Sepertinya ini adalah minggu keempat setelah kejadian aku melupakan fakta bahwa aku ini sudah diperistri oleh pria gaib yang sudah memiliki empat istri itu.
Kateliza, menjadi istri kelima bukanlah keinginan Kateliza. Ah, aku hanya bisa mencurahkan hatiku pada catatan kecil ini. Sebenarnya aku bukanlah tipe orang yang senang menulis kisah dalam sebuah buku. Namun, semenjak di sini aku hanya memiliki satu teman, yaitu buku yang sedang kutulis ini.
"Nyonya Liza, aku telah menyiapkan air panas untuk Anda."
Itu adalah suara Helen, kepala pelayan khusus untukku. Aku memiliki tiga pelayan yang dikepalai oleh Helen. Namun meskipun begitu rasanya aku sangat kesepian, seandainya saja ibu dan Katherine berada di sini mungkin aku akan betah.
"Ya." Aku berjalan menuju kamar mandi. Dengan sigap mereka melepaskan satu persatu pakaianku kemudian membantuku masuk ke dalam bak mandi.
"Helen." Aku memejamkan mata tatkala tangan pelayanku mulai memijat tubuhku, nyaman sekali, ditambah lagi pengharum yang dicampurkan pada air mandiku ini.
"Ya, Nyonya," jawab Helen.
"Apa aku sudah menikah?" tanyaku. Pertanyaan yang bodoh, tapi ini membuatku penasaran.
"Tentu saja, Anda adalah Nyonya Kastanov yang kelima."
Aku menghembuskan napasku, menjadi yang kelima rasanya sangat gila.
"Aku tidak suka mendengar kata 'yang kelima'," ujarku.
"Maafkan aku, Nyonya." Dapat kulihat Helen menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bertanya padamu."
"Saya akan menjawab pertanyaan Nyonya," jawab Helen.
"Apa aku sudah menikah?" tanyaku lagi.
"Benar, Nyonya, Anda sudah menikah satu bulan yang lalu," jawabnya.
"Dengan siapa aku menikah?"
"Tuan Kastanov," jawabnya lagi.
"Kastanov itu, apa dia makhluk gaib?"
"Aww." Aku memekik kala salah satu pelayanku memijat kencang kakiku.
"Ampuni hamba, Nyonya, Anda bisa mencambuk hamba," ujar pelayan yang kuketahui bernama Maria.
"Yang benar saja, aku akan mencambukmu jika kau mencambukku terlebih dahulu."
Ini gila, hanya karena dia tidak sengaja, aku harus mencambuknya? Haha.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Helen," ujarku. Aku sungguh penasaran apakah suamiku ini benar-benar makhluk gaib ataukah bukan.
"Tidak, Nyonya, tuan Kastanov adalah manusia yang sama seperti kita," jawab Helen.
"Kalau begitu bagaimana aku bisa melihat manusia bernama Kastanov itu?"
"Tuan Kastanov akan mengunjungi istri-istirinya setiap dua minggu sekali, Nyonya, dan malam ini adalah giliran Anda." Ucapan Helen membuat jantungku berdegup cepat.
Dua minggu sekali? Apa dia ini memiliki puluhan istri sehingga kami memiliki giliran seperti ini?
"Mengapa tidak setiap hari dia di sini? Kau bilang apa tadi? Setiap dua minggu sekali, tapi mengapa aku tidak melihat dua minggu yang lalu?" tanyaku lagi, manusia bernama Kastanov ini benar-benar membuatku sangat penasaran.
"Tuan hanya datang pada malam hari, Nyonya, dikarenakan perjalanan menuju ke sini sangatlah jauh sehingga Tuan sampai pada malam hari," kata Helen.
"Perjalanan dari mana?" tanyaku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kateliza
Historical FictionAku Kateliza. Kisah ini tentang Kateliza. Pahit dan manis hidupku, jangan lupakan rasa asin yang mendominasi karna aku sangat menyukai asin! Hei, apa kalian ingin membaca kisahku? Silahkan baca, karena cerita ini kutulis dari buku berwarna cokelat...