Jeno dan Nana tenggah Jalan-jalan menyusuri isi mall dengan Nana yang menggandeng posesif lengan Jeno dengan posesif. yang digandeng pun hanya pasrah mengikuti.Saat sedang celingukan melihat-lihat isi Mall. Penglihatan Nana menemukan sebuah tas cantik di panjang didepan toko yang berhasil menarik perhatiannya. dengan wajah penasaran Nana langsung menyeret Jeno untuk mengikuti arah langkahnya.
Nana mengecek lebel harga yang tertera di tas itu. Dia menghela nafasnya kecewa saat harga yang tertera di lebel itu tidak sesuai dengan uang yang dia bawa saat ini.
Nana teringat bahwa dia tidak kesini sendirian, sebuah ide brilian pun terlintas di otak nya. dia menatap Jeno dengan wajah yang dia buat lucu. Sedangkan Jeno yang ditatap seperti itupun mulai memiliki firasat yang tidak enak.
"Om jenoo" Nana memanggil Jeno dengan suara manja
"Beliin Nana ini yaa" jari Nana menunjuk kearah tas bermerek Dior didepan mereka.
"Pwiss" Nana memasang wajah lucu nya untuk merayu Jeno
Jeno menghela nafas panjang"mbak bungkusin tas yang ini" ucap Jeno seraya memberikan sebuah kartu berwarna hitam kepada pegawai toko.
"Yeyy.. makasih om" Nana memeluk tubuh tegap Jeno dan mengecup basah pipinya. membuat sang korban sedikit bengong mencerna apa yang barusan terjadi.
Selesai Jalan-jalan mereka pun pulang karena ini sudah hampir larut.Jeno sekarang sedang mengantarkan Nana ke
kosannyasesampainya di kosan, Nana melepas sabuk pengaman dari tubuhnya lalu dia menatap Jeno, "makasih om.. mau mampir dulu"
"Nggak usah.. makasih" mendengar jawaban dari Jeno, Nana langsung cemberut merasa kecewa, tak ada pilihan lain untuk membuat Jeno tetap lama bersamanya. Nana pun berinisiatif meninggalkan ponselnya di mobil Jeno.
Nana masuk dalam kamar kosnya, lalu mengganti bajunya dengan Kemeja putih yang kebesaran ditubuhnya dan sengaja tidak memakai bawahan apapun.
Nana melihat pantulan dirinya di depan cermin "kayaknya ada yang kurang deh" Nana lalu melepas dua kancing atas kemejanya, membuat leher jenjang dan tulang selangka nya terekspos
"nah, ini baru sempurna" Nana tersenyum puas melihat penampilannya sendiri.
Baru selesai ganti baju Nana mendengar pintu kamarnya diketuk.Nana yakin itu pasti Jeno. dia lalu bergegas keluar membukan pintu.
Dan saat pintu terbuka, ternyata benar itu adalah Jeno, "kenapa balik lagi om?"tanya Nana pura-pura nggak tau.
"Ponsel kamu ketinggalan di mobil saya" Jeno lalu menyerahkan ponsel itu kepada sang pemilik.
"Saya pamit" Jeno membalikan tubuhnya berniat pergi dari sana. Tapi Nana terlebih dahulu mencekal tangan Jeno"eh om, tunggu dulu"
Jeno menatap Nana dengan mimik wajah seolah bertanya "mau makan Indomie sama Nana"
Karena Jeno sedikit lapar sekarang. diapun mengiyakan ajakan Nana. Dengan gembira Nana langsung mengajak Jeno masuk kamar kosnya
"Duduk dulu om.. Nana buatin Indomie nya sebentar" Nana langsung pergi kedapur membuat Indomie dengan semangat.
Selesai membuat Indomie, Nana lalu memberikannya kepada Jeno. mereka lalu melahap mie yang dimasak Nana hingga tandas tak tersisa.
tapi perut Nana masih belum kenyang minta diisi lagi. dia lalu celingukan mencari apa masih ada yang bisa mengganjal perutnya di dalam kamarnya.
setelah beberapa lama celingukan Nana menemukan sebuah pisang di meja, tanpa menunggu lama Nana langsung mengambilnya dan memakan pisang itu dengan lahap.
Jeno menatap kearah Nana yang sedang melahap pisang nya. pikiran kotor mulai memasuki otaknya, cara Nana melahap pisangnya itu sangat ambigu dimatanya.
Dan Jeno baru menyadari, kalo Nana hanya memakai kemeja kebesaran dengan dua kancing atasnya yang dibiarkan terbuka hingga tubuh indah Nana terekspos dengan jelas. Jeno berdehem pelan untuk menetralkan rasa gugupnya.
Nana yang merasa diperhatikan langsung menoleh kearah Jeno yang sedang menatapnya dengan liar. Dia yang mengerti arti tatapan Jeno lalu sengaja menjahili Jeno dengan memakan Pisangnya secara sensual.
Jeno yang melihat Nana seperti itu langsung keringat dingin. sesuatu mulai mengeras di balik celananya.
Sedangkan Nana yang menyadari gelagat Jeno langsung tersenyum puas dalam hati.
"Om kenapa.. sakit ya?"tanya Jaemin dengan tatapan polos
"Nggak, saya nggak apa-apa"ucap Jeno dengan keringat dingin yang tak berhenti mengucur
"Masa sih, sini Nana periksa" Nana lalu menghampiri Jeno dan dengan sengaja mengelus sensual paha dalam Jeno
"Na!!Jangan kaya gitu!!" Jeno berucap dengan nada gugup yang terdengar jelas karena tangan Nana hampir mengenai miliknya
"Om kalo sakit nginep disini aja.. nggak apa-apa kok" Nana berucap dengan nada yang dibuat polos
Tiba-tiba Jeno mencium Nana dan melumat bibirnya dengan agresif. Nana melongo, tidak menyangka akan secepat ini.
Tersadar dari bengong nya, Nana tanpa berbasa-basi langsung membalas ciuman jeno tak kalah agresif
Nana merangkak naik keatas pangkuan Jeno dan mengalungkan tangannya di leher sang partner. sesekali menggoda Jeno dengan menggesekkan bokongnya ke selangkangan Jeno
"Nghhhh" Nana mendesah tertahan saat tangan nakal Jeno menelusup dibalik kemeja yang ia kenakan dan mengelus sensual perut ratanya.
Ciuman Jeno turun ke leher jenjang Nana lalu menghisap kulitnya hingga menimbulkan bekas kemerahan disana
"Ahhhh.. om"
"Nghhh.. ahhh" Sepertinya malam ini menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom |NoMin
Fiksi Penggemar[End] diselingkuhin yakali nangis, pepetin bapaknya lah •lapak homo •alur cerita cepat •mengandung mpreg •semibaku •Ringan