"Nana!!" keluarga besar mereka berbondong-bondong masuk kamar rawat Nana.
Ruang rawat Nana sekarang terasa sumpek dan penuh karena jumlah keluarga yang tak bisa terhitung jari
"Cucukuu" Yuta berjalan heboh kearah Nana lalu mengambil bayi yang ada dalam gendongan Nana, Jaehee dan Logan.
"Siniin satu" Jaehyun ingin mengambil Jaehee dari gendongan yuta. tapi yuta malah menjauhkan gendongannya sehingga Jaehyun tidak dapat mengambil Jaehee
"Siniin satu anjeng... Cucu gue juga itu" Jaehyun menarik tubuh yuta dan mengambil Jaehee dari gendongannya
"Balikin anjeng... Cucu gue... Balikin gak" Yuta menjambak rambut Jaehyun dengan kuat hingga membuat empunya meringis kesakitan
"Akhhhh... Lepasin tangan Lo" sebelah tangan Jaehyun balik mencengkram erat dagu Yuta
"Balikin dulu cucu gue" Yuta masih setia menjambak rambut Jaehyun.
Jaehee dan Logan yang ada dalam gendongan mereka hanya menatap polos kedua kakeknya sambil menyesap empeng nya.
"Kamu nggak kenapa-kenapa kan Na??"tanya Winwin dengan nada khawatir.
"Nggak apa-apa kok Bun... Rasanya kek mau meningoy aja" Nana menatap Winwin dengan senyuman manisnya, agar tidak terlalu membuat orangtuanya khawatir
"Syukur deh Na kalo kamu nggak kenapa-kenapa" Taeyong menatap lega kearah Nana.
Tiba-tiba terdengar suara kenop pintu terbuka. semua yang ada di ruangan Nana pun reflek langsung menoleh. dan menemukan Jisung disana.
Jisung yang ditatap oleh semua orang menjadi salah tingkah, "h-halo"
"Oh iya... Ayah lupa kamu tadi ketinggalan" Jeno menepuk keningnya sendiri merutuki kebodohannya karena melupakan Jisung yang tertinggal di rumah.
Jisung hanya merespon dengan senyuman. Rasanya seperti tidak rela melepaskan Nana menjadi milih ayahnya. Seandainya dulu dia tidak bermain-main dengan perasaan Nana, mungkin dia yang berada disamping Nana saat ijab Kabul kemarin, bukan ayahnya.
Jisung hanya bisa tersenyum kecut dan menikmati karmanya.
"Nana anak kamu nangis" Yuta datang seraya membawa logan yang menangis dan menggeliat tak nyaman digendonganya
"Utututu anak bunda... Kenapa sayang... Aus ya... Iya" Nana menyingkap baju rawat yang ia kenakan lalu mendekatkan nipple nya ke mulut Logan dan langsung dihisap kuat oleh sang bayi.
Jeno sontak memelototkan matanya lalu dengan sigap menutupi dada Nana yang terekspos menggunakan tangannya, "aset aku Na yaampun"
Suara gebrakan pintu yang di buka dengan keras yang membuat mereka semua kaget reflek menoleh kearah pintu, "Nana temanmu yang baik datang" Teman-teman Nana berbondong-bondong datang dengan heboh sambil membawakan Nana beberapa buah tangan bahkan ada yang membawakan mejikom, yang entah untuk apa fungsinya
"Stttt... Jangan keras-keras nanti anak ku nangis" Nana mendekatkan jari telunjuknya kearah bibir memberi isyarat untuk diam. temannya pun hanya cengengesan.
"Mau liat dong keponakan aku" Renjun mendekat kearah Nana lalu melihat logan yang sedang tertidur dengan nyaman sambil menyusu di dada Nana.
Haechan lalu ikut menimbrung dan menatap bayi Nana sambil menyedot es cekek yang dia bawa, "Buset kecil bet anjir.... Kek botol Aqua"
"Masih baru lahir ege.... Kalo lahir langsung Segede galon kan nggak lucu" Somi menempeleng pelan kepala Haechann
Semua keluarga dan teman Nana sudah pulang sekarang karena mereka sempat ditegur oleh perawat lantaran ruang inap Nana yang berisik hingga terdengar dari lantai satu.padahal kamar inap Nana di lantai dua VVIP lagi.tinggal Jeno dan Nana di ruangan itu. baby Jaehee dan logan juga sudah tertidur.
"Nana!!makasih ya udah mau berjuang demi bayi kita" Jeno mengusap lembut pungung tangan Nana yang berada dalam genggamannya
"Nana juga makasih sama mas Jeno karena udah mau Nerima Nana—"
"D-dan maaf buat mas Jeno karena—"Nana menggantung kalimat yang dia ucapkan. sepertinya ini saatnya Nana berbicara jujur tentang semuanya. Nana tak bisa jika harus membohongi Jeno lebih jauh lagi. lebih baik Jeno mendengarnya langsung dari mulut Nana daripada mulut orang lain.
"Mas.... A-aku mau jujur sama kamu" Nana menatap Jeno dengan wajah serius
"Kenapa sayang?" Jeno menatap Nana dengan teduh, hingga mampu membuat hati Nana merasa menghangat.
"A-aku sebenarnya—Aku sebenarnya d-deketin kamu karena permasalahan masa lalu aku sama Jisung" Nana menatap takut menunggu reaksi Jeno.
Tapi reaksi yang diberikan Jeno tak sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. dia pikir Jeno akan marah dan langsung menceraikan. alih-alih melakukan itu justru Jeno mengusap dengan lembut pipi Nana dan tersenyum lembut hingga matanya menghilang.
"Aku tau semuanya, Aku nggak mungkin menikahi orang tanpa tau latar belakangnya" Jeno masih setia tersenyum kepada Nana
Mulut Nana langsung merasa kelu. Perasaan bersalah mulai muncul dilubuk hatinya
"maafin aku mas Aku–A-aku hiks" air mata Nana tak bisa dibendung lagi.
melihat tangisan Nana yang semakin deras Jeno lalu membawa Nana kedalam dekapannya dan mengelus lembut punggungnya untuk menenangkannya
"Jangan nangis sayang"
"Mas mau cerein aku?" Nana menatap sendu Jeno
"Kenapa mas cerein kamu.... Mas gaakan pernah cerein Nana" Jeno terus mengusap air mata Nana yang masih setia mengalir dari pelupuk matanya.
"Tapi aku udah boongin mas"
"Itu semua udah berlalu Nana. Mas nggak pernah permasalahin tentang kamu dan Jisung dimasa lalu. Karena masa depan Nana sekarang itu aku bukan Jisung ataupun orang lain"
Nana membawa tubuhnya memeluk Jeno dengan erat, dan Jeno yang mengecup lembut kedua mata sembab Nana
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom |NoMin
Fanfic[End] diselingkuhin yakali nangis, pepetin bapaknya lah •lapak homo •alur cerita cepat •mengandung mpreg •semibaku •Ringan