Nafasnya tersengal-sengal sekarang, dari kejadian barusan, Draco tidak waspada, dia tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang seperti James Potter dan mengapa dia tiba-tiba tertarik padanya.
Draco paham maksud dari klon James Potter yang mendekat dan memojokkannya ke dinding. Kepekaannya luar biasa, sampai dia menyadari keanehan yang terdapat di tubuh Draco. Sejujurnya dia tidak serius saat mengatakan mengenai Lily Potter, tetapi dari ekspresi wajah pria itu ... membuat Draco ragu.
Apakah dia benar-benar memasuki dunia Harry Potter sebenarnya?
Langkah kaki Draco melambat saat dia memasuki ruangan yang berisi tribun dan panggung yang dihiasi pemandangan tidak mengenakan dari para budak dan peri rumah hasil jarahan perang yang kumal.
Draco menunggu peri rumah bagus yang sekiranya berguna untuk kebutuhannya di masa depan. Tidak semua peri rumah itu kompeten dan terlihat setia.
Sampai...
"Peri rumah kelas tinggi! - Ae'! - terbiasa dengan sihir tua kuat dan sihir lama. Kekurangannya susah dikontrol!"
"Dimulai 19 galleon!" Saat orang itu berbicara, bisikan mulai terdengar, bisikan cemoohan, bisikan tidak terima, dan bisikan tidak menyenangkan memenuhi ruangan.
Draco mengangkat tangannya, "Aku 87 galleon." Dia perlu mendapatkannya walau harus membayar mahal, tidak peduli seberapa sulit dikontrol elf itu, dia punya solusinya.
Terkejut pada respon cepat Draco untuk memberi harga tinggi, sang juru lelang tersebut tak kalah cepat untuk melepaskan ikatan rantai peri rumah muram itu. Dan memberikan kontrak elf selamanya pada Draco, seolah dia gembira bahwa elf itu telah terjual, bahkan dengan harga tinggi.
Draco bergerak cepat untuk berteleport sebelum ada orang menjengkelkan yang mendekatinya dengan maksud lain.
Di sebuah tempat tidak diketahui dan terpencil, Draco berhenti, mengeluarkan beberapa perbekalan yang dia siapkan untuk dua elf yang dia beli. Untuk dark elf itu, dia tidak menyangka akan menemukannya di dunia Harry Potter, sehingga dia butuh baca referensi mengenai dunia ini lebih lanjut.
"Ae' akan sulit menuruti semua keinginan tuan." Ae' menunduk angkuh, "Ae' hanya mengabdi kepada bangsawan, bukan hanya orang kaya yang garis keturunannya rendah."
Dark elf itu menatap ragu ke Ae', mungkin dia bertanya-tanya mengapa peri rumah itu mengatakan hal tidak masuk akal disaat dia sendiri belum pasti akan dihargai atau dihajar.
Draco mendecih dan mengubah dirinya ke tampilan aslinya, badannya menyusut, jubahnya telah dia sesuaikan untuk ngepas dengannya.
"Ra-rambut pirang ini! Malfoy? Tidak! Mata abu-abu khas Black juga ada! Apakah Tuan- tuan anak dari keluarga tersebut?" Ae' terkesiap kaget saat dia mengenali semua fitur wajah Draco. Dia menganalisisnya dengan cepat dan bersujud penuh pengampunan.
"Ae' sudah tidak sopan, Ae' tidak tahu Tuan Muda telah menyamar untuk membeli Ae' yang tidak patuh! Ae' memohon sangat agar tuan memaafkan dan membiarkan Ae' terus melayani tuan muda!" Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali, Draco menyulap sebuah bangku nyaman dan menatap tanpa minat dari permohonan peri rumah dihadapannya.
"Aku mengerti," ucap Draco perlahan, dia memberi isyarat kepada dark elf yang kebingungan untuk mendekat. "Siapa namamu?"
"N-nama saya- Elios," lirihnya, dia menghindari menatap mata Draco dan terus memandang peri rumah yang masih bersujud.
"Ae'," Peri itu mendongak patuh, untuk mendengarkan semua keinginan Draco. "Ya, Tuanku."
"Segera ucapkan sumpah kesetiaan. Berjanjilah untuk selalu setia denganku, menjaga semua rahasiaku, dan tidak akan pernah mengkhianatiku." Draco bisa merasakan Ae' menatap penuh pertimbangan atas kata-katanya.
"Jika ada sesuatu menjebakmu, aku akan membalikkan fakta yang keluar dari mulutmu sebagai racauan tidak jelas diakibatkan penyiksaan sebelum kau dilelang."
Ae' tidak berpikir panjang setelah kata-kata Draco dan bersiap melakukan sumpah kesetiaan padanya.
"Ae', peri rumah yang kubeli dan kubebaskan dari siksaan bersama kasta rendahan, maukah kau berjanji untuk setia, patuh, selalu menuruti keinginanku, selalu melindungiku, menjaga rahasiaku, tidak akan berkhianat, dan mengabdikan seluruh kehidupanmu kepadaku?" Seberkas cahaya emas keluar untuk melilitkan rune-rune kesetiaan.
