- CHAPTER O3

70 3 0
                                    

Kirana dan Karina kini berada dirumah Kenzo. Mereka diundang makan malam setiap weekend nya, dan mereka hanya menuruti kemauan Om dan Tante mereka. Pukul 7.00 pm makan malam akan segera dimulai, masih setengah jam lagi dan mereka masih menunggu kehadiran Kenzie, Kakak laki laki nya Kenzo.

Kenzie memiliki perusahaan sendiri, Andreas ayah dari Kenzo juga memiliki perusahaan sendiri. Hanya Kenzo yang tidak ingin mengurus perusahaan, alasan Kenzo simple, Ia lebih baik perang dijalan daripada harus dihadapi oleh berkas berkas.

Farah, Mama nya Kenzo memiliki cafe yang berada di dekat sekolah Kenzo. Kadang kalau Kirana suntuk, Ia akan kabur kesitu. Selain tempatnya yang nyaman, makanan nya juga enak enak.

Andreas, Ayah Kenzo ikut andil mencari tahu siapa yang telah membunuh Kakak nya itu. Andreas bilang, yang membunuh kedua orang tua Karina dan Kirana adalah salah satu pemilik perusahaan tambang terbesar di Asia Tenggara. Karina menerima info itu sejak 2 tahun yang lalu, kini hidup Karina hanya dipenuhi dengan mencari tahu siapa anak dari pemilik tambang terbesar di Asia itu. Karina dapat informasi, bahwa anak pembunuh kedua orang tua nya satu sekolah dengan Kirana, adiknya.

Belum tahu pasti, tapi Kirana dan Karina tidak akan menyerah untuk mencari siapa yang telah merebut kebahagiaan mereka berdua.

"Selamat malam."

Mereka menoleh, mendapati Kenzie yang datang dengan wajah lelah dan masih memakai pakaian Jaz kantoran itu. Kirana mengakui, Kakak sepupunya ini lumayan tampan. Tapi sayang, Kirana tidak memiliki ketertarikan pada laki laki. Bukan berarti Kirana tidak normal, Kirana hanya ingin fokus mencari tahu siapa yang membunuh Mama dan Papa nya.

Kenzie duduk disebelah Karina, Ia tersenyum manis melihat adik sepupunya itu. Karina membalas senyum Kenzie dengan senyum tipis. Karina selalu menghindar dari Kenzie, entah perasaanya saja atau gimana. Tapi tatapan Kenzie ketika menatapnya seperti ada maksud lain.

"Ayo kita mulai makan malamnya."

Mereka mengangguk, mulai menyantap makanan yang berada di meja makan itu. Andreas memiliki peraturan, jika sedang makan tidak ada yang boleh berbicara, apalagi sampai mengobrol.

Kenzie sedari tadi tidak henti henti nya menatap Karina, Karina sadar dan merasa risih. Ia bangkit dari duduknya, "Karin izin ke toilet bentar,"

Karina berlari kecil menuju toilet dirumah ini, setelah memasuki toilet Kirana segera mengunci pintu toilet itu. Ia mengusap wajahnya dengan air yang mengalir dari wastafel.

"He's so crazy, shit."

Siang hari di hari weekend enak nya adalah bermalas malas an dikasur. Tapi berbeda dengan Kenzo, pria tampan itu sedang melamun di salah satu cafe yang lumayan jauh dari rumahnya.

Beberapa kali Kenzo menghela nafas, membuat perempuan di depan nya itu terheran heran. Kirana sudah duduk semenjak 1 jam yang lalu, Ia sendiri tidak paham dengan masalah Kenzo, apakah sangat berat?

Duk!

"Woi."

Kenzo meringis saat tulang keringnya di senggol kaki Kirana dibawah sana, "kenapa sih Ran?"

"Lo yang kenapa anjir!"

"Gue gapapa,"

Kirana berdecak, kemudian menarik kerah jaket yang Kenzo gunakan. "Ayolah Zo, lo anggep gue apasih?"

"Dedemit." Jawab Kenzo singkat.

"Sialan."

Kirana meminum hot coffe nya yang sedari tadi Ia diamkan, mungkin sudah tidak panas lagi karena sudah di diamkan Kirana selama 1 jam.

"Masalah cewek?"

"Cerita sama gue coba."

Kenzo mengusap wajahnya gusar, "gue ditolak sama Bella.."

"Bella?"

"Iya, dia perempuan yang gue suka dari lama."

"Lo kapan nembaknya?"

"Tadi pagi, sekalian gue ajak lari pagi."

Kirana terkekeh, Ia menampar kecil pipi Kenzo yang kanan. "Dengerin gue Zo, hidup ga selamanya tentang cinta. Lo ditolak kan? yaudah, perempuan masih banyak di dunia ini. Jangan jadiin dia patokan buat lo jadi ga semangat gini, lo itu sepupu ter perfect menurut gue. Lo masih punya gue Zo, kalo ada apa apa lo bisa cerita ke gue, jangan sungkan gini. Emang alasan dia nolak lo apa?"

"Karena gue brandal katanya,"

"Nah! Lo harus buktiin Zo, lo liat kan abang lo? bukanya gua banding bandingin. Lo harus bisa buktiin ke Bella kalo lo gak cuma brandal. Lo bisa sukses, lo bisa sukses pake cara lo sendiri."

Kenzo tersenyum, Kirana benar. Mungkin Ia harus membuktikan kepada Bella bahwa anak brandal juga bisa sukses, "Thanks Ran, lo sepupu terdebest deh."

"Ps 5 nya ditunggu ye."

"Anjing lo!" Umpat Kenzo.

Kirana terkekeh, Ia akui bahwa Kenzo sangat berpengaruh untuk hidupnya. Kirana tidak menyukai Kenzo, Kirana menyayangi Kenzo seperti kakak laki lakinya. Kirana sangat beruntung memiliki Kenzo, semenjak kematian kedua orang tuanya Kenzo selalu ada di dekatnya. Kenzo yang selalu melindunginya, Kenzo yang selalu membuatnya tertawa. Kenzo tidak terlalu dekat dengan Karina karena Kenzo takut dengan Karina. Karina semenjak lahir memang seperti tak tersentuh.

Kirana teringat, saat Ia dan Kenzo memiliki mimpi untuk pergi ke sydney bersama keluarga mereka. Tapi harapan itu pupus saat kedua orang tua Kirana meninggal. Disaat itu, Kenzo selalu ada untuk Kirana. Kirana sempat ingin bunuh diri dan Kenzo menghalanginya dengan berbagai cara. Kenzo bahkan ikut menangis saat melihat keadaan Kirana dua tahun yang lalu. Kenzo tahu apa yang dirasakan Kirana, kehilangan kedua orangtua itu sangat menyakitkan. Apalagi saat itu, Kirana sudah ingin lulus SMP, tapi malah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Kenzo paham, kenapa Kirana tidak pernah ingin mengenal lawan jenis selain dirinya, Kirana hanya menyanyangi dua laki laki di hidupnya, yaitu Ayah Kirana dan Kenzo.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

malentendido - ENDWhere stories live. Discover now