1

69 5 0
                                    

"Apa kau tahu sesuatu tentang orangtua ku Suster Ann?" tanya Lilly dalam keberangkatannya menuju rumah baru

"Maaf sayang, aku tidak tahu apapun mengenai mereka" balasnya dengan senyuman iba sembari mengelus pundak Lilly meyakinkannya "Tapi sayang, ini yang kau mau bukan? kau akan bertemu dengan orangtua mu yang baru, aku yakin mereka akan menyayangimu seperti aku menyayangimu"

"....."

Lilly menatap perut besar Suster Ann dan mengelusnya pelan, lalu ia menciumnya layak memberikan kasih sayang terhadap bayi dalam kandungan. Setelah itu mereka berpelukan saling menitip rindu, Bagi Lilly wanita itu sudah seperti orangtuanya sendiri.

Angin berhembus kencang di depan mereka, dedaunan ikut terhempas tak beraturan. Satu diantaranya hinggap di rambut pirang Lilly, lainnya gugur menyentuh lantai dingin dan berlalu mengikuti arah angin.

Dari kejauhan terdengar suara mobil datang menghampiri Lilly dan Suster Ann. Mobil hitam itu terlihat mahal dan sangat bersih, tak ada satupun lecet atau noda menempel pada badan mobil maupun ban mobilnya. lalu mobil itu pun berhenti, seorang supir keluar dari mobil dan membukakan pintu majikannya.

Mata Lilly terpaku melihat seorang pria tua dengan setelan jas mahal berjalan keluar dari mobil itu dan tersenyum aneh menghampiri mereka. Lilly menggenggam tangan Suster Ann dengan kuat, tatapnya takut melihat raut wajah pria itu. Suster Ann pun mengelus lembut tangannya berusaha menenangkan.

"Selamat sore Tuan Hammel" sambut Suster Ann ramah kepada pria itu

"Selamat sore Suster Ann... dan juga..." Pria itu mendekat kearah Lilly seraya mengambil sehelai daun yang tersangkut dirambutnya "Lilly..." lalu tersenyum

Sontak Lilly bersembunyi dibalik Suster Ann lalu meremas baju Suster Ann kasar, ia merasa takut menatap mata yang tak biasa itu. Tuan Hammel tetap tersenyum melihat tingkahnya, lalu ia pun perlahan meraih tangan Lilly dan membawa Lilly ke sampingnya.

"Maaf Tuan Hammel Lilly agak sedikit pemalu-" ucap Suster Ann menerangkan namun dipotong Tuan Hammel

"Tidak apa-apa Ann, mungkin dia hanya sedih berpisah denganmu" balasnya masih dengan senyuman yang aneh itu

Hening Lilly menatap Suster Ann sedih, ia merasa tak ingin berpisah dengan wanita yang ia anggap seperti ibunya sendiri terlebih lagi setelah melihat calon ayahnya adalah seorang pria tua misterius yang terlihat menakutkan.

Tangan Tuan Hammel masih menggenggam tangan Lilly, jarak diantara mereka sangat dekat hingga Lilly merasa canggung dan tidak nyaman. Tuan Hammel menatap Lilly memastikan kondisinya, Lilly yang menyadari itu pun menyembunyikan wajahnya menunduk takut.

"Baiklah.. ku rasa ini saatnya berpisah Lilly" ucap Tuan Hammel memecah keheningan

"....."

Jarak diantara mereka pun perlahan menjauh, Tuan Hammel menuntun Lilly berjalan kearah mobil. Percakapan singkat mereka membuat Lilly sangat gelisah dan sempat menoleh kearah Suster Ann, matanya berkaca-kaca seakan takut jauh dari wanita yang sedang hamil itu. Dan dengan berat hati ia mulai menerima jalan baru yang akan ia tempuh di keluarga baru.

Terlihat Suster Ann melambaikan tangan dengan haru, Lilly menatap balik dari kaca jendela mobil. Keduanya saling menitip rindu dan berharap bisa bertemu dikemudian hari. Tuan Hammel yang menyadari kesedihan Lilly pun mulai menyentuh pundak Lilly.

"Perpisahan memang berat nak.." ucapnya menenangkan

Lilly menatapnya sedih tak bergeming, belaian Tuan Hammel terasa hangat seperti kehangatan perapian dimusim dingin. Angin berhembus melewati mobil mereka yang berjalan kearah hutan, dingin mencekam mulai terasa ketika masuk lebih dalam suasananya perlahan gelap, dan itu membuat Lilly takut.

"Tutup jendelanya, David"

"Baik Tuan"

Jendela mobil pun dinaikan tertutup, akan tetapi Lilly masih merasa takut ditambah lagi ia melihat lintas perjalanannya menambah kengerian. Decitan kerikil yang terhantam ban mobil terus berbunyi sepanjang jalan, suara-suara dari hutan mulai terdengar jelas ditelinga Lilly. Pikiranya kemana-mana jelas tak beraturan memikirkan sesuatu yang menakutkan, khawatir dan gelisah disetiap gerak geriknya mendapat perhatian dari Tuan Hammel.

"Ada apa?"

"...."

"Kau masih tidak ingin mengatakan satu kata pun?"

Mata mereka bertemu, Lilly terdiam hening melihat tatapan tajam layaknya hipnotis dari Tuan Hammel. Dirinya seakan diberi perintah dan ia patuh akan sorot mata itu, lalu Lilly tertidur disebelah Tuan Hammel dan rambut pirangnya tergerai indah.

"Tidurlah.." bisik pria misterius itu

Tak lama kemudian mobil pun berhenti disebuah Mansion megah ditengah hutan, terpencil, sunyi, namun terlihat sangat bersih. Mansion itu adalah milik keluarga Hammel, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat tersebut.

Menapakan kaki ke dalam hutan pun dianggap kutukan bagi warga kota setempat, karena mereka percaya bahwa ada sekumpulan iblis hidup bersemayam jauh di dalam hutan yang datang untuk menculik satu persatu manusia yang hidup di sekitarnya.

.

.

.

.

.

Take me Home [GORE 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang