Beberapa hari kemudian…
Siang itu, Alvin yang sedang lapar berniat untuk makan di kantin.
“Wiiih… ada yang punya motor baru, nih,” ucap gadis itu.
Alvin yang sedang fokus pada ponselnya sedikit terkejut mendengar kalimat itu. Ketika ia mendongak, ia mendapati seorang siswi berambut panjang dengan kulit kuning langsat.
“Eh… Kathrina…. Bikin kaget aja kamu,” kata Alvin sambil tersenyum kecil. “Kamu ngomong apa barusan?”
“Mas Alvin punya motor baru, kan? Aku kemarin lihat loh, pas mampir di rumah makan seafood.” Gadis itu mengakhiri kalimatnya dengan senyum di wajahnya yang berbentuk bulat.
“Mo-motor baru…? Kamu salah lihat kali….”
“Tapi aku yakin yang aku lihat kemarin itu Mas Alvin….” Gadis yabg dipanggil Kathrina itu tetap ngotot dengan apa yang ia lihat.
“Yaampun ABG satu ini…. Saya itu cuma kerja di Tata Usaha. Lagian ada keluarga juga yang harus dinafkahi di rumah. Mana bisa saya beli motor baru? Ada-ada aja kamu….”
“Apa aku salah lihat ya?” Kathrina mengernyitkan dahinya.
“Bisa jadi….” Alvin kemudian menengok jam di ponselnya. “Eh saya ke kantin dulu, ya. Takut habis jam istirahatnya.” Alvin pun meninggalkan Kathrina dan bergegas pergi ke kantin.
******
Kriiing…. Kriiiing…
Kathrina yang baru saja membeli gunting dan makanan bergegas masuk ke kelasnya, X IPS 1.
Ia pun langsung duduk di sebelah teman baiknya yang merupakan pemilik rambut sebahu dengan poni di depannya, Christy.
“Dari mana, sih? Kelihatan buru-buru kamu…,” ucap Christy.
“Niatnya beli gunting doang gara-gara kemarin patah habis dipakai kerja kelompok. Terus kepikiran beli makanan juga. Lama antre di kantin jadinya.”
“Oalaaah….”
“Nih, buat kamu.” Kathrina menyodorkan sebungkus wafer dan sebungkus bakpao.
“Waaah… pas banget, nih. Aku masih laper. Tadi pagi nggak sempet sarapan, terus. Nasi kuning yang dibawain Mama aku nggak bisa mengganjal perutku. Makasih, yah.”
“Tapi makannya ntar aja, pas istirahat kedua. Bentar lagi Bu Nadila dateng. Tahu sendiri kan, Bu Nadila itu haters anak yang makan di kelas,” kata Kathrina sambil memasukkan makanannya ke dalam laci dan mengeluarkan buku Sosiologi.
“Iya… iyaa….” Christy memasukkan makanannya ke dalam tas sekaligus mengeluarkan buku Sosiologi miliknya.
Beberapa saat kemudian, Bu Nadila sebagai guru Sosiologi pun datang.
“Selamat pagi, anak-anak….”
“Pagi, Bu…,” jawab murid-murid di kelas itu serentak
“Emm… hari ini seharusnya dua jam pelajaran, ya. Tapi maaf, saya ada pertemuan dengan orang-orang Dinas Kebudayaan. Jadi setelah satu jam, saya beri tugas lalu saya tinggal, ya. Nanti dikumpulkan di ketua kelas,” jelas Bu Nadila.
“Iya, Bu….”
Bu Nadila pun mengajar hanya satu jam pelajaran. Ia kemudian memberikan tugas untuk mencari berita tentang fenomena kenakalan remaja dan menghubungkannya dengan teori yang diajarkan.
“Oke, anak-anak. Saya tinggal dulu, ya. Ingat jangan gaduh karena setahu saya kelas sebelah sedang ada ulangan. Selamat mengerjakan.”
“Baik, Bu….”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kolor Ijo
TerrorWARNING!!! ADULT STORIES!!! Cerita berisi adegan dewasa, s*x, dan vulgar. Bagi yang tidak berkenan atau berusia di bawah 17 tahun, harap jangan membaca cerita ini Cerita tentang Alvin, Seorang staf Tata Usaha di SMA Kejora yang menjadi kolor ijo un...