Happier Than Ever

1. Married

BAB I
MARRIED

Warning D21+

🌼🌼🌼🌼🌼

Pernikahan adalah satu ikatan suci yang selalu diidam-idamkan oleh Xiao Zhan, seorang pemuda dari kalangan terpandang yang hidup bersama keluarganya di Singapura. Mereka adalah sekelompok orang yang biasa dipanggil "Crazy Rich" karena memang sangat kaya dan tidak pernah berpikir dua kali ketika menghamburkan uang untuk sesuatu.

Menjadi putra dari keluarga kaya raya tidak lantas membuat Xiao Zhan bebas melakukan apa yang dia mau. Dia bukan pemuda biasa. Xiao Zhan memiliki keunikan sebagai pria yang bisa mengandung. Keunikan itu di saat yang sama menjadi aib besar bagi keluarganya.

Keluarga Xiao, keluarga para pebisnis yang sudah bertahun-tahun merajai perekonomian Asia. Mereka tidak bisa membiarkan Xiao Zhan hidup dengan beban itu. Semakin Xiao Zhan dewasa, mereka semakin merasa tidak tenang. Takut terjadi sebuah kesalahan yang berujung penurunan saham bisnis. Hal itu membuat Keluarga Xiao memutuskan untuk menikahkan Xiao Zhan sesegera mungkin.

Awalnya, Xiao Zhan sangat sedih dengan kabar perjodohannya. Namun, setelah mengetahui bahwa dirinya akan dinikahkan dengan putra dari Keluarga Wang, Xiao Zhan sangat bahagia.

Wang Yibo, Xiao Zhan sudah lama menaruh hati kepada pria itu. Sayangnya Wang Yibo adalah lelaki dingin yang sulit untuk ia dekati. Di setiap acara pesta atau pertemuan lainnya, Yibo hanya akan menunjukkan senyum bisnis, tidak ada niatan untuk mengenal lebih baik atau hanya sekadar berteman. Yibo memiliki lingkaran pertemanan yang tidak bisa ditembus oleh Xiao Zhan.

Singapura adalah negara yang sempit, membuat Yibo dan Xiao Zhan selalu bertemu di setiap kesempatan. Meskipun tidak terlihat ada keakraban, Keluarga Xiao dan Keluarga Wang sepakat untuk menjodohkan kedua pemuda itu.

Bagi dua keluarga, mereka sederajat dan saling menguntungkan dalam bisnis. Lagi pula, Xiao Zhan juga dapat memberikan keturunan sehingga tidak ada alasan untuk menolak.

Xiao Zhan pun tidak menolak perjodohan. Hanya Wang Yibo saja yang masih bungkam. Tidak menerima, tapi juga tidak menolak. Keluarga Wang menganggap sikap diam itu sebagai tanda persetujuan.

Beberapa waktu berlalu, dan kini mereka berada di sebuah tempat di mana janji suci diikrarkan. Di sebuah taman yang luas, di salah satu hotel terbaik di Taiwan, Yibo dan Xiao Zhan menikah pada hari itu.

"Aku Wang Yibo, bersedia menerima Xiao Zhan sebagai pendamping hidupku, selalu setia menemaninya dalam susah maupun senang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kami."

"Dan kau Xiao Zhan, apakah kau menerima Wang Yibo sebagai pendamping hidupmu, berjanji akan selalu setia menemaninya dalam susah maupun senang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kalian?" tanya sang pendeta kepada Xiao Zhan.

Xiao Zhan pun menjawab, "Aku Xiao Zhan, bersedia menerima Wang Yibo sebagai suamiku, selalu setia menemaninya dalam susah maupun senang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kami."

Disaksikan oleh dua keluarga besar, beberapa kerabat, teman dan kolega bisnis, Yibo dan Xiao Zhan mengikat sumpah suci, menutup janji sakral itu dengan sebuah ciuman.

.
.
.

Cinta dan kekaguman, terkadang seseorang sulit membedakan antara dua hal tersebut. Yang dirasakan Xiao Zhan kepada Wang Yibo selama ini tidak lebih dari sekadar rasa kagum. Yibo memang layak dikagumi. Wajah rupawan, karir cemerlang dan kharisma yang dimiliki membuat siapa pun terpesona kepadanya.

Xiao Zhan hanya melihat pria itu dari kejauhan. Dia sama sekali belum tahu seperti apa sifat Wang Yibo yang sesungguhnya dan bagaimana pernikahan mereka akan berjalan kelak. Yang Xiao Zhan tahu, Yibo adalah sosok pria yang sempurna. Memilih Wang Yibo sebagai pendamping hidup adalah hal terbaik yang pernah dilakukan oleh Keluarga Xiao untuknya.