- END?

72 3 0
                                    

Karina keluar dari mobil nya saat sampai di depan gerbang gedung kosong itu. Terlihat sangat kumuh dan tidak layak pakai. Ia juga melihat motor Kenzo tak jauh dari sana, apa Kenzo ikut andil dalam perbuatan Ayah dan Kakak bejatnya itu?

Cindy yang melihat kebingungan Karina saat melihat motor Kenzo pun menepuk pundak sahabatnya itu, "Kenzo gak tau apa apa."

Karina mengangguk, yang Ia khawatirkan sekarang adalah Kirana dan Kenzo. Mereka hanya berdua dan takutnya disana ada banyak orang yang ingin menyelakai mereka. Saat keluar dari mobil nya, Ia dikejutkan dengan kehadiran Galang di belakangnya. Karima berdecak, mau apalagi orang ini?

Ia tak ingin mempermasalahkan itu dahulu, yang harus Ia utamakan sekarang adalah keselamatan Kirana dan Kenzo. Saat ingin membuka pintu gedung itu, sebuah tangan menahanya dari belakang, hal itu membuat Karina mengurungkan niatnya dan berbalik,

"Lo gak sendiri Karin, gue, Gentala, Aodra, dan Bruiser bakal bantu lo. Sekarang lo masuk dulu aja, biar gue awasin dari sini, Hati hati ya." Ujar Galang sambil mengusap rambut Karina dengan sayang.

Karina mengangguk, Ia membuka pintu gedung itu dengan kasar. Amarahnya semakin memuncak melihat Kirana sedang diikat dengan keadaan tidak sadar seperti itu, Ia juga melihat Kenzo sedang melawan Barran. Barran? ah rupanya bajingan itu bekerja sama dengan Om dan Kakak sepupunya.

Kakinya melangkah mendekat kearah Kirana, Ia bisa melihat wajah Kirana pun penuh dengan luka. Hatinya meringis, ini semua karena kelalaian nya yang tidak bisa menjaga Kirana dengan baik. Karina mulai melepas ikatan kaki Kirana, Ia bangkit menangkup kedua pipi sang adik yang tidak sadarkan diri itu.

"Kirana, Kirana lo denger gue kan?"

"Kirana bangun." Ujar Karin menampar pelan pipi Kirana.

Kirana yang terusik pun mulai membuka matanya perlahan, hal yang pertama dilihat adalah Kakaknya, Karina. Ia melihat kearah sekeliling dan mendapati Kenzo dengan muka lebamnya terus melawan Barran.

"Kak Kenzie.."

"Iya gue paham, lo kuat berdiri sekarang?" Tanya Karina sambil bantu melepas ikatan di tangan Kirana.

Kirana mengangguk, Ia melihat Barran berjalan kearah sini dengan membawa balok kayu yang lumayan besar,

"BARRAN ANJING LO!" Teriak Kenzo dari jauh,

"Karin, awas!"

BUGH.

Karina mendengar suara pukulan itu, tapi Karina tidak merasakan apapun. Ia berbalik melihat Barran yang masih memegang balok kayu itu dan Karina melihat Galang yamg terjatuh sambil meringis. Karina terkejut saat melihat Galang melindunginya, Ia menghampiri laki laki itu dan membantunya berdiri.

"Lo gapapa?" Tanya Karina tersirat rasa khawatir.

Barran yang geram pun menghampirinya, Karina melihat pergerakan Barran langsung menendang dada bajingan itu dengan keras. Barran terpental kebelakang sampai mengenai sebuah pintu yang Karina sendiri tidak tahu itu pintu apa.

Kirana melepas ikatan di kakinya, Ia berlari kearah Kenzo dan membantu Kenzo bangun. Wajah Kenzo penuh dengan luka pukulan dan darah. Kirana meringis, firasatnya sesuatu akan terjadi disini.

"Kak, ayo keluar. Perasaan gue gak enak." Ajak Kirana diangguki Karina yang memapah Galang.

"Lo semua duluan, lo harus lari dari sini Rin. Sebelum Bang Kenzie sama Ayah dateng." Usir Kenzo melepas rangkulan Kirana.

"Lo mau mati sendiri hah?!" Gertak Kirana kesal.

"Lo cep-

Prok prok prok

malentendido - ENDWhere stories live. Discover now