Satu

6.6K 146 45
                                    


Silakan support penulis dengan cara vote, komentar, atau beli karya berbayarnya di karyakarsa dot com garismiring bocahtitipan. Cerita ini bukan cerita muscle bottom. Karena banyak request yang jadi bottom harus yang "terlihat submisif", semoga cerita ini cocok buat kamu, ya. Terima kasih dan selamat membaca!

[ ... ]

Setiap orang punya pahlawannya masing-masing, ya enggak, siiih? Siapa pahlawan buat hidup kamu saat ini?

Mungkin ibumu, bapakmu, temanmu, atau mungkin artis terkenal kayak BTS, NCT, EXO, atau mungkin pejuang betulan kayak mahasiswa yang gugur di Jembatan Semanggi, para pencinta lingkungan, Greta Thunberg, Pangeran Diponegoro, Laksamana Maeda, Ayu Maulida, Anies Baswedan, bisa siapa pun. Tapi ada, khaaan ...?

Bisa jadi pahlawanmu adalah mereka yang ngasih jalan pas kamu darurat harus ke rumah sakit, atau bersedia mempersilakanmu maju pas kamu malas antre, atau pengunjung Alfamart yang narik pintu pas tulisannya memang betulan TARIK, atau siapa pun stranger yang berbuat kebaikan untukmu.

Setiap orang punya pahlawannya masing-masing. Termasuk aku.

Namaku Romi Rahmadian, twenty six, Sulawesi Utaraaa ...! Aku tinggal di sebuah kosan sultan yang isinya cowok semua—dan banyak yang cucok, Shaaay. Dan pahlawanku akhir-akhir ini adalah ....

... Mamoru.

Si Tuksedo Bertopeng.

Tahu, kan, Mamoru? Cowok cakep yang ada di serial Sailor Moon?

Tuksedo bertopengku enggak betulan pake tuksedo, siiih. Kayaknya apa banget gitu pake tuksedo siang-malam di Jakarta. Dia pake jaket kulit item, celana item, sepatu item, semua serba item, sampe ke ransel yang dia gendong pun item. Mungkin tiap hari dia pergi ke pemakaman. Anggap aja gitu, lah ya. And then, dia juga enggak bertopeng, sih. Dia pake masker (karena lagi Corona) dan selalu ada topi di kepalanya.

Jauh banget dari Mamoru yang aku maksud. Tapi gapapa, lah. Kita cocoklogi aja.

Kayak misalnya papaku pernah ditugaskan enam tahun di Sulawesi Utara, jadi aku merasa aku ini perwakilan Sulawesi Utara kalau aku ikut pageant. Meskipun jelas-jelas aku lahir di Rawamangun, Jakarta Timur. Dan papaku sudah enggak tugas lagi di Sulawesi Utara pas aku lahir.

Tapi intinya nih, Shay, selama setahun dua tahun terakhir, aku selalu ketemu sosok "Mamoru" tersebut, each time aku mendapatkan kesialan.

Oke, gini, biar kamu enggak bingung, aku ini ngondek. Udah kelihatan, lah ya? Dan semua yang ngondek pasti sukanya kontol. Dari SMA aku udah rajin ngintip bedeng kuli bangunan berharap bisa ngisep kontol. Lalu pas kuliah, pas KKN, lebih ekstrem lagi aku gabung mandi di sungai bareng sopir truk sampai akhirnya berhasil ngisep kontol mereka. Yaaasss ... aku setergila-gila itu sama seks.

Zaman sekarang, nemuin kontol tuh seperti nemun Indomaret berdiri deketan sama Alfamart. Which is gampang, Shaaay ...! Buka kitab kuning, atau pink, atau oren, atau biru, apa pun deh favorit kamu, lalu pasang foto telanjang dada sambil pose macho ala-ala di tempat gym, berharap bisa nyangkut satu homo buat nempong kamu. Bikin kesan kamu tuh manly, meski kenyataannya ngondek tujuh turunan. Gapapa. Semua homo kalau udah sange juga tetep lanjut aja tuh ngeluarin kontolnya buat disepong.

And I did that every single time.

Jadi, selama bertahun-tahun terakhir, aku enggak pernah kehabisan kontol.

Hingga akhirnya, Coronceu datang ke Planet Bumi, dan menghancurkan keharmonisanku bersama kontol-kontol warga Jakarta yang doyan diisap. Aku jadi jarang keluar, jarang ketumbaran, jarang ketemu kontol, rasanya hidupku ini memasuki fase sial sepanjang hayat.

(3) MamoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang