E 10

26.5K 1.4K 19
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian


Hari senin dimana hari paling malas untuk para murid melakukan upacara. Walaupun sekolah memiliki lapangan indoor yang cukup menampung semua penghuni sekolah, tetap saja mereka melakukan upacara dilapangan outdoor.

Saat ini juga terlihat raut masam pada wajah Claire. Seharusnya weekend kemarin dia pergi bersama dengan Bagas ke Disneyland. Namun, batal akibat Carel dengan segala ke posesifannya.

Sabtu kemarin Carel terlihat sangat posesif padanya, padahal Claire sudah sering pergi keluar Negeri maupun keluar kota seorang diri. Namun, entah kenapa sabtu kemarin Carel berbeda dari yang biasanya.

Saat Bu Rani tengah fokus berpidato di depan mereka semua. Seseorang yang tengah berdiri di samping Claire sibuk meledeknya.

"Batal, nih?" ledeknya sambil menyenggol pelan lengan Claire

"Gagal ke Disneyland, nih?" ledeknya kembali.

"Apaan, sih, lo, Sa!" kesalnya.

"Merajuk?" godanya menatap Claire.

"Gue punya kabar menarik nih tentang ...  Brylee." ucapnya saat kembali menatap lurus kedepan.

"Apa?" tanya Claire penasaran menatap ke arah Tissa.

"Gak jadi, deh." ledek Tissa melirik Claire.

"Diem deh lo kalau gak mau kasih tahu. Gue paling kesal sama orang yang kalau ngomong setengah-setengah kaya lo. Buat orang jadi penasaran aja ... mending lo diam aja dari awal." ucapnya kesal lalu menatap lurus ke arah Bu Rani.

"Tuh, juga, ngapain sih pidato lama banget. Pake acara bahas teror lagi, gak kasian apa sama mereka yang dapat teror. Mau move on jadi ke ingat lagi." gumamnya kesal.

"Lo sudah move on?" tanya Rima yang mendengar ocehan dari Claire.

Claire lalu berbalik ke arah belakang tepat Rima berdiri. "Sudah lah, teror gitu doang ... kurang pro si peneror. Harus lebih giat berlatih supaya lebih pro." ucapnya santai.

"Freak lo!" sarkasnya.

"Bodo! Yang penting gue cantik!" ucapnya nyaring penuh percaya diri.

"Cantik gue!" balas Rima tak kalah nyaring.

"CANTIK GUE, LAH! SATU SEKOLAH JUGA TAHU GUE CANTIK!" teriak Claire sangat nyaring tanpa sadar menjadi pusat perhatian.

"Cantik sih, tapi gak bisa dapatin Delano." ledek Rima menatap Claire remeh.

"HEH! LO KALAU NGOMONG SUKA BENAR! UNTUNG LO TEMAN SEKELAS GUE, KALAU BUK-" teriaknya terpotong.

"Kalau bukan?" ucap tegas Bu Rani dengan microfonnya.

Claire yang mendengar lalu menatap di sekitarnya. "Hehe, gue jadi pusat perhatian, nih." ucapnya kikuk.

"CLAIRE...." panggil Bu Rani tegas.

Claire yang mendengar lalu bersembunyi di balik badan Dennis yang berada di sebelah kirinya.

"Dennis, sampai Bu Rani bisa ngeliat gue ... gue tendang aset berharga lo." ancam Claire yang berada di belakang Dennis.

"Gue sama lo hampir sama tingginya. Gak mungkin 'tuh guru gak liat lo sembunyi di belakang gue. Random banget sih lo jadi orang!" dengkusnya kesal.

"Claire." panggil Bu Rani.

Hening. Keadaan sangat hening saat Bu Rani memanggil Claire kembali.

"Dennis, suaranya buat gue merinding. Yakin itu Bu Rani? Bukan kuntilanak, kan?" ucap Claire yang membuat beberapa murid yang mendengar langsung tertawa.

Effort ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang