kalian yang belum follow akun Alin gak ada niatan buat mengikuti gitu? Ayo dong jadi pengikut akun Alin, biar Alin semangat pake banget buat up.


🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~



























Terserang kebingungan, Haruto tengah menimang nimang beberapa hal untuk mengambil keputusan yang tepat. Pulang sekolah tidak langsung ke apart Jeongwoo, ia malah melipir ke kedai ice cream dan setelah sekitar empatpuluh menit lamanya ia baru saja sampai di apart Jeongwoo. Tentu ia diberi tau alamatnya oleh si pemilik tempat.

"Datang juga lo" Sambut Jeongwoo mempersilahkan Haruto masuk ke dalam apartnya.

Tanpa mengenal sopan Haruto melenggang masuk dan segera mengistirahatkan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah, lebih tepatnya capek hati. Seringkali Haruto menghembuskan napasnya dengan kasar, tidak menyadari hal tersebut tidak luput dari pandangan Jeongwoo yang entah sibuk apa, menata barangnya mungkin?

Apa?! Me.na.ta.ba.rang.nya!

Begitu konek diotak, ia segera menghampiri Jeongwoo "Lo ngapain ngerapihin barang barang gue?" Tanyanya menghentikan aktifitas Jeongwoo yang sedang mengeluarkan pakaiannya dari dalam koper.

Tanpa menoleh, Jeongwoo menjawab "Gue lagi ngecek kali aja kan, ortu lo masukin bom nuklir ke dalam sini" Alibi Jeongwoo yang diakhiri tawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali.

"Ngeraguin keluarga gue lo?" Agaknya Haruto merasa tersinggung atas tuduhan tidak bermutu tersebut, tanpa memperdulikan lagi ia memasukkan kembali pakaian dirinya secara asal.

"Kok dimasukin lagi sih, Ru?" Tanya Jeongwoo tanpa berniat menghentikan kegiatan Haruto.

"Ck! Nyusahin lo" Keluh Haruto kesal, ia merasa direpotkan karena kerandoman seorang Park Jeongwoo.

"Eh, gue cuman bantuin buat nata barang lo, kok lo bilang gitu sih?" Protes Jeongwoo tidak terima niat baiknya tidak dihargai.

"Apaan nata nata barang gue di sini, lo pikun apa kalo gue gak bakal tinggal di apart lo!" Sewot Haruto, hati masih bad parah terlebih ini satu curut ngeselin. Kan, jadi double penderitaan Haruto ketika saat berurusan dengan Jeongwoo.

Jeongwoo berdecih "Lo pikir bakal dapat tempat tinggal dimana, gue tanya?" Tidak kalah sewot, ia heran dengan sifat Haruto yang begitu keras kepala.

"Lo gak perlu tau itu urusan gue ye bangsat" Bales Haruto, ia sedang tidak bertenaga untuk memulai keributan.

"Serah lo, lah" Setelahnya, Jeongwoo kembali ke kamarnya meninggalkan Haruto yang tidak mengacuhkannya.

Setelah selesai berbenah, Haruto menarik kopernya sedangkan tangan yang lainnya menjinjing totebag besar yang berisi sepatu sepatu yang dikoleksinya sewaktu di rumahnya. Ah, maksudnya rumah orang tuanya, karena selama ini ia tidak mempunyai rumah sendiri. Sekarang pun Haruto tidak tau ia harus pergi kemana, eh atau justru pulang?

Merasa miris pada perjalanan hidupnya, ia tidak punya tujuan. Untuk meredakan emosi ia menghela napas, lalu mencoba tersenyum "Harus semangat demi hidup!" Menyemangati dirinya sendiri, lantas ia segera pergi dari apart tanpa pamit terlebih dulu pada si Tuan rumah.

Sesaat Haruto melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah sekitar tiga jam ia berjalan tanpa tujuan yang pasti. Ia tidak cukup bernyali untuk datang ke rumah teman temannya, takut orang tua mereka mengadu ke orang tuanya. Secara orang tua mereka semua saling mengenal, sesama kolega bisnis.

He's My EnemyWhere stories live. Discover now