"Ae' bersedia. Ae' akan dan selalu bersama dengan tuan muda." Cahaya emas itu menyatu dan mendesiskan kilauan ke tubuh Ae', lalu pada saat itu juga sumpah telah terikat erat kepadanya.
"Dengan uang ini, belikan sesuatu yang bagus untuk dikenakan dia," Draco mengedikkan kepalanya ke dark elf sampingnya, dan setelah Ae' menghilang, Draco memfokuskan diri kepada dark elf tersebut.
"Kau tentu tahu aku membelimu bukan karena alasan tak masuk akal seperti 'kasihan' bukan?" Elios menatap matanya sebentar dan menunduk lagi, lalu mengangguk.
"Aku memintamu untuk menjadi kuat, kita seumuran, jadi kuharap kau bisa menjadi seorang yang melakukan apapun yang tak ingin kulakukan di Hogwarts." Kemampuan Dark Elf yang Draco pernah baca-baca memang beragam dan jauh lebih berguna dari peri rumah.
"Kau akan berlatih disini, mempelajari semua buku, dan catatan yang ada, untuk lain-lainnya yang kau butuhkan, mintalah kepada Ae'," ucap Draco, memandang acuh ke sekeliling.
"Ba-baik!" Elios menjawab tergagap, Draco menunduk untuk mendekatkan wajahnya demi melihat wajah Elios.
Garis rahang lembut, dengan rambut seputih salju kemilau yang memudar penuh debu, matanya memiliki sentuhan warna berbeda tetapi dapat diartikan keindahan sejati yang mengartikan kekuatan yang terkandung bukan main-main sekalipun ini disegel.
"Kau memiliki paras yang rupawan," Draco memiringkan kepalanya, mencoba merasakan lagi aura kekuatan Elios, "dan semacam sihir yang disegel, walau disegel sekalipun.. Itu tetap sangatlah kuat."
Elios menatapnya penuh kekaguman, "a-aku sendiri tidak pernah menyadarinya ...." Lalu dia menunduk lagi menghindari tatapan Draco.
"Mungkin kita harus mulai melaksanakan ritual penghilang segel. Pernah teringat sesuatu dari orang tuamu mengapa kekuatanmu yang sangat kuat ini disegel?" Draco berdiri dan duduk lagi di kursinya.
"Tidak ... mereka hanya berharap aku tidak ditangkap," jawab Elios dengan sedih. Dia tampak akan menangis terisak lagi, dan Draco tidak berminat mendengarkan isak tangis untuk hari ini.
"Aku akan menyiapkan ritual untuk menghilangkan segelmu, dan setelah itu kuharap kau banyak belajar, membaca, dan berlatih sihir sampai aku datang lagi kesini." Draco melihat-lihat beberapa buku yang sudah dia salin dari perpustakaan Malfoy, "Kau juga bisa bertanya-tanya dengan Ae' jika ada yang belum kau ketahui."
"Hanya saja, aku butuh sumpah setiamu padaku," Elios menatapnya lagi dengan ragu, dan menganggukkan kepalanya.
"Aku-" Elios mengucapkan sumpahnya, dan sama seperti Ae' sebelumnya, cahaya emas melilitkan Elios dalam sumpah kesetiaan yang mutlak.
Draco melihat jam, waktu sudah menunjukkan sudah terlalu larut malam untuk membahas apa saja yang Elios ketahui mengenai rasnya.
"Hanya satu hal yang ingin kusampaikan dan harus selalu kau ingat, kau milikku, Elios, aku berharap tidak akan menyesal membawamu. Tiga hari lagi akan menjadi hari yang melelahkan buatmu karena kau akan belajar banyak demi masa depan sama sepertiku." Draco bangkit saat Elios menatapnya dalam pandangan aneh.
"Tanganmu," ia mengulurkan tangan, Draco menggengamnya merasakan kekuatan sihir yang kuat, dan menuntunnya ke tempat tidur yang disediakan.
"Aku akan pergi, Ae' akan segera kembali. Kau bisa sendirian menunggunya 'kan?" Elios menggeleng kencang dan kembali terisak-isak.
Draco mengkerutkan kening, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, ia tidak pernah becus dalam hubungan suportif seperti ini, jadi Draco mendekat dan menarik Elios dalam pelukan canggung yang aneh.
"Ssh, menangislah."
Malam ditutup dalam isakan tangisan dark elf yang sudah lama tertekan menjadi budak.
13-10-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Draco Malfoy?! [Bl]
FanfictionHarry Potter. Itu seru, bukan? Cerita yang ditulis dengan sangat baik membuat banyak orang menyukainya. Bagaimana jika kamu bisa masuk ke dunia Harry Potter? Senang? Nah, itu terjadi padaku. Ketimbang menjadi MC utamanya yaitu Harry Potter, KENA...