Acara prom night pun tiba. hari ini semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing untuk menyambut acara prom night.
Seperti saat ini. Di rumah Retta, kedua sahabatnya sedang sibuk berdandan termasuk dirinya sendiri. Memang mereka merencanakan untuk datang bersama.
Mereka juga sudah menyiapkan baju yang dibeli bareng kemarin di mall.
Ini gaun yang dipake Sinta malam ini. Ia sengaja memilih warna putih. Karena warnanya akan terlihat cerah dimalam hari saat acara.
Ini gaun yang akan dipakai Retta malam ini. Ia memilih ini karna warnanya yang ia suka.
Ini gaun yang digunakan Vina. Ia memilih warna ini karna ini warna kesukaannya.
Mereka memang sengaja memilih gaun yang berbeda. Karena mereka memiliki warna kesukaan masing-masing. Namun gaun mereka sengaja memilih yang belakangnya sama.
"Gilaa, cakep banget gw"ucap Retta sambil melihat dirinya di depan cermin.
"Pd gila Lo"celetuk Vina sambil menoyor jidat Retta.
Sang empu meringis.
"Iri?bilang bos!"ucap Retta kelewat pd."Iri?sama Lo?sorry cantikan juga Sinta!"ucap Vina sambil meninggalkan Retta.
Sinta, yang sedari tadi melihat perdebatan keduanya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya jengah.
"Udah, ayo berangkat nanti telat"ajak Sinta kepada kedua sahabatnya.
"Yaudah ayok!"sambung Retta dengan senang.
Mereka pun mulai memasuki mobil dan pergi ke acara tersebut.
***Setibanya di acara, mereka langsung menghampiri teman-temannya yang lain untuk bergabung.
Sinta melihat-lihat sekeliling. Tiba-tiba pandangannya bertemu dengan pandangan cowok yang akhir-akhir ini selalu ada di pikirannya.Ya, siapa lagi kalau bukan Samuel.
Cepat-cepat ia memutuskan pandangannya dan beralih ke teman-temannya lagi.
Acara terus berlanjut, hingga tiba saatnya ada acara dansa. Ya, acara untuk berdansa bersama pasangannya masing-masing.Biarlah mereka berdansa, ia hanya memandang orang-orang yang sedang berdansa. Tiba-tiba ada seseorang yang menjulurkan tangannya.
Dirinya tersentak sambil memandangi wajah orang tersebut.
Kalau kalian duga itu Samuel salah besar!Dia adalah Alan. Seorang cowok berparas sama sebelas dua belas dengan Samuel. Namun, perbedaannya ialah Alan baik dan tidak sombong, tidak seperti cowok itu. Ia adalah teman Sinta sewaktu SD.
Cowok itu mengajak Sinta untuk berdansa. Dengan malu-malu Sinta menerima uluran tangan Alan.
Mereka berdua berdansa dengan mesra.
Sedangkan cowok yang berada di ujung sana hanya memandangi keduanya dengan sedikit kesal. Entah mengapa dirinya merasa tidak suka melihat keduanya berdekatan seperti itu.
Setelah acara berdansa, merekapun menduduki lagi kursinya masing-masing.
"Eh eh Sin, btw tadi siapa? kenalin Sabi kalii" ucap Retta heboh.
"Dia bukan siapa-siapa, dia cuma temen dulu gw"
"Ekhem, temen apa temen"ucap Retta menggoda.
Sedangkan sang empu hanya menghela nafas kasar. Malas meladeni temannya yang gesrek ini.
"Ahaha, mampus!"ucap Vina tiba-tiba.
Emang ye orang diem sekalinya ngomong tajem.
Acara semakin malam semakin meriah. Dan sebentar lagi mereka akan berpisah.
"Bentar lagi kita pisah aaa" rengek Retta manja. Membuat kedua sahabatnya geli.
"Eum iya sih, tapi kalian jangan lupain gw lohh, awas aja" ucap Sinta. peringatan
"Kapan-kapan kita harus main kayak biasa yah" sambung Vina.
Mereka pun berpelukan sambil menikmati angin malam.
***
"Setiap pertemuan maka akan ada perpisahan"
"Waktu yang singkat lebih mempunyai banyak kenangan yang indah"
-Jangan lupa vote
-Jangan lupa komen~see you
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL (on Going)
Roman pour Adolescents*WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!!!* Kisah ini menceritakan tentang ketua geng motor yang terkenal badboy,cuek,dan dingin. Apakah ia akan berubah menjadi buchin akut? Ia tak menyangka di usia yang masih remaja, dirinya terjebak perjodohan yang sudah diren...