7. Anggota Baru

295 36 7
                                    

Dia benar benar terpental jauh hingga keluar dari bar dan merusak pintu masuknya.

"1 tumbang!" (Saito)
________________________________

Memperhitungkan jika ada sekiranya 30 orang di dalam bar dengan ruang sempit, dia tidak boleh terlalu merusak properti milik calon anggotanya setelah melihat pintu yang rusak..

"Ah, iya... Bagaimana kalau kita adu panco saja? Jangan merusak barang barang di sini, Ossan." (Saito)

"Sial, bajingan tengik ini!" (Bajak laut lain)

*Menarik pedang

Bajak laut itu berlari sambil menebaskan pedangnya ke arah Saito.

"Kalian ini benar benar tolol." (Saito)

*Slashh *Suara bagian tubuh yang terlepas dan jatuh

Bajak laut itu tersenyum ketika melihat serangannya berhasil melukai Saito.

"W-Woah, Sakit! Sakit! Sakit!..." (Saito) Dia berteriak kesakitan sambil menutupi matanya seakan akan sedang menangis.

"Heh, lihat itu bajingan." (Bajak laut) Ucapnya dengan seringai tawa terdengar.

"Jodandayo~!." (Saito) Salah satu jari yang menutupi matanya dibuka untuk memperlihatkan sorotan mata miliknya yang sedang mengejek bajak laut itu.

*Jodandayo = Bercanda kok~!

Para bajak laut menatap dengan kaget kejadian itu, hingga...

Seketika terdengar bunyi percikan darah yang memancur keluar seperti aliran air.

"A-Apa..." (Bajak laut)

Terlihat sebuah tangan tanpa lengan yang menancap di dada milik bajak laut tersebut.

*Crsshhh

"Rasanya sangat meledak ledak, bukan? Shishishi." (Saito)

Bajak laut lain terlihat semakin menegang, bahkan ada beberapa di antara mereka yang terjatuh karena tidak kuat berdiri.

'Mental bajak laut di laut selain grand line memang lemah, ahahaha.' Benak Saito.

Tepat setelah mengatakan itu, tangan yang menancap di dada bajak laut itu terlihat seperti sedang memeras sesuatu..

*Bughhh

Suara ledakan kecil seperti balon terdengar dalam tubuh bajak laut tersebut.

"Eugh... Kupikir perasaan membunuh manusia akan sama dengan binatang buas. Melihat seperti ini lebih menjijikkan dan... Yah, selanjutnya." (Saito) Dia bergumam sambil menarik kembali tangannya dari tubuh lawannya.

Tentu dia hanya menarik keluar atom atom bagian tubuhnya sehingga atom atom sel sel darah milik lawannya tidak ikut menempel di tangannya.

"P-Pelanggan..." (Atago)

'Ah, aku menakutinya.' Benak Saito.

'Dia kuat... Tapi brutal... Astaga, sudah pasti aku harus menerimanya... Atau nanti aku yang dibunuh_-' Benak Atago.

"Maaf, maaf, Nona, tapi inilah kehidupan bajak laut, shishishi." (Saito)

'Kukira cara tawanya itu imut, tapi sangat menyeramkan...' Benak Atago.

Beberapa menit kemudian, semua bajak laut dalam bar telah tumbang, Saito tidak membunuh mereka, akan lebih baik untuk menyuruh mereka membereskan kekacauan dan mengambil tubuh rekan mereka yang telah mati.

"Jadi, bagaimana Nona? Kau ikut kan?" (Saito)

*Mereka mengobrol dengan suasana adanya bajak laut berserakan pingsan di mana mana.

"Bagaimana aku bisa menolak?" (Atago) Dia tersenyum sambil mengatakan itu.

"Tentu saja kau bisa, itu keputusanmu, kan?" (Saito)

"Tidak, tidak, tidak, cukup, aku akan bergabung ke kelompok bajak lautmu." (Atago)

"Bagus, kamu sekarang adalah anggotaku!" (Saito)

"Namaku Atago, siapa namamu Kapten?" (Atago)

"Saito, Renshi Saito!" (Saito)

'Gila, aku dapat Heavy Cruiser! Tunggu, kemampuannya sesuai dengan di Azur Lane, bukan? Atau dia belum dapat kekuatannya? Atau dia memang hanya mirip?' Benak Saito.

