┈ 𓈊 𓈒 ˲ Just Read and Enjoy The Story : )!

Huang Renjun-Celengan Rindu

Hai!
Capek ya?
Beda ko aku engga :D
Happy reading!

...

"Jangan matikan HP-mu,"
"kau tahu aku benci khawatir"

...

"Aku kesal dengan jarak!."

"Kenapa?,"

"Yang sering memisahkan kiiita!."

"Kan belum,dodol!."

"Oh iya!,lupa."
"Lo sih,kenapa pindah kota?,siapa yang suruh?,mau gue ajak berantem."

"Nyokap Bokap,emang kenapa? Lo berani sama mereka? Lo bakal bilang ke mereka jangan pindah biar gue tetep disini sama lo? Gitu?."

"Iya, Nanti gue ngomong!."
"Lo pikir gue takut?!,"

"Anjay Rendy!."

"BAAANGET ANJIR!."

"Lemah! Gue kira beneran berani!."

"Berani kok,"

"Halah,Mana buktinya??"

Cup!!

"KABUR!!!."

"REN ANJIR!,SIALAN LO!."

"hahahaha,Kejar dong!."

Teringatlah Alana akan peristiwa dirinya dengan Sang Kasih dahulu,sebelum mereka menabung rindu.

"Ahahaha."

"Ih? Al? Lo kenapa!? Kesurupan!?,"
"Woi! Alana kesurupan!." Teriak Jihan,panik. Sehingga membuat teman se- perbangsatan mereka berkumpul.

"Seriusan!? Kesurupan apaan!?." tanya Sena.

"Ambilin Yasin! Palu!, sama aer keran se-ember!." perintah Dilan.

"Ente mau ngapain?," tanya Davin yang keheranan.

"Bacaain Yasin sambil siram aer, kalo masih belom sadar getok pake palu!." ujar Dilan lalu dibalas jitakan oleh Davin.

"bahlul!." ujar Davin.

"Yaaa~ Sin~!,Kalo gak bisa jangan diterusin," ujar Reyhan yang kebetulan sedang dibelakang meja Alana dan Jihan seraya memegang kepala Alana,seperti Dukun yang sedang mengobati pasiennya.

"Ini siapa!? Keluar! Cepet Keluar! Jangan ganggu kami!." lanjutnya, dengan tangan yang setia berada di kepala Alana.

"Apaan sih!,Gue gak kesurupan ya!."
"Jihan! Jangan ngadi-ngadi lo!."
"Han! Lepasin bodoh! Rambut gue kusut!." ujar Alana seraya melepaskan tangan Reyhan dari kepalanya.

"Yah udahan topeng monyetnya!." ujar Jihan, dan langsung mendapat pukulan kecil dari Alana.

"Pala Lo topeng monyet!." kesal Alana.