Orang orang selalu menempatkan kesalahan sebagai pusat, padahal banyak kebaikan yang dilakukan tapi dilupakan.
Ga keberatan kalau siapapun mau marah, pasalnya memang Haikal yang salah. Pergi tanpa bilang, juga tanpa kabar.
Tapi niat Haikal bukan untuk cari validasi atau lari dari tanggung jawab. Karena hari itu, ada hal yang lebih berat dijalani daripada menjadi ketua osis.
Haikal menarik nafasnya dalam dalam, jantungnya ga sampai untuk berhenti berdetak karena yang terjadi malah jantungnya semakin berpacu.
Saat hakim memutuskan keputusannya, disusul suara ketukan palu sebanyak tiga kali lantas Haikal langsung berdiri.
Dia malas kalau harus mendengar ocehan orang tuanya setelah itu, ujung ujungnya juga mereka yang bakal bertengkar.
Seruan namanya menyahut sahut dari belakang, tapi Haikal tetap yakin untuk keluar dari ruang sidang.
Semuanya selesai, well done.
Kakinya melangkah menghampiri motor yang terparkir di sekitar sana. Cepat cepat dia pakai helmnya, dan segera melesat.
Ban itu kini berputar menginjak aspal. Pukul menunjuk 10.15, memang masih pagi makanya jalanan sedikit ramai.
Tapi Haikal ga permasalahkan, dia tetap menaikan kecepatannya hingga tiba di lampu merah, dia berhenti.
Ting!!
Nyokap.
| Mm mau bicara.
| Kmn km?
| Haikal,,,3 panggilan tak terjawab.
| Angkt tlp mm,
1 panggilan tak terjawab.
Brisik|
Haikal menghele singkat, memasukan lagi ponselnya ke kantung celana. Setelah lampu merah mereda berganti hijau, dia jalankan lagi motornya.
Benar ya, laki laki kalau lagi galau brutal ㅡ healingnya nekat nekat. Haikal semakin menambah laju kecepatan motornya.
"Laki laki nangis itu juga wajar Kal, bukan lemah."
Terbesit kalimat itu dibenak Haikal. Walau wajar, tapi Haikal malu terlihat lemah.
"Jangan cenggeng, Kal."
Deru nafasnya malah membabi, dengan kelajuan motor semakin meningkat dia ga sadar kalau cairan dari maniknya mulai memenuhi pandangan.
Samar samar hanya melihat sekejap benda di depan, dia gatau apa itu tapi saat mendekat.
BRAK!
Tubuhnya merosot terpisah dari badan motor. Haikal terpental hingga habis bobrok helmnya terseret aspal.
Ia meringis dalam pengapnya helm, merintih sakit dengan lengan yang Haikal cengkram kuat kuat.
Matanya melirik tidak jelas dengan mata yang berlinang air, kaca helm depannya retak membuat serpihan masuk mengenai pelipis.
"Akh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh gosh! I love you.
FanfictionFt. Haechan NCT. Rahasia hati, mungkin selamanya bisa jadi rahasia. Tapi hati tetap hati, ada perasaan yang ga bakal pernah bisa disembunyiin.