10 | Masih Singgah

3.4K 504 125
                                    


Happy reading!

"Andin, Pak Al cari kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andin, Pak Al cari kamu."

Mendengar suara Feli, Andin yang saat itu sedang memeriksa berkas seketika menoleh. Feli sudah duduk di sampingnya, wanita itu baru saja kembali setelah menyerahkan berkas hasil rapat ke ruangan Aldebaran.

"Ada apa ya, Mbak?" tanya Andin awas.

Feli menggeleng. "Enggak tahu, Mbak cuma disuruh manggil kamu aja."

Mendengar jawaban Feli, Andin menghela napasnya sebelum akhirnya wanita itu bangkit menuju ruangan Aldebaran.

Sudah sebulan sejak kejadian surat pengunduran diri, Andin kini sudah kembali disibukkan dengan pekerjaannya menjadi asisten pribadi Aldebaran.

Setelah Aldebaran mengatakan kalau keduanya berciuman dan ditambah dengan elusan dikepalanya sebulan lalu, Andin dibuat menggila oleh pria berumur 27 tahun itu karena kini setiap kali ia melihat dan berbicara dengan Aldebaran, wanita itu tidak bisa melepaskan pandangannya selain ke arah bibir bosnya itu.

Sebelum dirinya semakin tidak waras, akhirnya selama sebulan ini Andin berusaha sebisa mungkin meminimalisir berada satu ruangan berdua saja dengan Aldebaran, walaupun sebenarnya hal itu tidak begitu berpengaruh karena pekerjaannya yang memang merupakan asisten pribadi pria itu.

Aldebaran sendiri sebenarnya menyadari kalau Andin menjaga jarak darinya, karena terlihat jelas dari gerak-gerik wanita itu ketika berada di dekatnya. Andin selalu saja menunjukan wajah tidak nyaman dan sering kali menghindari kontak mata dengannya.

Bahkan dua minggu yang lalu, Andin juga menolak pekerjaan dengan alasan sudah ada Rendy saat Aldebaran minta ditemani untuk meninjau proyek ke Surabaya. Terlihat tidak professional, tapi entah kenapa Aldebaran memaklumi hal itu.

Andin masuk ke ruangan Aldebaran, dilihatnya pria itu sedang mengetik sesuatu di macbook. Andin melangkah pelan menghampiri bosnya.

"Permisi, Pak."

"Duduk." perintah Aldebaran sambil membereskan beberapa file yang ada di meja.

Andin mengangguk kecil, kemudian duduk berseberangan dengan Aldebaran, dipisahkan meja kerja pria itu.

Setelah itu, Aldebaran mengambil ponselnya, ia terlihat sedang mencari sesuatu hingga akhirnya, Aldebaran menyodorkan ponsel itu pada Andin.

Andin spontan langsung menerimanya, ia menatap bingung Aldebaran sebentar lalu kembali pada ponsel milik Aldebaran. Dilihatnya terdapat room chat yang menunjukan percakapan bosnya dengan pria bernama Irvan yang Andin tebak adalah teman dari Aldebaran.

"Bagaimana? Saya mau kamu yang urus," ucap Aldebaran setelah dirasa Andin sudah selesai membaca chat itu.

Andin berpikir sebentar, perasaannya tidak enak, ia mengingat kembali jadwal Aldebaran.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang