- CHAPTER O2

80 5 0
                                    

Kirana memasuki kelasnya yang masih sepi, semalam setelah balapan Ia melepas semua yang dipakai saat balapan di suatu tempat tersembunyi, agar identitas nya selama ini tidak terbongkar. Kirana teringat, dimana setelah meninggalkan area balap itu, Kirana dikejar oleh segerombolan geng Motor. Sebelumnya, Ia sudah menduga semua ini. Kirana sengaja memancing hal itu agar Gentala dkk mengejarnya.

Tapi sayang, Gentala dkk kehilangan jejak Kirana. Kirana memiliki pemikiran yang cepat dan cerdik. Ia sudah merencanakan ini semua, memancing geng Bruiser untuk mengejarnya. Tentu saja Kirana melakukan itu karena sesuatu, dan semalam Ia mendapatkan sedikit petunjuk dari aksi kejar kejar an semalam.

Kirana terkekeh, kemudian menelungkupkan kepala nya di kedua lipatan tanganya, "sampah."

Satu persatu teman kelas Kirana mulai berdatangan, disini Kirana anak baru dan tentu belum mendapatkan teman. Kirana sendiri tidak masalah jika tidak mempunyai teman, karena Ia tak butuh itu. Kirana duduk di bangku 12 IPS 3, menurutnya sekolah ini cukup bagus fasilitasnya tapi Kirana tidak mempermasalahkan jika sekolahnya pun jelek, karena tujuan nya kesini adalah salah satu rencana sang Kakak, Karina.

Karina menyuruhnya bersekolah disini, Ia hanya menuruti nya. Lagi pula hitung hitung menjadi adik yang baik karena nurut dengan Kakaknya.

-

"Siapa yang bisa jawab soal di depan?"

Tanya guru tersebut. Ini soal sejarah, Kirana sangat benci pelajaran ini. Lagipula buat apa sejarah di ungkit ungkit kembali? Ia mempunyai prinsip, yang lalu biarlah berlalu. Kecuali kejadian 3 tahun yang lalu.

Kirana mengusap wajahnya kasar, berdiri dari duduknya dan berpamitan untuk ke toilet. Entah, hari ini Kirana merasa suntuk. Tidak seperti hari hari sebelumnya, yang Ia jalani dengan cerah. 15 menit di toilet, Kirana keluar dengan wajah yang mulai fresh. Tapi saat ingin menaiki tangga menuju kelas nya Ia dikejutkan dengan siswa siswi lain yang berlari ke arah depan sekolah.

Kirana mengerutkan dahinya bingung, tak lama Ia kembali terkejut saat banyak orang turun dari atas mengejar yang lain ke arah depan sekolah. Perasaanya mulai tidak enak, Ia harus tahu ada apa di depan sana.

"Ada apa di depan hah?" Tanya Kirana memberhentikan satu orang yang ikut lari berbondong bondong itu.

"Baran, ketua geng Ravespa."

"Baran?"

"Iya, dia ngamuk bawa anggotanya. Katanya sih nyari orang disini."

Kirana mengangguk, membiarkan orang itu pergi. Kirana yang tadinya ingin melihat keluar tidak jadi, Ia urungkan. Kirana berbalik, berlari menuju rooftop sekolah ini. Ia harus memberi tahu Kakak nya atas kejadian ini, dan tidak boleh ada yang tahu tentang ini.

Ia kenal siapa Baran, ketua geng abal abal yang selalu kalah telak darinya. Baran mungkin kesini ingin mencari tahu siapa Ia sebenarnya. Kirana dan Karina selalu menutupi wajah nya ketika berhadapan dengan laki laki brengsek itu. Baran tidak hanya mengganggu Kirana dan Karina, tetapi Baran selalu mencoba mencari tahu dan mencari masalah ke Aodra, Aodra adalah geng motor yang sangat tersembunyi indentitasnya.

"Halo?"

"To the point."

"Lo cari masalah sama Baran hah? kenapa dia bisa ke sekolah gue Kak?"

"Sekolah lo?"

"Iya, mereka cari gue."

"Kemaren Baran juga ke kampus gue, tapi syukur gue sama Cindy bisa kabur. Lo kabur sekarang, gue tunggu di markas."

Tut.

Kirana berdecak, kenapa laki laki itu selalu mencari masalah?

Brak.

Karina juga Cindy terkejut saat pintu markas itu terbuka kasar, Ia melihat kearah Kirana dan Kenzo yang datang tergesa gesa dengan nafas yang terengah engah.

Fyi. Aodra adalah geng mereka. Aodra didirikan tepat 2 tahun yang lalu, 1 tahun setelah kematian kedua orang tua Mereka. Karina membangun ini, untuk mengumpulkan orang orang kuat dan untuk membalas dendam kepada pembunuh kedua orang tua mereka. Cindy, teman Karina ikut andil untuk menyeleksi siapa saja orang yang pantas masuk ke Aodra. Posisi Cindy sendiri adalah tangan kanan Aodra. Cindy pandai melacak sesuatu, juga pandai merencanakan matang matang semua strategi.

Kirana adalah wakil Aodra, Ia dibantu Kenzo, sedangkan Karina adalah ketua dari Aodra. Aodra sendiri memiliki arti kemenangan dan kesuksesan. Bukti Aodra selalu menang adalah pertandingan saat melawan geng nya Barran 6 bulan yang lalu. Setelah pertandingan itu, Barran selalu dendam pada Aodra dan ingin mencari tahu siapa dalang pendiri Aodra.

Karina menyuruh Kirana dan Kenzo duduk dalam isyarat. Mereka yang paham, segera menuruti perintah Karina.

"Gue gak tahu pasti, mereka bilang itu Barran."

"Kita sempet dikejar juga Rin," Timpal Kenzo.

Karina mengangkat sebelah alisnya, "kenapa bisa?"

"Karena disituasi Mereka lagi obrak abrik sekolah, lo berdua doang yang kabur?" Tanya Cindy tepat.

Kirana dan Kenzo mengangguk mengiyakan, sebuah pikiran melintas di pikiran Kirana. Kenapa Barran tahu kampus Karina dan sekolahnya? Apa ada pengkhianat diantara mereka? atau ada penyusup di antara mereka?

Kirana bangkit dari duduknya, "mana anak anak?"

"Lo mau ngapain?" Tanya Karina heran.

"Gue rasa ada penyusup."

"Gue juga rasa gitu." Timpal Kenzo.

"Gue tau orangnya, ikut gue." Titah Cindy diangguki Mereka bertiga.

Karina menatap seorang laki laki yang di borgol itu dengan muka emosinya, sedangkan disisi lain Kenzo, Cindy dan Kirana berada tepat dibelakang Karina yang sedang memukuli penyusup itu.

Dugaan Kirana benar, ada penyusup. Sebenarnya Kirana sudah mencurigai orang ini sejak lama dan meminta tolong Cindy untuk mengawasi dan melacak asal penyusup ini.

"Iqbal?"

"Anggota Ravespa hah?!" Bentak Karina marah.

Iqbal, seorang laki laki bertubuh tidak terlalu tinggi dan memiliki sedikit kumis dibawah hidungnya. Ia anggota yang baru di rekrut sekitar satu setengah tahun yang lalu. Cindy sudah mengawasi nya semenjak 6 bulan yang lalu.

Laki laki itu menggeleng, membuat Karina, Kenzo dan Cindy bingung. Jika bukan dari Ravespa dari mana lagi? Kirana mencoba menarik Karina mundur, Ia mendekati Iqbal dan menjambak rambut gondrong laki laki itu.

"Anak buah Gentala jericho?" Tanya Kirana pelan.

Iqbal menegang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

malentendido - ENDWhere stories live. Discover now