"Dit, lo tau singkatan LDR?", Syalsa tiba-tiba mengajukan pertanyaan.
Aditya menjawab dengan yakin,"Long distance relationship, kan?,"
Syalsa terkekeh sedikit,"Salah!" ujarnya.
Aditya menegakan sandarannya pada kursi kayu milik sekolah,"Lah?," Ia heran kemudian menghadapkan seluruh badannya ke arah Syalsa, "Emang apa?," Tanyanya dengan raut penasaran.
Syalsa sengaja memberi jeda sebentar, lalu ia dengan jelas menjawab. "Lelah Dikekang Rindu."
Aditya menutup mulutnya dengan kedua tangan,"Udah klasik, garing lagi!." cemoohnya. "Hahaha," Meskipun katanya garing, Aditya tetap tergelak. "Aduh!," Aditya memegang perutnya yang sakit karena tertawa, "Makanya jangan bucinan wae sia!" lanjutnya.
Tidak ada balasan dari Syalsa. Membuat Aditya merasa ada yang janggal, Aditya menepuk pundak teman sebangkunya itu,"Lo kenapa?."
Syalsa menggeleng lalu sedikit menunduk, memainkan jemarinya.
Aditya makin penasaran,"Lo kenapa si anjir, loyo banget perasaan akhir-akhir ini."
Syalsa tetap diam, membuat Aditya kembali memutar badan ke arahnya,"What happen? Aya naon? Heh! Ngomong!," cerocos Aditya tanpa henti.
Syalsa menatap lurus kedepan, ia tidak yakin ingin mengatakan ini. "Gua—
"Oh gitu! Pantesan." potong Aditya seraya menggangguk paham.
Syalsa memukul kepala Aditya,"Belom! Ih!." kesalnya.
Aditya meringis mengusap kepalanya,"Iya, iya maap. Sok lanjut."
Syalsa menghela nafas,"Gua, putus."
Aditya mengerjap beberapa kali, berusaha memahami kalimat Syalsa dengan otak minimalist miliknya.
"AHAHAHAHAAHAH! Mam? Pus!." ujarnya setelah sekian lama berdiam.
Bukannya sedih dia malah tertawa, daglog. Begitu batin Syalsa.
Aditya memasang wajah serius sehabis tertawa,"Beneran? Kenapa putus? Dia atau lo?, yang mutusin?,"
"Dia, katanya percuma, kita virtual. Gua udah coba nahan, tapi Si Jidan keukeuh ngajak udahan. Gua yakin si ada alasan lain, Dit. Gak mungkin ujug-ujug ngajak putus, sikapnya ge beda akhir-akhir ini, gue yakin! Dia ada yang baru." ujar Syalsa dengan bahasanya.
"Lah, kek mantan gue dong!." celetuk Aditya.
Syalsa memukul meja,"Nah! Bener!."
Aditya memeluk Syalsa serta mengusap bahunya,"Sabar pren sabar! Gue sumpahin lo dapet yang lebih baik!."
Syalsa pura-pura nangis,"Hiks Ko nyumpahin?."
Aditya pun pura-pura nangis,"Terkadang huhu! Sumpah lebih manjur daripada doa! Hiks!."
"Sabar bestie!." lanjutnya, masih pura-pura nangis.
"Iya bestie!." saut Syalsa seraya menepuk-nepuk bahu Aditya.
Pelukan mereka terhenti karena suara Mak Nesa mengintrupsi,"Aku gak diajak?"
"Kamu siapa? Kamu siapa?." ujar Aditya dan Syalsa bersamaan lalu tertawa.
Mak Nesa merengek,"Aaah! Jahat!."
KAMU SEDANG MEMBACA
┈ 𓈊 𓈒 ˲ Just Read and Enjoy The Story : )!
RandomJust read, Baru pertama kali bikin cerita,jadi yaaa maklumin aja. Nana bakal berusaha buat yang lebih bagus lagi,bantu dukung Nana ya!,, Sama sama