Chapter 2 🌹

270 54 15
                                    

HAPPY READING 🌹

Hana menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Suasana meja makan yang sunyi selalu kembali Hana rasakan.

Hana menarik kursi di samping kanan sang appa dan mendudukkan dirinya. Hana masih menunduk menunggu sarapannya hingga sebuah suara membuat ia mendongak.

"Ini". Ucap Jongsuk dan meletakkan sebuah amplop ke hadapan Hana. Tapi Wajahnya masih datar .

Hyunsu yang tadi sibuk makan langsung berhenti dan menatap apa yang appanya lakukan .

"A-apa ini appa...?". Tanya Hana bingung.

"Kau bisa membacakan!". Kesal Jongsuk dan Hana pun buru-buru membuka amplop itu dan membaca isinya.

"Undangan pesta?". Tanya Hana dan Jongsuk hanya mengangguk dingin.

"Kau ikut dengan ku malam ini ke pesta kolega ku". Ujar Jongsuk dingin lalu lanjut memakan sarapannya.

Hana yang mendengar ucapan appanya pun terdiam dan terus menatap wajah sang appa. Tak lama senyuman muncul membentuk kurva di wajah Hana. Gadis itu bahagia karena sang appa kembali mengajaknya bicara walau masih dingin tapi ia sangat senang.

"B-benar..appa?"

"Kalau kau tidak mau tidak usah". Ucap Jongsuk dingin dan seketika sebuah pelukan di leher ia rasakan. Jongsuk mengepalkan tangannya kuat hingga garpu yang ia pegang sedikit bengkok.

Hyunsu dapat melihat jika sang appa tengah menahan amarah.

"Terima kasih appa Hana senang sekali". Ujar Hana yang masih memeluk appanya.

"Jangan menyentuh ku!". Marah Jongsuk dan langsung mendorong Hana hingga gadis itu sedikit mundur.

Hana syok dengan perlakuan appanya.

"Ingat! aku memang mengajakmu, tapi bukan berarti kau bisa menyentuh ku sesuka hati!". Kesal Jongsuk lalu berdiri dari kursinya dan melangkah tegas keluar.

Hyunsu yang melihat ayahnya pergi pun menaruh sendok di meja dengan keras lalu ikut berdiri dan meninggalkan meja makan.

Hana yang melihat mereka pergi hanya bisa menunduk dengan air mata yang menetes. Bibi Yun datang dan langsung memeluk Hana. Tangis gadis itu pun pecah dan terdengar sangat pilu.

"Mereka masih membenciku bibi hiks....". Tangis Hana

"Anda yang sabar nona pasti tuan akan kembali menyayangi nona". Bibi Yun ikut sedih melihat Hana yang menangis.

PLEASE STAY WITH ME   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang