6. Heart Break

3.4K 437 258
                                    

Klik di atas untuk mendengar lagu Billie Eilish ft DJ Khalid - Lovely

🌼🌼🌼🌼🌼

Xiao Zhan terbangun dengan tubuh yang sedikit demam pagi itu, setelah malam sebelumnya Yibo meninggalkannya di pesta sendirian. Xiao Zhan terpaksa pulang dengan naik taksi.

Yibo sendiri tiba di rumah sebelum Xiao Zhan, tapi pria itu sama sekali tidak bertanya bagaimana Xiao Zhan pulang, tidak juga menanyakan kenapa kondisi Xiao Zhan basah kuyup.

Pagi itu, Xiao Zhan bergegas ke kamar mandi, kemudian pergi ke dapur seperti biasa, menyiapkan sarapan dan bekal makan siang untuk suaminya.

"Uhuk! Uhuk!"

Mary yang saat itu tengah membantu di dapur mengalihkan tatapannya ke arah sang majikan, melihat wajah Xiao Zhan begitu pucat. "Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya Mary.

"Tidak apa-apa. Hanya sedikit flu," jawab Xiao Zhan.

Yibo keluar dari kamar, tampak berjalan cepat menuju pintu. Melihat itu, Xiao Zhan bergegas mengejar suaminya.

"Yibo, Yibo, tunggu! Kau tidak sarapan?"

"Aku sibuk," jawab Yibo singkat. Pria itu dengan cepat melewati pintu.

Xiao Zhan mendudukkan dirinya di sofa dengan wajah lesu. Yibo bersikap jauh lebih dingin dibandingkan biasanya.

"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya Mary seraya menatap prihatin.

Xiao Zhan menyandarkan kepalanya pada punggung sofa, memijat pelipis, merasakan keningnya sangat panas. "Mary, bisa tolong ambilkan obat demam?"

"Huh? I-iya, Tuan." Mary bergegas mengambil kotak P3K dan mengeluarkan obat demam dari dalam sana.

Tidak berselang lama, Mary kembali dengan membawa nampan berisi segelas air dan obat, juga piring berisi sepotong roti panggang. "Tuan, tidak baik jika minum obat dalam kondisi perut kosong. Sebaiknya Tuan makan dulu."

"Tidak apa-apa. Tidak usah." Xiao Zhan langsung menenggak obat demam itu dengan air putih. "Aku mau tidur. Bangunkan aku pukul dua belas, aku ingin mengirim bekal makan siang untuk Yibo."

"Tapi, Tuan---"

"Ingat, pukul dua belas siang," ucap Xiao Zhan kemudian melenggang pergi. Lelaki itu berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Fida yang sempat berpapasan dengan Xiao Zhan sontak menghampiri Mary dan bertanya, "Tuan Zhan kenapa? Dia kelihatan sangat pucat."

Mary berdecak kesal. "Tuan Zhan demam, tapi dia masih saja ingin mengirimi suaminya bekal makan siang!"

Fida menghela napas panjang. "Untuk apa, sih?! Lagi pula bekal itu tidak pernah dimakan."

"Kau tahu Fida, aku benar-benar kasihan kepada Tuan Zhan. Kalau aku ada di posisinya, mungkin aku sudah meminta cerai," ucap Mary.

"Kau yakin?" tanya Fida. "Tuan Yibo sangat kaya dan kau tidak perlu menjadi pelayan di negeri orang seperti ini. Cukup duduk manis di rumah dan---"

"Aish! Aku bilang, jika aku di posisi Tuan Zhan! Tuan Zhan sangat kaya, bukan? Dia tidak butuh uang Tuan Yibo untuk bisa hidup!" sanggah Mary.

"Okay, fine. Sebaiknya kita kembali bekerja. Kita sudah terlalu lama bergosip," ucap Fida mengakhiri percakapan.

Mary memutar bola matanya malas. "Yeah, kau benar."

Dua gadis itu pun kembali bekerja seperti biasa.

.
.
.

Sekitar pukul setengah sebelas siang, ketika Fida sedang membersihkan lantai dua, gadis itu melihat Xiao Zhan membuka pintu kamar dengan wajah yang sangat pucat dan lelah.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang