"Hari ini schedulenya ada meeting jam 2 sama anak graphic design, terus lanjut buat ketemu beberapa orang brand di luar jam 4, Mbak"
"Okay" jawab Minju dengan nada lelahnya
Sudah beberapa hari ini Minju memiliki jadwal yang begitu padat. Namun, seorang Minju tidak pernah mengeluh dan baginya pekerjaan adalah sesuatu yang jadi prioritas, bahkan jika dibandingkan dengan tubuhnya yang mulai menyerah. Pagi itu, ia sesekali memegangi perutnya.
"Gapapa, Mbak?"
"It' okay. Gak enak aja dikit. Nanti bawain gue air panas aja ya"
Minju dan asistennya menuju ruang meeting pertama mereka di pagi hari. Mereka hendak menyaksikan presentasi salah satu divisi untuk project mendatang. Tidak begitu lama untuk Minju menutup sesi itu karena kesibukannya yang lain
"Okay, dicatet aja feedback dari gue tadi. Lusa kita ketemu lagi buat lihat progress kalian"
"Baik, Mbak"
Minju beranjak dari tempat duduk untuk keluar, tapi kali ini tubuhnya menunjukkan kode benar-benar menyerah. Minju yang semakin lemas hampir terjatuh di dekat pintu.
"Eh eh, Mbak! Gapapa???" tanya sang asisten ditambah riuh orang-orang lain di sana.
Namun, belum sempat menjawab Minju yang semakin lemas akhirnya jatuh pingsan membuat orang-orang semakin panik. Mereka pun segera meminta bantuan dan membawa Minju ke rumah sakit terdekat. Apalagi, sang asisten baru menyadari kalau tubuh Minju begitu panas.
—
Tiba di rumah sakit, Minju langsung dibawa ke emergency room untuk mendapatkan penanganan.
Ia sudah dibaringkan di salah satu tempat tidur kosong di sana. Para perawat mulai menanganinya sebelum dokter datang. Tidak memakan waktu yang begitu lama, seorang dokter datang untuk melihat kondisi Minju. Hanya saja, begitu membuka tirai, dokter itu sedikit terkejut ketika melihat sosok di depannya. Ia pun mulai memeriksa kondisi Minju dan berbicara pada asisten yang menemani.
"Ini karena kelelahan ya"
"Akhir-akhir ini memang schedule Kami padat, dok"
"Untuk sekarang ini bisa dibilang gejala tifus ya. Tapi kita harus lebih memastikan. Jadi akan ada beberapa test sebelum nanti ditangani lebih jauh."
"Baik, terima kasih, dok"
Dokter itu pun keluar dan berjalan ke arah meja admin ER di sana. Ia mengeluarkan HP nya dan mencoba menghubungi seseorang
"Halo?"
"Tumben lo nelfon gue"
Haewon, sahabat Yujin, merupakan dokter yang memeriksa kondisi Minju barusan.
"Jin"
"Hm?"
"Minju di rumah sakit, gue barusan yang nanganin"
"Kenapa???" suara Yujin mulai terdengar panik
"Gakkk tenang aja, gejala tifus. Kecapekan sih gue yakinnya cuma sekarang gue mau ada beberapa test dulu cek darah segala mac-" telfon itu tiba-tiba terputus.
"Halo..halo? Yujin?" Haewon pun sudah tahu apa penyebab tertutupnya telfon itu. Ia pun akhirnya melanjutkan pemeriksaan dan melakukan cek darah pada Minju. Sambil menunggu hasil, Minju tetap di sana dan masih tertidur.
Selang setengah jam, tirai kembali terbuka dan Yujin sudah datang untuk melihat kondisi Minju.
"Dia abis cek darah. Lagi nunggu hasil sekarang" jelas Haewon yang berdiri di samping Yujin