Eps. 11

410 45 0
                                    

Suatu ketika, disaat-saat dimana dia menyadari bahwa jarak antara dia dengan Lucius semakin jauh, tiba saatnya ayahnya mendekatinya untuk mengatakan sesuatu yang sepertinya harus dia dengarkan tiap tahun. Sialan, dia jadi menghapalinya.

"Kau harus paham posisimu sebagai Malfoy, Draco, kau harus menjadi orang yang di atas, melihat orang-orang rendahan lainnya menatap dari ujung sepatumu." Tatapannya terkunci padanya, abu-abu dingin yang cerdas dalam politik dan abu-abu kebiruan yang cerdas dan licik tiada tara. Kepastian selalu mengiringi suara ayahnya, menceritakan kehebatan keluarga Malfoy, dan betapa cerdasnya mereka untuk bertahan hidup berada di dua sisi, sebuah suara mengalihkan pikiran Draco dari kata-kata konsisten Lucius Malfoy.

"Aku meragukannya," ucap Sirius, dia bersender seolah dia sudah sedaritadi berada disana, padahal dia baru datang, untuk memberikan tutor, kebiasaan si lelet, "Aku lebih bisa membayangkan Draco siap menyiksa pasangannya, kau tahu, dia tidak menunjukkan ketertarikan pada apapun, imajinasiku sangat luas untuk membayangkannya."

Mata ibunya melebar begitu ia memahami maksud Sirius, dia menatap menyalak ke Sirius sembari melakukan gerakan protektif ke Draco. "Jangan ajari anakku hal seperti itu!"

"Aku tidak tahu, mum, mengapa kau mengira aku tertarik pada gadis? Yah aku juga sama sekali tak tertarik pada lelaki," dengus Draco dengan geli, dia menikmati ekspresi keterkejutan dan terperangah orang di ruangan itu, walau tatapan penuh penilaian Sirius cukup mengganggunya.

"Benar-benar anak yang dewasa," Sirius menggeleng, "Kau harus memperhatikan dia, Lucy, siapa yang tahu dia menemukan buku kebejatan makhlukmu."

Lucius diantara dua emosi, bergidik dan jijik, tetapi dia menetralkannya dengan cepat sebelum Draco mengabadikannya dalam ingatannya.

Entah apa yang Sirius katakan kepada ibunya, telah membuatnya tercengang dan melirik hati-hati ke arahnya, sampai dia bertatapan ke ayahnya lalu memutuskan sesuatu dan langsung menyepakatinya.

Mereka berdua dengan tergesa-gesa meninggalkan ruangan itu dengan gumaman yang estetik. Draco sekarang menatap kosong pada Sirius yang masih menatapnya ambigu.

"Baik! Mari kita memulai pelajaran bersama Sirius Black yang perkasa," dia berjalan dengan acuh tak acuh, setiap kata-katanya mengandung emosi membingungkan Draco betapa ... uniknya itu. "Bagaimana caranya memanipulasi seseorang agar dia menatapmu seperti yang kau inginkan."

Dari seringainya sekarang, Draco tahu, seberapa berharganya informasi ini untuk dia pegang.

"Kuharap jika kau merawat Harry, kau hanya memberikannya kasih sayang melimpah, tanpa tekanan menjadi pangeran kegelapan yang baru." Dia menaruh tangannya di wajahnya dengan lelah, mendengarnya membuat Sirius telah kehilangan seringainya, sebelum pada akhirnya dia menjelaskan satu materi yang bagi Draco sangat luar biasa.

Pelajaran dengan Sirius sangatlah mengagumkan, Draco merenung, dia mendengarkan cerita antusias Ron yang membara, betapa lucunya bocah itu Draco bisa bilang, sekarang dia tampak menggelikan, terlalu terbuka dan menumpahkan semua yang diketahui adalah hal yang Draco tak pernah inginkan.

"Ron," yang dipanggil berhenti dan menatapnya lama, "Kurasa aku harus membicarakan mengenai perilakumu, kau harus bisa menjaga pikiranmu sehingga keberadaanku takkan pernah diketahui siapapun bahwa aku sering membantu akademismu."

Ron mengangguk, dia jelas cerdas merasakan keseriusan Draco untuk melenyapkan ingatannya, dia takkan rela. "Occlumency?"

"Tepat, itu sihir yang canggih, tetapi secepatnya kuharap kau dapat membuat pertahanan mental walaupun itu hanya yang berkaitan denganku." Draco menyodorkan suatu buku Occlumency yang mungkin akan membuat auror segera menangkapnya ke penjara anak, "Ini takkan pernah disetujui Kementerian, tetapi ini sangat efektif dalam membuat pertahanan pikiran dengan seluruh potensimu."

"Aku mengetahuinya, Ron, kau adalah ahli taktik yang brilian, kau pasti sudah memikirkan skema apa yang akan kau jadikan pertahanan dalam pikiranmu?"

