Mau tau seantusias apa kalian liat notif ini setelah lamanya gak update!
Absen bacanya jam berapa aja nih!
Sini ngumpul pembaca setianya karya Nara!
___
Mau minta komentarnya di setiap paragraf buat akhir chapter ini aja, bole?
___
"Sesingkat apapun kisahnya, melupakan bukanlah hal yang mudah."
~Violetta Revalina
___"Terkadang waktu yang singkat memiliki kenangan yang hebat."
~Edgar Satrio Aditya
___"Sesingkat apapun kisahnya,melupakan bukanlah hal yg mudah."
"Harus di paksa agar terbiasa."
"Fase Ikhlas itu, Tersiksa, terpaksa, terbiasa."
~Alan Adhi Atmajaya
___
"Lelah bukan berarti menyerah."
"Dunia saja sementara, masa kamu menginginkan dia selamanya?"
~Zanna Kirania
____
Cklekk
Hal pertama yang ia lihat adalah kamar yang sangat bersih dan rapi. Semuanya tertata rapi di tempat masing-masing.
Namun..
Hal yang membuatnya sesak adalah sepi, sangat sepi. Banyak kenangan di kamar ini yang terus berputar di otaknya yang membuatnya sesak.
Matanya seolah melihat bayangan Olivia yang membersihkan kamar mereka, mengomelinya telat bangun, memasangi dirinya memakai dasi, belajar dengan setumpuk buku yang membuat gadis itu tertidur di meja belajar.
Sakit, rasanya sangat sakit. Wajahnya memancarkan aura kosong ke depan. Bajunya kusut, rambut acak-acakan, mata yang panas dan memerah.
Alan memejamkan matanya menikmati panasnya lelehan air mata yang keluar dari pelupuk matanya. Menangisi mengapa kamar ini menjadi sangat sunyi.
Biasanya pasti sehabis nongkrong bersama teman-temannya, Alan selalu melihat kehadiran gadis itu saat pertama kali membuka kamar. Baik mengerjakan setumpuk tugas, menonton, vidio call-an dengan kedua temannya, membersihkan kamar mereka, dan masih banyak lagi.
Sekarang, begitu sangat sunyi. Bahkan gorden yang selalu di buka pagi buta gadis itu kini masih tertutup rapat. Cahya kamar ini menjadi sangat minim.
Alan mengigiti bibir bawahnya dengan rahang yang mengeras. Apa boleh buat ia mengulang waktu kembali.
Alan sangat menyesal, Tuhan!
Matanya mendongak keatas melihat foto pernikahan mereka dengan pose dirinya mencium kening gadis itu dengan wajah sangat datar kontras dengan Olivia yang memaksa tersenyum lebar.
Lelehan air mata itu kembali jatuh.
Mengapa Tuhan? Mengapa begitu sesak? Cobaan apalagi ini?
Alan memegangi dadanya yang sesak dengan nafas yang memburu. Ia sangat menyesal. Tapi, apa bisa buat dengan waktu yang tidak bisa di ulang kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALAVIA (TERBIT)
RomanceDijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sosial media, vote, dan komen disetiap chapter. - Alan sang ketua geng motor yang dikenal banyak orang...