Kageet?
Ramein ya gaes.
***Beberapa rekan latihan Magnolia saat itu menjadi amat panik. Mereka yang sudah berhasil menemukan handuk bersih dan tisu segera melakukan pertolongan pertama sementara Ria telah lebih dulu membalas saat Magnolia menjauhkan tangan dari hidung.
"Nggak mungkinlah copot. Kalau gepeng, iya."
Wajah panik Magnolia tidak bisa ditutupi lagi terutama setelah pelatih mereka datang dan memeriksa keadaan anak asuhnya.
"Kenapa ini?"
"Yaya kena bola gara-gara meleng, Coach." Balas Utari, teman sekelas Magnolia. Coach mereka yang bernama Nanda lantas menoleh ke arah belakang lapangan voli, di mana ada jam tambahan untuk kelas dua belas. Begitu tahu siapa yang baru keluar dari kelas, Nanda menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kirain kamu nggak tergoda pesona Malik Galih Kencana." Nanda ikut berjongkok lalu menarik tangan Magnolia yang menolak lepas dari hidungnya, "Sini lihat dulu. Jangan-jangan batangnya copot. Anita, kan, jago banget smashing-nya."
Hidung Magnolia sebenarnya baik-baik saja. Hanya saja, benturan tadi membuatnya sedikit memar dan mimisan. Nanda kemudian meminta Magnolia untuk mendongak sedang dirinya mengelap sisa darah lalu memasukkan kapas ke lubang hidung anak asuhnya tersebut.
"Pesona apaan, sih, Coach? Nggak sengaja meleng tadi." elak Magnolia dengan suara sengau dan mendapat sorak riuh dari rekan-rekannya.
"Alah, ngaku. Lo emang sering lirik-lirik Kak Malik. Tadi juga yang nyuruh latihan di depan kelas ini, lo, kan?" suara Anita yang lantang membuat semua tim voli tertawa.
"Memang lapangan voli di sini, kok. Lo mau main di mana lagi? Lapangan bola?"
Wajah teman-teman Magnolia jelas mengisyaratkan kalau mereka tidak percaya. Lagipula sejak hari pertama sekolah, dia sudah menunjukkan antusias teramat besar pada si tampan yang memang sudah jadi idola sebagian besar jelita jomlo di SMANSA JUARA. Meski begitu, karena tahu saingannya ternyata amat sangat banyak, Magnolia memilih untuk bungkam dan menyimpan perasaannya dalam hati saja.
Lagipula, semua saingannya tersebut tidak mempunyai kelebihan seperti yang dia miliki. Adanya Dimas di dekat Malik memberi kesempatan pada Magnolia untuk bisa dengan puas jelalatan memandangi gebetannya tersebut.
Walau kemudian, ketika Kezia dengan santainya muncul dan mendekati Malik sama artinya dengan dia harus menjauh dari mereka sesegera mungkin.
"Lo nggak mau, kan, gue bikin malu dengan cara kasih pengumuman ke semua orang, kalau lo, bukan saudara gue melainkan anak haram dari selingkuhan Papa? Ntar Mamas malah ikutan malu punya adek kayak lo."
Gara-gara Kezia juga, dia akhirnya hanya berani memandangi Malik dari kejauhan dan seperti yang barusan dia lakukan. Sayang, ujung-ujungnya malah berbuah petaka.
"Udah, abis ini langsung ke klinik, ya. Yang depan sekolah aja. Biasanya sekarang ada dokternya. Ada yang mau nemenin? Sisanya yang tinggal masih lanjut latihan, ya."
Magnolia sempat menolak dan mengatakan kalau dia tidak perlu ke klinik ketika di saat yang bersamaan, anak-anak kelas 12 sudah bubar dari pelajaran tambahan dan secara refleks dia menyembunyikan diri di belakang Anita tepat saat Dimas menjulurkan kepala demi mencari adiknya.
"Kak Dimas, nyari Yaya?"
Magnolia mendorong tubuh Anita sebagai tanda kalau dia tidak perlu bersikap seperti itu. Apalagi saat ini di dekatnya ada Malik yang berjalan dengan santai.
"Ada Yaya di situ?"
Dimas yang sifatnya memang jauh berbanding terbalik dengan Malik yang menolak banyak bicara dengan anak-anak perempuan, membalas sapaan Anita. Dengan cepat Anita mengangguk dan menarik lengan Magnolia yang masih berjongkok di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Unpub Acak )Ketika Cinta Lewat Depan Rumahmu
Teen FictionSudah cetak. Versi lengkap di KBM app dan Karyakarsa eriskahelmi Ketika Cinta Lewat Depan Rumahmu - Eriska Helmi Sepeninggal ayah kandungnya, Magnolia mendapati kenyataan bila dia adalah anak selingkuhan sang ayah dengan wanita lain. wanita yang se...