"uhh.. dimana.. ini?" sadar Lilly memegang kepalanya sakit.
Lilly terbangun disebuah ruangan gelap yang disinari satu titik api kecil yang lumayan dekat dengannya. Matanya samar-samar mencari sesuatu dikegelapan dan menemukan seorang wanita sedang berdiri menunggu dirinya. Wanita itu terlihat seperti Maid karena pakaiannya ala Dress tahun 80an.
"Bersiaplah, Tuan dan Nyonya Hammel sudah menunggu anda Nona.." ucap Hellen si Pembantu rumah tangga keluarga Hammel.
Hellen mendahului Lilly dengan berlalu entah kemana, dan karena tidak ingin sendirian Lilly pun memberanikan dirinya mengikuti Hellen dijalan kegelapan yang titik cahayanya ada pada Hellen. Langkah demi langkah membawanya ke sebuah ruangan besar dengan penampakan yang begitu mewah dan bersih, namun berbeda dengan suasananya yang mencekam.
Keluarga besar Hammel duduk di depan meja makan, masing-masing duduk ditempat mereka sendiri dan diam layaknya patung. Lilly berjalan menghampiri mereka namun sesuatu mulai mengganggu pikirannya.
'Mengapa semuanya terlihat begitu tegang?'
Hellen mengarahkan gadis lugu itu ke tempat duduknya, sigap posisi Lilly duduk dan segera ingin menyantap makanan nan lezat yang tersedia di meja makan. Lagi hal itu mulai terasa ketika Lilly hendak ingin tersenyum kepada mereka, suasana menjadi aneh seketika dan ia mendapati tatapan dingin yang menusuk hatinya. Mata mereka seakan mengatakan sesuatu yang kejam, terlihat tenang namun seperti mata jahat.
Lilly terdiam, hatinya sakit mengetahui bahwa dirinya akan disambut seperti ini oleh keluarga baru. Ia mengurungkan niat untuk bersikap aktif dan perlahan menarik dirinya untuk tidak menyentuh sedikitpun makanan itu.
"Dasar anak yang tidak sopan" Cetus Jack anak sulung keluarga Hammel
Mata Lilly terbelalak, ia mendengar langsung celaan hina yang dikatakan oleh salah satu anggota keluarga barunya. Dadanya terasa sesak, nafas mulai tak beraturan menahan rasa sakit dan malu yang ia terima di hari pertamanya sebagai keluarga Hammel. Air matapun keluar menampakan kesedihan yang membendung isi hatinya, dan setelah itu Lilly terisak.
"Semuanya mari makan"
Dan sekali lagi matanya terbelalak, Ia sungguh sangat tidak percaya betapa kejamnya ia diperlakukan dan dianggap tak ada ketika mereka hendak ingin menjalakan ritual yang setiap keluarga lakukan ketika Bersama.
Tuan Hammel memberi isyarat kepada semuanya untuk segera menyantap makanan, dan tanpa memedulikan sekitar anggota keluarga lainnya pun mengabaikan kesedihan sang gadis. Lilly yang diperlakukan seperti itu merasa sangat malu, egonya tunduk melawan kepahitan hidupnya yang baru.
Rintik hujan mulai berjatuhan, tak lama semua anggota keluarga Hammel beranjak tanpa satu patah kata pun, juga dengan ekspresi yang tidak biasa.
2 jam berlalu dan Lily masih termenung sepi diruang makan. Suasana terlihat mencekam, lampu disekitar ruangan mulai padam. Hellen yang bertugas pada malam hari itu melihat Lilly belum beranjak dari kursinya.
"Ku sarankan kepada nona untuk segera beristirahat.. ini sudah larut" ucapnya memecah keheningan.
Lilly menatap Hellen dengan mata sembab agak memerah, lirihnya sulit berkata ia kelaparan. Lilly sempat ingin meminta Hellen untuk membawakan makanan kekamarnya namun Lilly tersentak dengan apa yang ia lihat tepat dibalik pintu Hellen berdiri.
Sepasang mata memandanginya dengan lekuk bibir yang marah, Lilly terpaku namun ia merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Sosok dibelakang pintu itu menampakan wajah seorang lelaki tua dengan perawakan gemuk, dan melihat gadis itu benci.
Karena penampakan itu mulai semakin jelas, Lilly mulai beranjak dan bergegas kekamarnya tanpa mempedulikan Hellen. Diambilnya blanket putih dan bersembunyi didalamnya.
Guyuran hujan semakin deras, walaupun Lilly membalut tubuhnya dengan blanket tetap saja bagian kakinya kedinginan. Dengan bantuan nafasnya sendiri ia bisa menghangatkan tubuhnya walau sedikit. Dan tiba-tiba ia menangis dalam sepi, teringat akan kehangatan panti namun sekarang yang ia rasakan adalah kehampaan, tanpa Suster Ann, tanpa keluarga, dan tanpa kasih sayang.
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take me Home [GORE 21+]
Mystery / Thriller"Siapa pun!!.. Tolong aku!!" isak seorang gadis yang berlari di dalam hutan dengan nafas memburu. Dinginnya malam menusuk kulit putihnya bertabrakan dengan langkah kaki yang tiada henti berlari. Gadis itu melarikan diri dari sebuah Mansion, yang kin...