Ron membaca buku itu dalam waktu lambat dan panjang, Draco tidak pernah tahu apa yang Ron gunakan dalam pertahanan mentalnya, tetapi melihat tatapan angker Ae' setelah mengetes Ron, dia tidak pernah membahasnya lagi, disaat Ron sendiri tak pernah berusaha membicarakannya, bagaimana pertahanan pikirannya bekerja.

Hari-hari telah berlalu, dia bahkan sudah mendengarkan cerita dimana Sirius telah menghujani Harry Potter dengan kasih sayang tak terhingga, menggantikan kekejaman Dursley dengan masa kecil baru yang lebih indah, sekarang masa-masa dengan Dursley hanya mimpi buruk yang sesekali diingat.

Dumbledore? Sama sekali tidak senang. Dia selalu berdebat di Wizengamot untuk mengambil kembali hak asuh Harry dan mengembalikannya ke Dursley, oh pria tua malang itu, dia tak pernah mengetahui bahwa Dursley telah mati mengenaskan setelah banyak penyihir mengetahui pahlawan penyelamat mereka disiksa, pembenci muggle sekarang semakin berlipatganda.

Mungkin Draco ingin menjadi salah satunya, tetapi dia cukup melihat bola kecil perekam dia sudah sangat puas, itu kematian yang sangat layak, saat Dumbledore mengatakan bahwa Sirius Black itu dari keluarga yang memiliki inti sihir yang gelap, dia mulai mendapat tatapan skeptis banyak orang, bahkan jika inti sihirnya gelap, itu bukan masalah, Grindelwald adalah pengguna sihir abu-abu dan tak pernah ada yang membicarakannya lagi.

Draco mengalami peningkatan hubungan dengan Elios, pada suatu ketika dia mengajak Elios untuk menyelinap, mengelilingi kota muggle di sekitar rumah itu, Draco memegang lembut jemari Elios, tidak membiarkan anak yang lebih kecil terpisah darinya, dia mencoba beberapa jajanan lezat pinggir jalan, membaca buku fiksi muggle, beberapa buku ilmiah dan filsafat yang lumayan seru, mereka menemukan banyak tempat mengagumkan, Elios tidak berhenti untuk terperangah, matanya membelalak melihat hal-hal baru, beberapa minggu hanya dirumah mungkin membuatnya melupakan rasanya keluar dan berjalan-jalan.

Mereka berhenti di sebuah kafe buku lokal, Draco memutuskan untuk memesan cemilan untuk menemani keduanya dalam membaca buku muggle, Draco menatap penuh kerinduan pada komputer yang selalu diperebutkan itu, dia ingin merasakan memainkan game-game komputernya, playstationnya, handphonenya, dia sungguh merindukannya.

Dia menatap kembali ke Elios, yang sangat fokus pada bacaannya, melupakan kehadiran Draco ataupun cemilan di hadapannya yang mulai menjadi dingin. Memperhatikan Elios saat dia fokus pada sesuatu sangatlah menarik, matanya yang melesat membaca tiap huruf, ekspresinya yang berbeda-beda tergantung apa yang baru dia baca membuat Draco terlalu asyik memperhatikan sampai dia menyadari ini jadwalnya untuk makan malam di Prancis bersama orang tuanya.

"Elios," dia mendongak menatap Draco, bingung dan sedikit kesal mungkin, "Aku ada sebuah janji pada orangtuaku, apakah kau bersedia pulang sekarang atau aku akan meninggalkanmu sampai Ae' menjemput?"

Elios berkedip beberapa kali sampai dia mengucapkan sebuah kata dengan susah payah, "Aku a-akan pulang se-sekarang." Dia menatap muram bukunya yang belum dia baca sampai habis. Draco menggeleng sedih melihatnya, memperhatikan sekeliling, Draco membisikkan mantra Geminio untuk membuat salinan buku-buku tersebut dan mengembalikannya ke rak, mengabaikan tatapan penuh terimakasih Elios.

Dia menggenggam kembali tangan Elios sebelum akhirnya mereka berteleportasi di rumah yang Draco sewa untuk Elios. Rumah yang cukup menawan dan luas, harga sewanya juga bukan apa-apa jika dibandingkan uang saku yang Draco miliki.

Elios berlari untuk membaca buku-bukunya yang belum dia selesaikan, Draco menggeleng geli melihatnya, mengingatkan Ae' agar dia tidak lupa untuk mengajari Elios mengenai sihir. Draco pun segera kembali ke Malfoy Manor.

"Well," Regulus Black berdiri di ambang pintu Draco begitu dia keluar dari kamar mandi pribadinya. "Aku terkadang-kadang bertanya, apa yang kau lakukan selama itu didalam kamar mandi?"

Dan Draco sama sekali tidak butuh satu orang yang penasaran mengenai kegiatannya.

07-12-22

Became Draco Malfoy?! [Bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang