"Oke, menfess. Ini PR penting buat osis ya apalagi nih anak anak norak kaya kalian yang ga pernah main twitter, catet. Gua ga mau ulangin satu patah kata pun kalau ada yang nanya lagi."
Raka menghela, siap siap buat lanjutin kalimat selanjutnya.
"Menfess adalah sebuah platfrom untuk mengirim pesan secara anonim atau tanpa mengungkapkan identitas si pengirim."
"Contoh gampangnya, misal kalian punya gebetan tapi ga ada nyali buat confess ㅡ nah ke menfess ini jalan tikusnya, kalian bisa ungkapin isi hati kalian di sana tanpa takut ketahuan 'siapa kamu.' dengan artian lain juga, kalian adalah anonim."
"Bukan cuman confess doang ya, ada tips belajar, share pengalaman, tanya tanya, atau misal ada kesan pesan buat sekolah.. Bisa di kirim ke menfess itu."
"Itu ya, menfess. Sekarang gua mau dengar pendapat kalian, ada yang mau tanya?"
Haikal mulai balik maju ke depan lagi, berdiri di sebelah Raka.
"Misal si anonim ini ngirim hal yang nyleneh gimana? Lo tau sendiri kan, kak? Sekolah ga mungkin ga ada murid ngeyel, bandel bandel, apalagi geng Chandra dkk yang ga suka sama osis, mereka pasti bakal ngerusak."
"OOOO GK GITU!" Salah satu nenyela. "Mohon maaf ya dek gua sela, cuman sistem menfess itu pakai bot dan pasti kak ketos udah siapin rules buat siapa aja yang boleh kirim menfess. Jadi lo tenang aja deh, ga bakal ngerusak. Iya kan, Kal?"
Haikal mengangguk sempurna.
"Tapi, ga semua anak punya twitter. Gimana kalau di platfrom insta aja deh?"
Kali ini Raka menggeleng. "Instagram ga 100 % aman, lo kirim menfess dengan niat menjadi pengirim anonim tapi nama akun lo bakal dibaca admin, gimana? Ya kalo share tips tips bermanfaat lo bakal bangga, cuman misal lo confess then lo dicepuin?"
"Oh iya juga..."
"Ada yang mau kasih pendapat lagi?" tanya Haikal, dia sapu pandangan ke sekitar aula buat lihat tangan siapa yang bakal melayang.
"Ga ada? Kalau gitu gua minta persetujuan sama kalian, yang setuju menfess resmi dibuat angkat tangan dan yang ga setuju, cukup diam aja."
"Yang setuju!" Raka teriak.
Hampir satu aula angkat tangannya, cuman emang beberapa milih buat diam.
"Oke, kelihatan ya skornya?" Haikal merekah pelan. "Menfess bakal segera dibuat, tapi tolong diam diam dulu ya sampai kita umumin nanti di twitter."
Gemuruh Aula bikin kuping Keyra sakit rasanya, tapi dia aja juga ikutan teriak teriak kemaungan.
Tapi sejekap aula jadi tenang lagi karena ancang ancang Raka yang bakal siap teriak sampai air surganya tumpah tumpah kalo anak anak ga bisa dijinakin.
Beruntung mereka langsung nurut setelah Raka berdehem cukup keras.
"OKE mungkin sekian dulu infonya dan sampai sini aja gua cukupkan rapat kita, untuk persiapan acara well done ya?? Kita tinggal nunggu hari H, hari ini kita break dulu buat istirahat biar lusa waktu acara ga ada yang ngeluh capek dan lemes."
"Sekian dari gua, maaf kalau ada kurang, salah, dan khilafnya. Semoga kalian semangat selalu, jaga kesehatan dan minum air putih aja jangan milo." Haikal tiba tiba aja ketawa kecil sendiri.
"Oke oke, gua tutup. Sekian, terima kasih. OSIS NEO???"
"YORA YORA URAA HAKE."
"OHYA. MINA SAMA KEYRA? BISA TINGGAL SEBENTAR?"
ㅡ
"HUWAA AKHIRNYA!" Keyra rentangin tangannya tinggi tinggi, sekalian peregangan otot.
Dia hirup banyak banyak udara dikoridor, yang berujung penyesalan karena bau kaos kaki nyengat banget anying.
Tapi gapapa, Keyra ga marah kok. Dia lagi senang, apalagi? Hari ini bisa pulang cepat setelah setengah bulannya dia nge rodi sampai beli stock sekresek koyo sendiri.
"Sumpah ya anjir, nyesel gua masuk osis. Setiap hari badan gua berasa digeprek sama Om Thanos." Raya mulai mengeluh.
"Gua sih setengah nyesel setengah seneng." Keyra balik ngelirik genit ke teman satu bangkunya. "Haikal ganteng banget.."
Raya udah tebak passwordnya, jadi respons dia cukup menghela. "Tapi asli ya, Haikal tuh kadang pengen gua suruh mikir."
"KENAPA DIH??" sewot Keyra.
Raya melirik. "Kebanyakaan project anjing! Belum sebulan sekali pasti event lagi, nanti ga beberapa lama acara mandiri dari osis, terus ini terus itu. Iya kalau dia tuh ketos yang bener bener ketos, lah ini? Ketos mana deh gua tanya yang demen bolos? Aneh banget."
"Kok lo gitu sih!" Selanya cepat. "Kalau bolos bikin dia sedikit tenang kenapa emangnya? Toh Haikal juga ga pernah lari dari tanggung jawab, osis juga baik baik aja tuh dipegang dia? Gapapa tuh."
"Lo ngomong gini karena lo suka sama Haikal Key, kita beda pandangan." Raya menggeleng paruh, mulai eneg sama kebucinan Keyra ini.
"Iya, gua suka sama Haikal. Tapi gua yakin dari semua yang dia lakuin ini pasti ada alasannya. Mungkin aja dia bolos karena butuh?"
"Tau dari mana sih lo? Jangan sok kenal Key, Haikal aja anggap lo ga lebih. Suka mah boleh suka. Udah gila kali lo, obsess bener."
"Haikal ga mungkin suka sama lo, dia baik karena lo temennya. Lo bagian anggota osis dan lo satu sekolahan sama dia. Sadar deh."
Jantung Keyra nyut nyutan, ada yang patah tapi bukan ranting di sana. Ada yang jahat tapi bukan adudu, tapi teman sebangkunya.
"Ray kok lo gitu sih.."
"Kenapa? Just tell about fact, dan juga sadarin lo. Cowok kaya Haikal ga worth it buat lo milikin Key, kelihatan banget ga bisa jaga hati."
"Uneg uneg ya, Ray??" Nada Keyra bergetar. "Lo ga perlu cela Haikal seenak gitu aja. Oke deh, gua ga sedeket itu sama dia, EMANG. Tapi Haikal bener bener baik, lo gatau."
Raya menghela. "Lo udah obsess Key, batas cinta lo udah kelewatan."
"Oh ya? Sekarang gua gatau gimana cara mundur dari batas itu." Keyra sematkan lagi tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh gosh! I love you.
FanfictionFt. Haechan NCT. Rahasia hati, mungkin selamanya bisa jadi rahasia. Tapi hati tetap hati, ada perasaan yang ga bakal pernah bisa disembunyiin.