'Tidak apa, dia cantik, bahkan kalau hanya beban.' Benak Saito mengangguk.

"Bagaimana dengan bar ini nantinya, Atago?" (Saito)

"Apa aku harus mengkhawatirkan bar ini ketika aku adalah bajak laut sekarang? Hihi, tenang saja, semua persediaan makanan dan minuman bar ini bisa kau gunakan untuk kita berlayar, Kapten." (Atago)

"Woahhh, kamu hebat, Atago." (Saito)

"Yosh, ayo kita angkut semuanya ke kapal!" (Saito)

"Hahaha, baiklah." (Atago)

"HEY! Bangun!" (Saito)

"Cepat angkut semua persediaan ini, paman paman bajak laut!" (Saito)

'Sialan... Iblis ini...' Benak mereka.

Mau tidak mau, mereka harus menuruti perkataan orang yang ada di depan mereka.

Orang gila mana yang ingin melawannya, ah... Merekalah orang gilanya.

Saito dan Atago berjalan sambil membawa beberapa persediaan, dengan para bajak laut di belakang mereka yang membawa banyak persediaan makanan dan minuman ke kapal mereka di pelabuhan.

"Mereka cukup pintar tidak mengambil kapalku di sini." (Saito)

"Nee, Atago, kau kru pertamaku loh!" (Saito)

"Eh... Jadi kamu benar benar baru memulai berlayar?" (Atago)

"Ya! Dan aku ingin merekrut banyak kru!" (Saito)

"Hm, begitu, apa mereka akan jadi krumu?" (Atago)

"Entahlah, itu kalau mereka mau, hahaha!" (Saito)

"Kalian, apa kalian ingin bergabung ke kelompok bajak lautku? Shishishi." (Saito)

"I-Itu..." (Bajak laut)

"Oh, ya sudah." (Saito)

Mereka ragu, antara ikut atau tidak, jika mereka tidak ikut, mereka harus bagaimana tanpa kapten, apalagi semua dari mereka tidak terbiasa memerintah walau sebenarnya mereka sangat ingin di posisi itu, tapi mental mereka telah hancur akibat seseorang di depan mereka. Jika mereka memilih untuk bergabung...

'Sial, tapi iblis ini menyeramkan...' Benak salah satunya.

Mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya menjawab Saito.

"Y-Ya, kami akan bergabung." (Bajak laut)

"Yosh, kali ini sudah bertambah, shishishi." (Saito)

"Namaku Saito, Renshi Saito, aku kapten kalian sekarang! Hahahaha." (Saito)

"Namaku -" (Bajak Laut)

"Aku tidak peduli, cepat angkut ke kapal." (Saito)

'Y-Ya, Kapten!" (All) Mereka menjawab dengan serempak.

Atago menepuk jidatnya melihat kelakuan Saito.

'Dia seperti bajak laut lainnya, namun juga tidak seperti bajak lainnya, menggemaskan sekali, hahaha.' Benak Atago.

Saito menunjuk kapal miliknya, mereka langsung berlari membawa persediaannya menuju kapal miliknya, Bakuhatsu.

Beberapa menit setelah menyuplai persediaan....

"Hoi, aku akan jalan jalan, jaga kapal ini dengan baik, kubunuh kau jika ada yang merusaknya." (Saito)

"Y-Ya!!" (All)

'Sialan jangan mengancam kami dong, aku jadi ragu ini pilihan tepat bergabung denganmu T_T...' Benak Mereka.

"Ayo, Atago! Aku ingin membeli pedang." (Saito)

"Lebih baik kamu membelinya di Pulau terdekat Reverse Mountain, mereka terkenal dengan banyaknya senjata hebat di sana." (Atago)

"Woah, begitu... Baiklah." (Saito)

One Piece : The Great DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang