- CHAPTER O5

61 3 0
                                    

"Karina!"

Karina merasa dirinya terpanggil, Ia menoleh kebelakang dan mendapati Galang disana. Galang? buat apa orang itu memanggilnya? apakah Galang ingin menjebaknya? atau?

"Lo free gak?" Tanya Galang To the point.

Karina mengangkat alis kanan nya, "mau apa?"

Dilihat dari lagak nya Galang seperti orang yang salah tingkah, fyi Galang dulu juga satu SMP dan SMA dengan Karina. Walaupun Karina tidak punya teman Karina tahu sedikit tentang orang ini. Galang adalah laki laki yang selalu dikejar kejar guru BK selama SMP dan SMA, Galang sering berantem dengan anak sekolah sebelah. Galang dan teman temannya juga sering terlihat babak belur saat memasuki jam sekolah.

Dan yang baru Karina tahu, Galang sempat menjadi ketua geng motor. Geng motor yang mengirim penyusup ke Aodra.

"Gue anu,"

"Ini, lo free kan?"

"Gue mau ajak lo jalan nanti malem, lo bisa gak?"

Karina terkejut. Jujur dia tak dekat dengan Galang. Lantas mengapa tiba tiba Galang mengajak nya jalan? Karina yakin kalau ini jebakan. Ini rencana yang Galang buat agar bisa menjebaknya.

"Gue gabisa."

Setelah mengatakan itu, Karina pergi meninggalkan Galang yang pasrah. Galang menghebuskan nafas nya kasar, kapan Ia bisa mengambil hati pujaan hatinya? Iya, Galang menyukai Karina semenjak SMP. Galang terlalu pengecut untuk mengatakan perasaanya pada Karina. Galang hanya ingin sekolah yang ada Karinya nya. Seperti sekarang, mereka satu kampus dan mereka juga pernah satu SMA.

Galang sudah terlalu jatuh pada Karina. Hari harinya tak lain hanya bisa mengamati Karina dari jauh. Ini pertama kali Ia mengajak bicara Karina.

-

Kirana menjatuhkan tubuhnya dikasur empuknya, 2 hari Ia tidak pulang kerumah karena menginap di markas Aodra. Kirana memejamkan matanya karena lelah, Ia mengingat dulu saat pulang lambat seperti ini pasti Mama nya khawatir dan menunggu Kirana di teras depan.

Ia bangkit, melihat bingkai foto yang selalu Ia pajang di meja dekat kasur besarnya itu. Disana terdapat foto keluarga kecilnya saat Kirana berumur 10 tahun. Terlihat jelas keluarga nya sangat bahagia saat itu. Ia merindukan pelukan seorang Mama, merindukan pelukan seorang Ayah. Kirana sangat menyayangi keluarganya, termasuk Karina. Walaupun seram seram seperti itu, Karina tetap Kakak terbaiknya.

Semenjak kematian kedua orang tuanya, Karina lah yang mengurus Kirana. Karina mengajarkan, bahwa jadi perempuan tidak boleh lemah. Kirana dulu tidak seperti ini, Kirana dulu sangat feminim. Tapi berkat Karina, Kirana bisa menjadi pemberani seperti ini. Kirana tidak pernah takut pada siapapun, Karina selalu berpesan jangan pernah takut sesama manusia dan Karina bilang hanya boleh takut pada Tuhan yang Maha Esa.

Kirana kembali merebahkan tubuhnya dikasur empuk itu, Ia mulai memejamkan matanya karena hari ini cukup lelah. Tapi belum 10 menit Ia merasa ada yang membuka pintu rumah nya. Kirana mulai bangkit dan keluar dari kamarnya, Ia berpikir mungkin itu Kakaknya?

"Kak?"

"Kak Karin?"

"Lo udah pulang?"

Terlintas pikiran negatif yang ada di pikiranya, pintu rumahnya benar terbuka tapi Ia tidak melihat siapapun disini. Ia juga merasa sudah menutup pintu rumahnya dengan rapat tadi sebelum masuk ke kamarnya.

Kirana berbalik, hendak kembali ke kamarnya. Langkah Karina terhenti saat melihat kehadiran seseorang tepat di depanya.

"LO!"

malentendido - ENDWhere stories live. Discover now