DUAPULUH

14 1 0
                                    


Raya kembali ke kelas, untung saja kelas baru dimulai 5 menit dengan alasan dari UKS guru mengizinkan Raya mengikuti pelajaran. Raya hanya ingin fokus kali ini, tidak ingin memikirkan apapun. Untung saja sebelumnya sudah belajar jadi bisa menjawab pertanyaan guru dengan lancar.

Drrtt

Suara getaran hp, Raya melirik dan mendapati notifikasi dari nomor yang tidak dikenal. Karena tidak begitu penting Raya sedikit mengabaikan dan fokus kembali ke pelajaran. 2 jam berlalu pelajaran selesai, Raya menyederkan kepalanya di meja.

"Ra?" suara panggilan membuat Raya bangun.

"Ya?"Raya sedikit bingung karena ada teman satu kelasnya menghampiri.

"B-boleh minta ajarin tugas dari Pak Agus nggak?" tanya Yuli yang tak lain teman sekelasnya yang duduknya tidak jauh darinya. Raya diam belum menjawab.

"Kan gue bilang, mana mau Raya ngajarin kita. Kita gapernah ngobrol sama dia kan." Citra sedikit berbisik lantaran memang satu kelas seperti menjahui Raya karena sosoknya menjadi pacar Bima.

"Oke." Jawaban Raya membuat Citra dan Yuli menoleh, mereka tidak percaya Raya mau mengajari mereka.

"Beneran Ra?" Citra mendekat memastikan, Raya mengerjapkan matanya melihat ekspresi Citra dan Yuli yang sangat senang.

"I-iya beneran." Jawab Raya gugup. Citra dan Yuli sedikit bersorak karena Raya bersedia mengajari mereka.

"Oke, ntar sore gua cari tempat yang bisa bikin belajar bareng ya." Yuli sangat antusias. Raya tersenyum, kali ini dia akan punya teman wanita.

Pelajaran selesai, Raya membereskan buku-bukunya. Tenang, seperti yang dia harapkan. Bima yang biasanya menunggu Raya di luar kelas tidak ada. Entah kenapa rasanya ada yang kurang. Raya tidak mau ambil pusing dan membawa tasnya meninggalkan kelas.

***

"Kenapa lagi tu anak?" tanya Aksa ke Brian saat melihat Bima nemembaki musuhnya di game dengan brutal.

"Mana gue tau, berantem kali sama Raya." jawab Brian asal. Brian masih fokus dengan gamenya.

Bima masih teringat dengan ucapan Raya gara gara berdebat di UKS Raya mengatakan putus. Dean yang membuat Raya mengatakan putus, dalam hati Bima menyalahkan Dean dan ingin menghajarnya.

"Ah, bangsat emang tu anak." umpat Bima melempar hpnya.

"Eh anjing, lu kenapa sih dari tadi emosi mulu." Aksa yang kaget sontak mengeluarkan kata-kata kasarnya.

"Pengen gue bunuh si Dean." Bima meremas rokok yang ingin dia nyalakan.

"Dean? Kakak kelas kita?" Brian memastikan.

"Cuma 1 nama Dean di sekolah kita nyet." jawab Aksa.

"Heh lu jangan bikin ulah deh sama kakak kelas." Brian mencoba menenangkan.

"Gara-gara dia Raya bilang ke gue mau putus." sorot mata Bima memerah membuat Brian yakin jika ucapan Bima tidak becanda.

"Kalau lu bikin ulah dan Raya tau yang ada justru putus beneran lu berdua." ucap Brian yang seketika mendapat tatapan tajam Bima.

"Iya, gue setuju. Coba lu lembut dikit ke Raya jangan kek anjing dikit dikit cemburu ngamuk liat dia sama cowok." Brian memberikan nasehat.

"Maksud lu gue biarin Raya deket sama cowok lain?" tanya Bima tidak terima.

"Maksud gue tuh, kasih Raya sedikit kebebasan deket sama siapa aja. Kalau dia cuma ada temen cewek nggak asik juga kan, dia butuh sosialisasi juga." jelas Brian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BimaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang