"Legilimens!" Tongkat bengkok itu menunjuk ke kening Draco, dan sekelebat ingatannya secara acak secara bergantian dilihat oleh bibinya yang gila, kikikan wanita itu membuat Draco sangat takut jikalau ingatannya disebarkan kepada orang lain.
Apalagi saat ingatan mengenai ...
"Tidak!" Draco mengusir Bellatrix dari pikirannya, bibinya menyeringai puas atas usaha Draco menjauhkannya dari pikiran keponakannya.
"Bagus, benar-benar bagus ...," suara rendah Bellatrix Lestrange tidak pernah gagal membuat orang yang mendengarnya menggigil. "Draco mungil kita melakukan upaya bagus untuk mempertahankan pikirannya."
"Namun," cekikikannya mulai parah, "aku tidak pernah menyangka, bahwa keponakanku memiliki rahasia yang begitu memalukan."
Jemarinya yang pucat dan dingin mengelus kepala Draco, tongkatnya dilempar ke meja seberang Draco.
Bibirnya mengecup pipi Draco lembut, mengusap keringat yang ada di pelipis Draco, badannya sedikit membungkuk saat dia membisikkan kalimat yang membuat Draco trauma seumur hidup.
"Aku akan merahasiakan ini, Draco. Asalkan kau bersedia untuk-"
"..-co, Tuan Muda Draco!" suara lengkingan itu membangunkan Draco dari mimpinya yang aneh.
Matanya mengejap untuk melihat peri muda lain yang menatapnya khawatir, "Aku sudah bangun, tolong tinggalkan aku sendirian." Tangannya membuat gerakan mengusir peri rumah itu saat dia menyingkirkan selimutnya dan bangkit sempoyongan.
Pikirannya mulai memikirkan mimpi acak yang buram kebenarannya, tidak mungkin di buku ada adegan seperti ini, akankah ini ingatan asli dari Draco sebelumnya? Apakah ini ingatan Draco di masa depan?
Masih banyak hal janggal yang belum bisa dia pastikan, seperti kenapa dia bisa berada di tubuh Draco, dan mengapa dia bisa mendengar bahwa akan ada seseorang yang datang ke sini.
Dia mulai mandi dan menyiapkan diri untuk sarapan. Kemarin dia hanya makan bubur tidak ada rasa hasil suapan Narcissa, sehingga ia ingin makanan yang kaya akan rasa.
Jika dilihat-lihat, matanya berkeliling saat dia berjalan di lorong menuju tangga, furnitur dan gaya klasik elegan rumah ini terasa kuno, tetapi mencerminkan bangsawan sejati.
Nuansa dingin menerpa kulitnya, perasaan yang membuatnya kedinginan ini adalah reaksi normal akibat furnitur tua yang memiliki sihir lama yang sudah sangat lampau. Mungkin sebagai simbol 'keberuntungan' bagi keluarga Malfoy...
Ingatan mengenai denah rumah keluarga Malfoy begitu saja ada di pikirannya, dengan otomatis, kakinya melangkah ke ruang makan megah yang menggelegar.
Pelajaran etiket Draco langsung bisa diterapkan saat dia mengucapkan salam singkat kepada orang tuanya.
Walau dalam semua ingatannya bahwa Draco ceroboh dan semaunya, diingatan Draco asli, dia benar-benar mempelajari etiket dengan sempurna. Dan semua ingatan itu tersusun rapih, berbeda dengan ingatan mengenai teman-temannya.
Sarapan hari ini cukup banyak dan menggugah selera, ada telur mata sapi yang kuningnya dibuat cukup cair dan berbumbu, pasta dengan saus lada hitam, bolu rasa blackberry yang disukai Narcissa.
Namun, yang menarik perhatian Draco adalah telur lembek yang kuningnya sangat cair milik Lucius, tanpa disentuh, kuningnya menyebar ... Nampaknya dia mempelajari kesukaan aneh baru dari kepala keluarga Malfoy.
Sarapan berlangsung hening, karena mereka memiliki larangan banyak bicara di saat makan, walau untuk beberapa percakapan singkat tentu saja diperbolehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Draco Malfoy?! [Bl]
FanfictionHarry Potter. Itu seru, bukan? Cerita yang ditulis dengan sangat baik membuat banyak orang menyukainya. Bagaimana jika kamu bisa masuk ke dunia Harry Potter? Senang? Nah, itu terjadi padaku. Ketimbang menjadi MC utamanya yaitu Harry Potter, KENA...