Prolog

373 41 0
                                    

Haiii frenn....

Aaaaaa ketemu lagi kita....

Pembaca lama atau baru nih?

Pembaca lama pasti tau kan ini ceritaku yang keberapa?

Aku seneng banget sih bisa publish cerita baru lagi.

Oh iya, untuk ceritaku kali ini dibawa santai aja okey.

Dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian!! Baik komentar maupun berupa bintang di pojok kiri cerita okehh!!

Cerita ini akan bikin kalian jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.

Warning!!!

Cerita mengandung kebaperan dan unsur menyebalkan yg bisa kalian merasakan campur aduk perasaan saat membaca.

Siapkan mental kaliann okehh!!

Okey selamat membaca:)

And

Start

*
*
*
*
*
*






Banyak orang berlalu lalang berjalan ke sana ke sini membeli makanan di dalam kantin sekolah. Mungkin jika dideskripsikan oleh seseorang yang sedang mengantri, ada perasaan kesal saat menanti makanan yang mau dia beli. Jika dilihat dari suasananya, mungkin seseorang akan merasa sesak melihat keadaan kerumunan yang jumlahnya sebanyak ini dalam ruangan. Tapi mau bagaimana lagi, soal perut tidak bisa ditunda-tunda. Sepertinya di sini diperlukan taktik cepat dan tepat. Seperti yang sedang dilakukan seorang wanita berambut panjang di seberang sana. Terlihat dia sedang mengantri untuk mendapatkan semangkuk mie goreng pedas kesukaannya. Lihat, dia menepuk bahu orang di depannya, saat orang itu menengok ke belakang, dia langsung bergegas berjalan ke depan orang itu, mengganti posisinya menjadi di depan. Otaknya terlalu genius dalam hal seperti ini. Bagaimana tidak, dia sering melakukan ini soalnya. Jadi sudah terbilang profesional sekali gerakannya bukan. Ya walaupun mungkin terbilang biasa tapi bagi seorang Rea ini adalah permainan luar biasa.

Setelah 30 menit menunggu akhirnya Rea mendapatkan semangkuk mie goreng yang dia pesan. Rea sudah biasa memakannya di kelas sambil membaca buku novel atau tidak sambil menonton drakor kesukaannya. Rea tentunya sudah meminta izin bu kantin untuk membawa mangkuk bersamanya ke kelas. Tenang saja, pasti Rea kembalikan kok mangkuknya. Gak akan dia makan bersama mie gorengnya. Akan seram jika sampai dia memakan habis mie goreng bersama mangkuknya. Kalo baso habis dengan kuahnya sih enak, kalo makan mangkuk? Nyawa Rea akan jadi taruhannya.

Rea sudah sampai dikoridor kelas 11. Dia berjalan sambil bersenandung girang. Tidak sabar menonton drakor yang sudah dia nantikan. Melihat oppa oppa korea yang tampan membuat Rea tidak pernah bosan melihatnya. Saat Rea masih asik bersenandung ria, tanpa dia sengaja dia tersandung saat itu juga. Mie gorengnya melayang terbang ke samping tubuhnya. Rea terjatuh ke atas lantai putih sambil tangan terus memegang mangkuk yang tanpa dia tau isinya sudah terbang entah kemana. Rea mendengus kesal. Dia melihat tali sepatu yang terlepas. Rea menyimpan mangkuk tanpa melihat isinya, terlebih dahulu dia membenarkan tali sepatu. Rea bernapas lega saat selesai membetulkan tali sepatu itu.

"Untung mie goreng gu--mie goreng gue kemana?!" pekik Rea terkaget-kaget. Rea melirik sekitar, dan anehnya suasana di sini mendadak ramai dengan gerombolan orang berlomba berdiri di sisi pagar pembatas koridor yang menghadap ke bawah sana. Rea berdiri, salah satu murid lelaki menghampirinya.

REONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang