Syahdan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Datanglah Kayla dengan sedikit berlari menghampiri Syahdan. Raut wajahnya nampak khawatir karena Syahdan pulang dengan pakaian yang sudah basah.
"Kakak nggak papa? "
"Nggak papa kok"
"Bajunya basah banget Kak"
"Tadi dijalan hujan lagi jadi Kakak lanjutin perjalanan aja karena bentar lagi shalat magrib"
"Ya udah Kakak cepat ganti baju nanti Kayla buatin minuman hangat"
Syahdan mengelus kepala Kayla "Ya udah Kakak ke kamar dulu"
Syahdan memasuki kamarnya lalu menggantungkan tas ditempatnya. Setelah itu Syahdan dengan cepat memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak membutuhkan waktu lama Syahdan sudah siap dengan pakaian Muslimnya. Tak lupa pula memakai peci dan menaruh di atas kepalanya.
Syahdan menghampiri Abinya yang sama sepertinya telah siap ingin pergi ke Masjid. Di luar hujan sudah berhenti, tidak sederas tadi.
"Buat minumannya setelah Kakak pulang dari Masjid aja ya"
"Iya Kak"
"Ayo kita pergi ke Masjid"
"Iya Bi"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
***
Sekarang Kansa tengah meloncat-loncat di atas kasur. Ia sungguh masih membayangkan kebersamaanya bersama Syahdan hari ini. Sebelumnya Kansa tidak pernah sebahagia ini dalam memperjuangkan cintanya. Kansa merasa perjuangan cintanya sepertinya tidak sia-sia.
Tapi seketika senyum Kansa memudar ketika mengingat kembali perkataan Syahdan. Memang benar seharusnya Kansa tidak terlalu memikirkan tentang apakah Syahdan mempunyai perasaan kepada Aisyah? Kerena pada dasarnya Syahdan memang berhak mencintai perempuan lain.
Tidak, Kansa tidak siap jika Syahdan mencintai perempuan lain. Bahkan Kansa tidak bisa kalau tidak memikirkan siapa yang sedang dicintai Syahdan.
Egois memang, tapi itulah Kansa. Ia begitu menginginkan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Bahkan Kansa tidak mau sakit hati berulang kali oleh lelaki yang dicintainya. Papanya yang sangat dicintainya dulu sudah memberi luka yang mendalam.
Kansa tersenyum tipis, Papanya sampai sekarang masih tidak memikirkan dirinya. Tidak mau tahu tentang kondisinya sekarang.
Kansa menatap langit kamarnya, jika hidup bisa dilbilang langit kamarnya telah menjadi saksi kesedihannya. Serta bantal yang menjadi basah ketika Ia sedang menangis dan guling yang selalu dipeluknya. Sedih dan selalu merasa sendirian di rumah yang luas ini.
Kansa mengusap air matanya, Ia tidak boleh menangis. Ia harus menjadi wanita yang kuat seperti Mamanya.
***
Kansa melangkahkan kaki begitu semangat memasuki Sekolah seraya membawa bekal spesial yang dimasaknya sendiri. Jangan dipikir Kansa setiap hari menyiapkan bekalnya sendiri. Tidak, Kansa sama sekali tidak menyukai membawa bekal karena Ia lebih suka makan saja di Kantin. Tapi kali ini Syahdan yang bisa membuatnya melakukan seperti ini. Mengenai tentang kemarin Kansa ingin memberikannya sarapan.
Kansa tersenyum senang ketika melihat Syahdan berjalan di depannya. Dengan langkah kaki yang begitu bersemangat, Kansa menghampiri Syahdan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl VS Cowok Alim [On Going]
Ficțiune adolescenți*Slow Update 1#ketuarohis 2#cintaislam 2#calonimam Kansa Fadhila Safitri, gadis yang terkenal kenakalanya. Disekolah barunya Ia bertemu lelaki alim yang sudah memikat hatinya sejak pertama kali bertemu. Kansa baru pertama kali mencintai seorang le...