AURUM

390 49 14
                                    

Tengelamnya matahari sama sekali tidak menghapus keramaian SMA ARUNIKA, latihan ekstrakurikuler basket menjadi pertunjukan yang tak boleh dilewatkan oleh para murid baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengelamnya matahari sama sekali tidak menghapus keramaian SMA ARUNIKA, latihan ekstrakurikuler basket menjadi pertunjukan yang tak boleh dilewatkan oleh para murid baru. Rambut basah dan tatapan tajam para anggotanya selalu berhasil mengalihkan atensi para penonton. bohong jika pemandangan itu tidak menawan. seluruh sekolah mengakui bahwa anggota diangkatan tahun ini sungguh memanjakan mata.

Junandifa mengangkat tangannya membentuk silang,"Lanjut besok!"Teriaknya.

Banyak penonton kecewa mendengar penuturan Junandifa, tapi mereka juga tidak mungkin semalaman berlatih hanya untuk memuaskan mata para penontonya.

"Jun, besok gue datang agak telat, ada janji sama Mima." Izin Jendra sebelum menenggak minumnya.

"Jam 2 lo harus udah ada disini, lebih dari itu ada konsekuensinya."

Jendra mengangguk. sedekat apapun mereka dikelas jabatan tetaplah jabatan. perintah Junandifa tentu sangat berpengaruh untuk tim basket. Arshen mengaitkan tasnya tanpa ikut merebahkan diri seperti Jendra dan anggota lain. gerak tubuhnyaa jelas terlihat bahwa ia sedang terburu-buru.

"Gue ada urusan, lo berdua kalau mau pulang gapapa nanti gue yang simpen bolanya."

Tanpa menunggu jawaban, Arshen segera melangkah menuju sebuah ruangan disisi perpustakaan. terlihat seorang perempuan lebih dulu masuk kedalam ruangan sepi itu.

"mana?"sambut perempuan itu membuka telapak tangannya.

"sebenernya lo denger gak perintah gue?"

"Denger, lo suruh gue deketin laki-laki yang tingginya gak jauh beda sama lo. gitukan?"

Lagi-lagi Arshen harus menahan emosinya, ia heran mengapa bisa mempercayakan rencananya pada perempuan bodoh ini.

"Gue juga bilangkan kalau suara dia sedikit nyaring. kemarin lo denger suara dia gimana?"

Arshen mendelik, Ia mendorong pundak perempuan itu kasar,"Terus kenapa masih salah?! gue cuma minta lo deketin dan gak lebih, gitu aja lo gak bisa!"

"Iya maaf."

Arshen mengeluarkan amplop berwarna coklat yang berisikan uang dari dalam tasnya, "Ini bayaran lo, setelah ini jangan muncul didepan gue apapun alasannya!"Tegas Arshen.

perempuan itu menahan tangan Arshen sebelum mengambil uang pembayaran atas kerjanya,"Lo gak lupa sama janji lo kan."

"Janji? gue bisa jaga rahasia tentang pekerjaan lo, tapi soal pembersihan nama lo yang katanya kotor gara-gara jadi pelacur gue gak pernah janji."

tatapan perempuan itu berubah menjadi sendu, harapan itu terlalu menyakitkan untuk dilupakan,"l-lo brengsek, Arshen! gue emang pelacur tapi gue gak serendah itu buat lo bohongin, gue berharap nama gue jadi lebih baik setelah lo bela gue didepan semua orang, cuma itu yang gue mau."

𝐇𝐄𝐓𝐄𝐑𝐎𝐓𝐑𝐎𝐏𝐇𝐈𝐂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang