Hello Again, Geo!

7 1 0
                                    

Bagaimana pendapatmu tentang hidup kembali sedangkan kehidupanmu tak semudah itu untuk dijalani? Bisa dibilang berat untuk dilewati, tetapi kamu juga tak ingin mati dan merasakan rasa sakitnya. Aku tidak percaya dengan kalimat, "Setelah mati, semuanya akan terasa ringan. Beban di dunia tidak akan mengikutimu ke liang lahat."

Aku tidak percaya. Karena kematian itu sendiri menyakitkan, apalagi kehidupan setelahnya. Ditambah lagi, jika kematianku tidak mengubah apa-apa. Seakan-akan, aku hanyalah tokoh figuran yang dapat ditendang kapan saja. Sampai ketika aku bertukar ingatan dengan Anna, aku mulai merasakan metafora penuh warna-warni yang terlukis di ingatanku.

Anna memiliki ingatan yang indah dan menyenangkan. Sayang sekali karena dia malah malah lupa ingatan. Memangnya apa yang kulihat dari ingatan ini? Bumi, sebuah tempat yang pernah Geo ceritakan. Tempat itu ada dan aku menemukannya langsung dari ingatan salah satu penghuninya, Anna.

Namun, semua warna-warni itu tidak seindah kelihatannya. Semakin lama, makin mencolok warnanya, saling bertabrakan, menyilaukan, beberapa luntur dan berubah menjadi hitam kelam. Ini menjadi mengerikan karena aku terlanjur melihat keindahan yang ternyata tak bertahan lama.

"Apa yang kau lihat, Emma?" Pertanyaan Anna membuatku reflek menarik napas panjang. Dari semua warna-warni ingatan tadi, hanya bercak merah darah yang meninggalkan jejak paling mencolok. Aku kehabisan kata dan bingung harus menceritakan bagian mana.

Ingatan yang muncul tepat setelah kami saling menempelkan dahi berbentuk percikan-percikan cat warna yang saling melukis satu sama lain. Aku melihat banyak senyuman, tangisan, kebahagiaan, dan rasa sakit di saat yang sama. Membuatku pusing dan emosiku menjadi kurang stabil.

"Kau tak apa?" Sepertinya Anna mencemaskanku. Bibirku pucat selepas pembagian ingatan itu, rasanya mau mual. Terlalu banyak memori yang kuterima dan aku tak tahu apakah daya tahan tubuhku cukup untuk menerimanya.

Tak lama, suara Anna yang terus menanyakan keadaanku memudar. Sepertinya aku kehilangan kesadaran perlahan. Bagaimana mungkin? Atau jangan-jangan ini bukan dunia nyata? Jujur saja, aku belum bisa menerima semua yang terjadi sepenuhnya. Baik tentang mayat di rumah, Amma yang menjadikanku baterai untuk Anna, pertemuanku dengan Anna, dan ... Geo.

"Tolong jaga Amma, ya. Kuserahkan raga dan separuh ingatanku padamu." Itulah kalimat terakhir yang kudengar dari Anna sampai akhirnya aku benar-benar tak sadarkan diri. Entah pingsan, meninggal, atau apa pun itu. Aku tak tahu apa nama keadaan yang barusan kualami. Sampai tiba-tiba aku siuman dalam keadaan yang aneh.

Amma, sepertinya dia menidurkanku di kasur. Sedangkan dirinya terlelap sambil terduduk di lantai. Sesuatu berubah, entah bagaimana caranya aku bisa mengendalikan tubuh robot ini. Rasanya seperti memiliki tubuh baru yang bisa kukendalikan sepenuh hati. Apakah aku hidup kembali?

"Amma?" Tunggu, ini bukan suaraku.

"Ameera? Kau sudah bangun?" Ah, aku mengerti. Anna meminjamkan raganya dan memintaku untuk menjaga Amma. Namun, rasanya meragukan. Maksudku, aku senang karena bisa hidup kembali, tetapi mengingat seperti apa kehidupanku sebelumnya, rasanya ragu untuk melanjutkan kehidupan lamaku.

Benar juga, ini adalah raga Anna yang berarti aku akan melanjutkan hidupku sebagai Anna yang penuh kebahagiaan dan dekat dengan hampir semua anak, bukan Emma. Sepertinya akan menyenangkan.

"Coba, katakan bagaimana perasaanmu sekarang? Apa kau mengingat Amma-mu ini? Apa kau merasa pusing, lelah, mual, atau semacamnya?–"

"Amma," ucapku sembari menepuk pelan pundak Amma, memintanya tenang. "Aku baik-baik saja."

Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba Amma menjatuhkan pelukannya padaku, kali ini lebih erat dari biasanya. Aku lupa sudah berapa kali Amma memelukku seharian ini, yang pasti ... aku suka dipeluk. Rasanya hangat dan nyaman. Seakan-akan itu sudah menjadi sebuah candu bagiku dan aku tak mau lagi melepaskannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tolong, Jangan Peluk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang