"Satu kali lagi!" teriak Draco, dalam beberapa hari ini yang sangat sibuk, Draco telah berolahraga ketat untuk menjaga staminanya demi kemampuan sihirnya yang diharapkan terbaik.
Saat menjadi Lauren, ia adalah atlet berbakat yang mendedikasikan hidupnya kepada olahraga, keluarganya juga penggila olahraga, akan aneh jika dia memiliki daya tahan fisik yang lemah dikehidupan kapanpun itu.
Dia menghabiskan sepuluh jamnya untuk berolahraga dalam sehari, dan sisanya dia luangkan waktu untuk belajar, bersama Elios, merubah Ron, dan ikut pelajaran dengan tutornya.
Draco bergidik, tutornya semakin hari semakin mengerikan, dia akan ragu dan bertanya-tanya mengapa orang seperti itu memiliki kualifikasi sebagai tutor.
Draco berhenti sejenak, mengambil botol minumnya yang didinginkan, dan meneguknya sampai habis, sebelum melanjutkan olahraganya tanpa henti.
"Elios," panggil Draco, Elios mendekat, wajahnya semakin membaik setelah penanganan luar biasa Ae', yah Draco paling banyak berkontribusi atas membaiknya Elios sih, dia memperlakukan Elios seperti yang dikatakan dibuku psikologi yang pernah dia baca dulu saat iseng.
"Bagaimana kelancaran kebugaranmu?" tanyanya, menatap lekat ke Elios, agak aneh untuk mengatakan bahwa Elios semakin hari semakin menggemaskan, nutrisinya terjaga dan stressnya menurun drastis membuat dia sangat berbeda dari yang pertama kali Draco lihat.
"Mungkin a-ada peningkatan, tetapi aku ti-tidak begitu ya-yakin ...," ucap Elios terbata-bata sedikit. Draco mungkin bertanya-tanya mengapa Elios selalu terbata-bata bersamanya. Namun, dia sudah begitu lelah untuk memperhatikan detail kecil itu dan memikirkannya.
"Jika aku luang, aku akan melihatmu berolahraga," Elios mengangguk mendengarnya, keheningan terjadi diantara keduanya, sampai diinterupsi oleh Ae' yang membawa tas yang sangat teramat mungil atas keinginan Draco.
"Apakah semua yang kukatakan ada disini, Ae'?" dia melihat-lihat benda yang diinginkannya diperkecil tetapi jelas terlihat untuk diambil.
"Ya, Tuan Muda Draco! Ae' membuatnya mudah untuk terlihat menghilang, kecuali tuan mengizinkan orang lain melihatnya!" sahut Ae' antusias, Draco tidak tahu sudah keberapa kalinya dia merasa takjub pada kebisaan Ae' yang sepertinya tidak terbatas, kelebihan peri rumah legendaris. Draco mengucapkan terimakasih kepada Ae' dan berteleportasi karena itu jadwal tutornya.
***
"Hm? Apa yang Anda lakukan? Kenapa berkeringat sangat banyak seperti itu?" tutornya bertanya begitu Draco memasuki ruangan, momen langka dimana dia memperhatikan Draco dari monolog Dumbledore terkasihnya.
Draco mengangkat bahunya tidak mau tahu, "Entahlah, aku hanya berolahraga."
Tutornya mengangkat alis dengan heran, "Seorang Malfoy berolahraga? Aku sangat terkejut mendengarnya." Dia memberi Draco tatapan menilai yang memuakkan.
Risih, Draco langsung membalas, "Daripada tuan membahas penampilan saya, lebih baik Anda menjelaskan materi yang hari ini harus Anda sampaikan."
Draco tidak tahu apa yang ada dipikiran tutornya, dia menjadi sangat tersinggung dan menatap Draco menghina. "Apa yang kau ketahui tentangku, sampai berbicara tidak sopan kepada tutor yang sudah mengajarkanmu dari tidak tahu menjadi tahu?!"
Draco nyaris jatuh dari kursinya mendengarnya berucap seperti itu. Dia pasti sangat sangat tidak mungkin mengatakannya jika dia meninjau kembali apa yang pernah dia sampaikan ke Draco dan 'berguna' bagi Draco. "Apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Became Draco Malfoy?! [Bl]
FanfictionHarry Potter. Itu seru, bukan? Cerita yang ditulis dengan sangat baik membuat banyak orang menyukainya. Bagaimana jika kamu bisa masuk ke dunia Harry Potter? Senang? Nah, itu terjadi padaku. Ketimbang menjadi MC utamanya yaitu Harry Potter, KENA...