'Suster Ann! Kau memang yang terbaik!'
'Lilly sudah bisa mencuci baju ya'
'Aku lapar Suster Ann'
'Hahaha! Lilly benar-benar menggemaskan!'
'Aku sangat menyayangimu Suster Ann'
'Aku membencimu-'
.
"Hahhh!.. hahhh... hahh...hahh.." nafasnya memburu akibat mimpi buruk.
Cahaya pagi menyilaukan pupil mata biru Lilly, ia bergerak perlahan dan mulai menata rambut kusutnya. Sesekali Lilly menyentuh kelopak mata, agak bengkak namun tidak separah yang ia kira.
"Apa sekarang aku terlihat menyedihkan?.." gumam Lilly dalam kesendiriannya
Tok tok tok!
"Hei!!! Kau mau makan atau mau mati?!!!"
Lilly terkejut mendengar suara anak kecil yang meneriakinya dan menghujani pintunya dengan dentuman jemari yang keras. Ia juga sangat bingung terhadap perilaku dan perkataan anak itu, terasa sangat
'kasar...' batinnya.
Dengan tidak sabaran anak kecil itu membuka pintu secara paksa dan menatap Lilly terang-terangan. Didekatinya Lilly dan mulai mengoceh.
"Mau sampai kapan kau seperti ini? apa kau tidak takut dengan Ayah?"
Lilly hanya bisa terdiam melihat tingkah gadis kecil ini. Rambutnya hitam legam terurai indah, sorot matanya tajam tanda tak suka, dan ia juga menggenggam boneka kelinci dengan kasar.
"Apa mulutmu dijahit oleh Paman Steve? Apa lidahmu dipotong?" Ocehnya membuat Lilly sedikit bergidik ngeri
"Ku harap kau masih bisa bertahan-"
"Nona Ashley, Tuan Hammel memanggil anda.." saut Hellen memecah konflik diantara keduanya
"Tchh.. ku peringatkan kau!" cibir Ashley si gadis kecil itu dan berlalu begitu saja
"Nona Lilly juga sebaiknya bersiap-siap sekarang, sudah waktunya sarapan pagi"
Lilly mengangguk dan segera mempersiapkan dirinya secepat mungkin karena ia tidak ingin keluarga baru mengecapnya sebagai anak pemalas, dan Lilly juga tahu bahwa yang ia lakukan kemarin adalah kesalahannya, jadi ia tidak ingin merusaknya kali ini.
Ia segera bergegas keruang makan dan memantapkan hatinya agar tidak mudah goyah dengan hinaan dan celaan dari mereka lagi. Dilihatnya dari kejauhan beberapa kursi masih kosong tanda anggota keluarga yang lain masih berada dikamar, pikirnya.
"Selamat pagi.." ucap Lilly membuka percakapan kepada mereka
"...."
Nihil, tak seorangpun membalas salamnya. Lilly yang menyadari hal itu hanya bisa tertunduk malu dan duduk dikursi tempat ia pertama kali datang. Disadarinya beberapa anggota keluarga Hammel tidak ikut makan bersama, kursinya tetap kosong.
"Semuanya mari makan"
Lilly mendengar kata itu lagi, sedikit demi sedikit ia mulai paham dengan tata krama dimansion ini. Pikirnya ialah segala sesuatu yang dilakukan keluarga ini hanya atas dasar izin dan perintah dari Tuan Hammel.
Semua anggota keluarga yang ada pun mulai makan dan diam tanpa satu patah kata. Lilly mengikuti pergerakan mereka dan tiba-tiba sesuatu terjadi.
Braakkk!
"MANA DAGING ANJING KESUKAANKU???!!!" Teriak Jack histeris setelah menghantam meja dengan kepalan tangannya
'Daging.. apa?!' Batin Lilly terkejut sambil melihatnya tidak percaya
"HELLEN BODOH MENGAPA KAU TIDAK MENYEDIAKAN MAKANAN FAVORIT KU?!" Marahnya hebat dan memelototi maid itu dengan nafas kasar
Hellen mendekati Tuan muda Jack lalu segera membereskan kekacauan dimeja makan dan mengambil beberapa makanan yang tidak disukai tuannya, namun seketika Jack dengan tangan kasarnya menodongkan wajah Hellen tepat diatas meja makan dan mengambil posisi hukuman untuk maid itu.
Lilly sangat terkejut dengan tindakan keluarga ini, begitu aneh dan membuatnya takut. Gerak-gerik mencurigakan, perkataan yang begitu kasar, juga perilaku yang sadis.
"Dasar perempuan jalang!"
Jake dengan kasar menjambak Hellen tanpa belas kasih, lalu tiba-tiba ia mulai melucuti pakaian wanita itu secara paksa hingga membuat dirinya terangsang.
"Kau harus dihukum!" Bengis Jack menyeringai tepat dimeja makan sambil meraba-raba pelayan itu hingga mencumbu tengkuk lehernya tanpa henti
Lilly yang menyaksikan itu merasa sangat terguncang, spontan diliriknya tiap anggota keluarga Hammel namun mereka terlihat tidak peduli dan melanjutkan ritual sarapan pagi.
Tak henti-hentinya Jack masih melakukan aksi dewasa terhadap wanita itu, hingga akhirnya ia mengeluarkan alat vitalnya dan mulai menyetubuhi Hellen.
"Hentikan.." ucap Lilly mulai geram dan mendapat perhatian dari Ashley yang sedang makan tepat disebelahnya
Meja makannya bergetar, Hellen mengerang kesakitan karena Jack memainkan nafsunya. Suasana dimeja makan sangat menegangkan dan Ashley masih memperhatikan saudara tirinya dengan jahat, Lilly mengepal tangannya sekuat mungkin hingga mendengar Hellen mulai mendesah, Ia tak dapat menahan amarahnya dan tiba-tiba meledak.
"HENTIKAAAANNN!!!!" Teriak Lilly histeris hingga membuat seisi ruangan hening
Seluruh mata keluarga Hammel memelototi Lilly dan membuatnya terperanjat. Tatapan mereka yang kosong membuat Lilly bergidik ngeri, nafasnya mulai tak beraturan sampai ia melihat Hellen yang sedang disetubuhi pun memelototinya seperti itu.
"Ah.. umm a-aku.."
"Dasar anak tidak tahu sopan santun" ucap Audrey, nyonya dirumah itu
"Kau sudah kuperingatkan bukan?"
Lilly seketika bisu, ia tak dapat berkata-kata lagi hingga sulit untuknya bergerak pergi dari tempat itu. Matanya mulai berkaca-kaca, yang dilihatnya kian pahit, keluarga yang tengah makan bersama membiarkan salah satu anggotanya melakukan hal yang tidak senonoh.
Kepalanya terasa pusing, ia merasa mual. Lilly menengadah kebawah tak sanggup mengangkat kepalanya, lalu ia pun mulai terisak dan menahan tangis agar tidak pecah
"Hikss..hiks.."
"Ah perempuan ini merusak moodku saja.." malas pria tampan ini sambil menarik resleting celana
Jack menghentikan aksinya dan mencoba mendekati Lilly, Ia berniat untuk menjadikan anak itu sebagai target selanjutnya.
Robert Hammel selaku kepala keluarga turut menyaksikan kejadian hari ini, namun saat putra sulungnya berencana menghabisi gadis itu ia pun buka suara.
"Hentikan semua ini"
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take me Home [GORE 21+]
Misteri / Thriller"Siapa pun!!.. Tolong aku!!" isak seorang gadis yang berlari di dalam hutan dengan nafas memburu. Dinginnya malam menusuk kulit putihnya bertabrakan dengan langkah kaki yang tiada henti berlari. Gadis itu melarikan diri dari sebuah Mansion, yang kin...