Bagian 10 - Pembungkaman yang Brutal

1.7K 25 3
                                    

Sore itu, Kathrina baru saja mandi dan merapikan rambutnya di kamar. Tiba-tiba saja sang ayah memanggilnya.

“Kathrina… sini, Nak.”

“Iya, Pa. Bentar.” Kathrina pun berjalan ke ruang tamu. Ia melihat ayahnya sedang mengobrol dengan seorang pria yang seumuran.

Kathrina pun langsung melempar senyum pada pria itu.

“Ambilin minum sama kue yang di toples, ya,” pinta sang ayah. “Temen Papa Pak Bobby ini sukanya ngobrol sambil ngunyah.”

Pria yang dipanggil Bobby itu pun terkekeh mendengar ucapan ayah Kathrina.

“Oke.”

Setelah beberapa saat, Kathrina pun kembali dengan membawa dua gelas minuman serta setoples kue kering.

“Mari Pak, silakan diminum,” ucap Kathrina sambil menyajikan minumannya.

“Oh iya, terima kasih.”

“Jadi gimana, Bob? Katanya kamu punya cerita serem?” tanya ayah Kathrina.

“Oh iya, Pak. Saya waktu itu lagi ngasih suplai ke pabrik gula. Daerah itu emang cukup sepi, sih. Nah, saya selesai ngurus suplai itu sekitar jam delapan malam. Waktu saya lewat di gang kecil yang ada gudangnya, saya dengar ada teriakan cewek dan cowok yang saya yakin itu dari gudang. Akhirnya saya samperin tuh gudang. Eh, saya malah lihat makhluk badannya agak kekar gitu dan warna badannya hijau semua. Mukanya kayak binatang gitu. Serem deh, pokoknya.”

“Hah? Serius, Pak?”

“Iya, Pak. Saya lihat sendiri sama temen saya. Kami diusir sama makhluk itu dari gudang. Kami pun cepat-cepat lari karena ketakutan.”

“Wow… serem juga, ya.”

Tanpa mereka sadari, Kathrina dari kejauhan berusaha mendegarkan pembicaraan kedua pria itu. Dirinya turut merasakan ketakutan yang dialami Bobby. Namun ia tak mempedulikannya. Gadis itu pun mengembalikan nampan ke dapur lalu masuk ke kamarnya.

 ******

Malamnya, Kathrina dan Christy pergi bersama-sama ke sebuah kafe untuk mengerjakan tugas.

Di sela-sela fokus mereka, pandangan Kathrina langsung tertuju pada parkiran, khususnya tiga motor sport yang terparkir di sana.

Christy yang tadinya fokus pun menyadari sikap temannya itu.

“Katy ngapain liat keluar? Ada siapa?” tanya Christy.

“Enggak, kok. Tiba-tiba keinget sikap Mas Alvin aja gara-gara lihat motor di parkiran.”

“Kamu kenapa sih, penasaran banget?”

“Ya karena aneh. Bahkan, kemarin Mas Alvin juga ngelak waktu sepatu pentofelnya yang baru dipuji sama Pak Teguh yang kayaknya paham merek sepatu pantofel gitu.”

“Kamu mau sampai kapan kayak gini?” tanya Christy sambil merogoh tasnya dan mengeluarkan buku catatan kecil berwarna kuning lalu menunjukkannya pada Kathrina. Di situ ada daftar tugas dan ulangan yang menanti. “Nih! Tugas kita ada beberapa, Katy. Mana lusa ulangan Bahasa Inggris lagi.”

Kisah Kolor IjoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang